Pembangunan di Indonesia, yang bertujuan mensejahterakan rakyat, menghadapi tantangan kompleks karena kondisi geografis dan keanekaragaman budaya. Pemerintah mempercepat pembangunan infrastruktur melalui proyek strategis nasional, salah satunya adalah pembangunan Bandar Udara Internasional Jawa Barat (BIJB) di Kertajati, Majalengka. Megaproyek ini diharapkan memberikan keuntungan bagi Jawa Barat, namun juga berpotensi menimbulkan dampak terhadap Kabupaten Majalengka, terutama alih fungsi lahan dan perubahan karakteristik wilayah menjadi peri-urban. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi sejauh mana pembangunan BIJB mendorong terjadinya gentrifikasi di sekitar wilayah pembangunan, dengan menelusuri perubahan fisik, ekonomi, dan sosial yang terjadi, sehingga dapat menjadi pertimbangan bagi pemerintah daerah dalam menyusun kebijakan terkait.