Cekungan Kutai, Kalimantan Timur, terbentuk akibat konvergensi lempeng Eurasia, Indo-Australia, dan Pasifik. Sedimentasinya monoton, didominasi batuserpih, batupasir, dan batubara deltaik. Subcekungan Delta Mahakam menjadi fokus eksplorasi migas sejak abad ke-19. Lapangan Gas Merdeka, terletak di tengah delta, mulai berproduksi tahun 1998, mencapai puncak pada 2005, dan produksinya menurun sejak saat itu. Produksi utama berasal dari zona "Main" (2200-3800 m), didominasi batupasir mouthbar delta front.
Menurunnya produksi zona "Main" mendorong pengembangan zona dangkal yang memiliki karakteristik reservoir fluvial channel. Penelitian ini bertujuan memahami proses geologi zona dangkal Lapangan Merdeka, khususnya sedimentologi dan stratigrafi, untuk membuat model statik 3D reservoir. Maksud penelitian meliputi investigasi proses geologi yang mengontrol pembentukan zona dangkal, pemahaman karakter reservoir seperti geometri dan konektivitas, serta integrasi model konseptual dan numerik dengan geostatistika.
Tujuan penelitian adalah membangun model geologi statik 3D untuk simulasi reservoir, membuat langkah kerja pembuatan model geologi zona dangkal, dan memvalidasi lokasi sumur pengembangan. Ruang lingkup penelitian terbatas pada salah satu reservoir batupasir zona dangkal (MF4) yang dianggap potensial dan mewakili sedimentasi fluvial. Penelitian dilakukan di kantor Total E&P Indonesia Balikpapan. Aspek yang diamati meliputi stratigrafi, sedimentologi, analisis data/geostatistik, pemodelan statik, dan perhitungan cadangan. Sasaran penelitian adalah model statik 3D reservoir MF4 antara marker SH7 dan SH6.
Hipotesisnya adalah zona dangkal memiliki karakteristik berbeda dari zona di bawahnya, didominasi pengaruh fluvial. Pemodelan statik reservoir MF4 dengan geostatistika dan konsep geologi regional akan menghasilkan model penyebaran fasies dan properti reservoir yang valid untuk simulasi dan validasi sumur. Asumsi penelitian meliputi sistem deltaik Mahakam bergerak ke arah darat/laut sesuai variasi muka laut relatif dan suplai sedimen. Arah sedimentasi cekungan Kutai bagian bawah umumnya barat-barat daya ke timur-tenggara. Pola log kawat merepresentasikan karakter fisik, kimia, dan biologi saat pengendapan. Deposit aluvial (termasuk fluvial) penting sebagai indikator proses alogenik (tektonik, perubahan muka laut). Cutoff reservoir ditentukan oleh peneliti internal Total Indonesia, horison stratigrafi dikorelasikan secara regional, dan variogram merefleksikan geometri dan kemenerusan properti reservoir.
Metodologi penelitian meliputi pemerolehan data, pengolahan data, dan analisis data/sintesis. Pendekatan penalaran deduksi digunakan dengan data sumur bor, seismik, dan analogi singkapan. Model konseptual diubah menjadi model statik reservoir 3D untuk manajemen reservoir. Data yang digunakan meliputi data geologi (log kawat, data batuan inti sebagai analogi), data geofisika (horison stratigrafi, sesar, atribut seismik), dan data reservoir (tekanan formasi, analisa fluida awal). Data diperoleh dari pusat data Total E&P Indonesia.
Tahap pengolahan data meliputi penyusunan data dalam bentuk penampang seismik dan timeslice surface. Korelasi antar sumur menggunakan stratigrafi sekuen untuk membatasi interval penelitian. Interpretasi unit aliran reservoir MF4 menggunakan data tekanan formasi dan batas fluida. Interpretasi fasies pengendapan berdasarkan data log dan atribut seismik. Tahap analisis data dan sintesis meliputi analisis stratigrafi dan sedimentologi (dari data seismik dan sumur) untuk membuat model geologi konseptual. Kemudian, dilakukan pemodelan reservoir statik 3D (model numerik) berdasarkan model geologi konseptual, meliputi pembuatan model geocellular grid, model struktur, model fasies, dan model petrofisika dengan prinsip geostatistika. Integrasi seluruh komponen data diuraikan dalam bentuk sintesis, identifikasi, dan penjelasan mengenai proses geologi yang bekerja.