ABSTRAK PEMANFAATAN FLY ASH DAN BOTTOM ASH DARI INSINERATOR SAMPAH KOTA DI TPST BANTARGEBANG DENGAN METODE STABILISASI DAN SOLIDIFIKASI Oleh TIFFANY AZHRA AMANDA NIM: 25323005 (Program Studi Magister Teknik Lingkungan) Pengelolaan sampah di Indonesia, termasuk di TPST Bantargebang, masih mengandalkan metode landfilling yang membutuhkan lahan luas. Insinerasi muncul sebagai alternatif untuk mengatasi keterbatasan lahan, namun menghasilkan fly ash dan bottom ash (FABA) yang mengandung toxic metals dan kontaminan berbahaya dan berpotensi mencemari lingkungan. Oleh karena itu dibutuhkan upaya pengelolaan residu ini. Salah satu upayanya melalui pemanfaatan menjadi bahan konstruksi. Bahan konstruksi tersebut dapat mengkapsulkan kontaminan residu. Namun, terdapat permasalah lingkungan jika dijadikan bahan kosntruksi yaitu potensi keterlindian toxic metals dari FABA. Dalam penelitian, dilakukan analisis potensi keterlindian toxic metals dalam bentuk benda uji yang dilakukan dalam skala laboratorium. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis potensi pemanfaatan FABA sebagai substitusi bahan pencampur dengan metode solidifikasi dan stabilisasi. Uji karakteristik fisika dan kimia awal FABA dilakukan terlebih dahulu terdiri dari kadar air, kadar volatil, kadar abu, analisa saringan, specific gravity, berat volume, kandungan toxic metals, oksida logam, dan pH untuk menentukan FA sebagai pengganti semen dan BA sebagai pengganti pasir. Metode yang digunakan berupa solidifikasi dan stabilisasi FABA dengan menambahkan komposisi semen OPC, pasir, dan air membentuk 3 proporsi rasio yaitu 25% S : 75% P, 50% S : 50% P, dan 75% S : 25% P dengan substitusi 25%, 50%, dan 75%.