1 Bab I Pendahuluan I.1 Latar Belakang Kesadaran penggunaan vitamin C dalam bidang kosmetika dan perawatan kesehatan kulit semakin meningkat. Vitamin C memiliki bioaktivitas sebagai bahan yang dapat menstimulasi produksi kolagen, agen mencerahkan kulit, UV protector, anti-aging, dan mencegah spot hitam pada wajah. Aktivitas utama yang dimiliki vitamin C tersebut diperantarai oleh aktivitasnya sebagai antioksidan (Al- Ninami dan Chiang, 2017; Ravetti dkk., 2019). Produk kosmetik yang mengandung vitamin C di pasaran sangat beragam bentuk sediaannya. Umumnya vitamin C diformulasikan dalam bentuk serum. Akan tetapi serum dinilai kurang memberikan efek melembutkan dan melembabkan kulit. Salah satu upaya untuk memperbaiki hal tersebut adalah memformulasikan sediaan emulgel. Emulgel adalah gel yang terdiri dari fase lipid terdispersi dalam air dan sistem dua fasa yang mengandung molekul air dan lipid. Emulgel memiliki konsistensi yang baik, risiko koalesensi lebih rendah dan viskositasnya lebih stabil. Emulgel mempunyai keuntungan sebagai pembawa hidrofobik yang tidak dapat diaplikasikan pada basis gel (Tadić dkk., 2021; Yani dkk., 2016). Vitamin C merupakan bahan yang sangat sensitif terhadap suhu, cahaya ataupun oksigen sehingga dapat terdegradasi menjadi dehydroascorbic acid akibat reaksi fotooksidasi dan hidrolisis (Sheraz dkk., 2015; Yin dkk., 2022). Reaksi tersebut dapat membuat vitamin C menjadi berwarna coklat, sehingga produk yang mengandung vitamin C ini akan tampak kuning atau coklat yang dapat mengurangi kenyamanan konsumen untuk menggunakan produk (Doseděl dkk., 2021). Untuk mencegah perubahan warna perlu ditambahkan antioksidan, salah satunya adalah natrium metabisulfit. Natrium metabisulfit berfungsi sebagai antioksidan yang dapat mencegah reaksi pencokelatan atau browning karena memiliki gugus sulfit yang dapat menginaktivasi kerja enzim yang dapat memicu reaksi browning (Pratiwi, 2018; Suryani dkk., 2016). Penambahan 0,5% natrium metabisulfit dan 0,0025% EDTA dilaporkan mampu menjaga kestabilan vitamin C pada sediaan 2 sirup (Adepoju dkk., 2014).