Analisis perubahan kawasan di Kecamatan Kertajati menunjukkan adanya dinamika kompleks terkait masalah sosial budaya yang terwujud dalam perubahan penggunaan lahan. Gentrifikasi, yang ditandai dengan alih fungsi lahan pertanian menjadi lahan terbangun (bandara dan jalan tol) serta peningkatan lahan kosong menjadi lahan terbangun, terjadi secara signifikan antara tahun 2012-2016. Hal ini juga menyebabkan penurunan kualitas lingkungan seperti banjir dan kebisingan. Terjadi pula peningkatan kualitas bangunan rumah di beberapa desa antara tahun 2007-2016. Kenaikan harga lahan yang signifikan setelah pembangunan BIJB (Bandara Internasional Jawa Barat) memicu spekulasi dan transaksi jual beli, terutama di desa-desa strategis. Peningkatan investasi, meskipun sempat menurun, kembali meningkat setelah BIJB beroperasi, terutama di sektor industri dan perumahan (kost-kostan). Struktur sosial juga mengalami perubahan, dengan sedikit kenaikan jumlah penduduk, peningkatan jumlah penduduk usia produktif (25-35 tahun), serta migrasi yang dipengaruhi oleh relokasi dan peluang pekerjaan terkait pembangunan BIJB. Tingkat pendidikan penduduk meningkat, meski belum signifikan dibandingkan kecamatan lain di sekitarnya. Ukuran rumah tangga cenderung menurun karena penurunan angka kelahiran, meskipun angka pernikahan meningkat.