Penelitian ini mengkaji kesiapan sarana dan prasarana di Pantai Pangandaran sebagai destinasi wisata kelas dunia, dengan fokus pada komponen 3A (atraksi, aksesibilitas, dan amenitas). Menggunakan metode campuran (kualitatif dan kuantitatif), penelitian ini menemukan bahwa tingkat kesiapan Pantai Pangandaran masih tergolong "tidak siap" (40,27%), dengan aksesibilitas sebagai komponen yang paling tertinggal. Isu-isu seperti pengelolaan limbah yang kurang baik, keselamatan wisatawan, penataan pedagang kaki lima, dan kenyamanan pejalan kaki menjadi perhatian utama. Meskipun terdapat upaya pengembangan fisik, seperti pembangunan jalur pejalan kaki, implementasinya kurang efektif karena kurangnya dukungan transportasi umum dan pengelolaan limbah yang memadai. Penelitian ini menekankan pentingnya pengembangan yang terintegrasi, melibatkan publik dan privat, serta berfokus pada aspek sosial, edukasi, dan ekologi untuk menjadikan Pangandaran sebagai destinasi wisata kelas dunia yang berkelanjutan.