20 Bab IV Penelitian IV.1 Bahan Bahan-bahan yang digunakan untuk pembuatan emulgel meliputi air murni (RLI, Indonesia), propanediol (DSM, Swiss), squalane (Nippon Surfactant Industrial, Jepang), isononyl isononanoate (Nisshin Oillio Group, Jepang), siklopentasiloksan (Shin-Etsu Chemical, Jepang), C14-22 alcohols, C12-20 alkyl glucoside (Seppic, Prancis), betain (DuPont, USA), hydroxyethyl acrylate / sodium acryloyldimethyltaurate copolymer atau EMT-10 (Seppic, Prancis), natrium metabisulfit (Merck, Jerman), dipropilen glikol (Asahi Glass,Jepang), asam askorbat (DSM, United Kindom), asam etil askorbat (Corum, Taiwan), disodium edetat (Nagase ChemteX, Jepang), ethoxyglycol (Gattefosse, Prancis), fenoksietanol (Yokkaichi Chemical, Jepang), etanol (Brataco, Indonesia), hydrogenated jojoba oil/ jojoba esters (Floratech, USA), butylhydroxytoluene (Nikki Universal, Jepang). IV.2 Alat Alat-alat yang digunakan pada penelitian ini meliputi homogenizer mixer mark II model 2,5 (Primix, Jepang), homogenizer disperser model 2,5 (Primix, Jepang), seveneasy pH meter (mettler toledo, USA), viskometer brookfield LVDV-II-ultra (Brookfield Enginneering, USA), stability chamber (Binder, Germany), Mikroskop terpolarisasi (Olympus BX53, Jepang), Personal Computer (PC) yang dilengkapi dengan perangkat lunak Design Expert versi 13 dan Minitab versi 19. IV.3 Desain Variabel dan Respon Proses rancangan dan penetapan variabel dan respon berdasarkan pendekatan elemen Quality by Design (QbD) meliputi Quality Target Product Profil (QTPP), Critical Quality Attribute (CQA), dan Critical Material Atttibute (CMA) yang dilakukan pengkajian risiko. IV.3.1 Quality Target Product Profil (QTPP) QTTP ialah dasar desain untuk pengembangan produk dan salah satu hasil turunan dari produk konsep. Secara sederhana dapat dikatakan sebagai spesifikasi 21 produk yang diinginkan. QTTP dapat memberikan petunjuk formulator untuk menetapkan strategi formulasi dan menjaga upaya formulasi tetap efisien. IV.3.2 Critical Quality Attribute (CQA) Sifat fisika, kimia, biologi, atau mikrobiologis atau karakteristik yang harus berada dalam rentang keberterimaan yang sesuai untuk memastikan kualitas produk yang diinginkan. CQA ditentukan berdasarkan skrining awal dan studi literatur melalui analisa risiko. Aspek keamanan, formula & proses, dan kepuasan pelanggan menjadi elemen untuk menentukan paramater yang dianggap kritikal berdasarkan analisa risiko. Tabel IV. 1 Penentuan kategori kritikal dari CQA Penentuan Kritikal dari CQA Kritikal Keamanan Formula/Proses Kepuasan Konsumen Ya Ya Ya Ya Ya Ya Tidak Ya Ya Tidak Tidak Ya Tidak Ya Ya Ya Tidak Tidak Ya Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak IV.3.3 Critical Material Attribute (CMA) CMA adalah karakteristik atau properti fisik, kimia, mikrobiologi, atau biologis dari bahan masukan yang harus berada dalam kisaran, batas, atau distribusi yang dapat diterima untuk memastikan kualitas yang diantisipasi dari bahan dalam proses, eksipien, atau zat aktif. IV.3.4 Penentuan variabel dan respon berdasarkan Penilaian Risiko Penilaian risiko pada bahan baku baik zat aktif maupun eksipien dilakukan untuk mengevaluasi dampak yang dapat dimiliki setiap atribut pada CQA produk. Hasil penilaian dan justifikasi disajikan untuk mendapatkan variabel dan respon yang tepat. Atribut yang risiko tinggi memerlukan penyelidikan lebih lanjut sedangkan atribut risiko rendah tidak memerlukan penyelidikan lebih lanjut. 22 Kategori risiko sedang dianggap dapat diterima berdasarkan pengetahuan saat ini. Investigasi lebih lanjut untuk risiko sedang mungkin diperlukan untuk mengurangi risiko. Tabel IV. 2 Overview Kategori Tingkat Risiko Ringan Risiko dapat diterima secara luas. Tidak perlu dilakukan penyelidikan lebih lanjut. Sedang Risiko dapat diterima. Penyelidikan mungkin harus dilakukan untuk mengurangi risiko Tinggi Risiko tidak dapat diterima. Penyelidikan lebih lanjut perlu dilakukan untuk mengurasi risiko. Adapun kajian tingkat kategori risiko terhadap CQA dalam menentukan kategori CMA-nya sebagai berikut: a. Jika bahan baku mempunyai penilaian CQA dengan kategori risiko tinggi lebih dari sama dengan satu maka termasuk CMA b. Jika bahan baku mempunyai penilaian CQA dengan kategori risiko sedang semua maka termasuk CMA c. Jika bahan baku mempunyai penilaian CQA dengan kategori kategori risiko rendah semua maka tidak termasuk CMA d. Jika bahan baku mempunyai penilaian CQA dengan kategori risiko sedang kurang dari sama dengan 2 maka tidak termasuk CMA. Bahan baku yang termasuk CMA dilakukan justifikasi dan ditetapkan sebagai variabel terkendali pada penelitian tersebut. IV.4 Proses Pembuatan Emulgel Semua konsentrasi bahan-bahan dalam formula sama kecuali konsentrasi EMT-10 dan natrium metabisulfit sesuai dengan yang diterapkan desain eksperimental pada tabel V.4 Pada proses pembuatan emulgel ini dibuat menjadi 5 fase yang terdiri dari fase M, Fase A, Fase B, Fase C dan Fase D. Berikut adalah proses pembuatannya pada gambar IV.1.