7 BAB II GAMBARAN UMUM WILAYAH KAJIAN II.1 Gambaran Lokasi Penelitian Secara geografis DAS Namo berada di antara 1° 21' 56.88" sampai dengan 1° 24' 12.28" Lintang Selatan dan antara 119° 57' 52.22" sampai dengan 120° 0' 33.00" Bujur Timur, dengan batas-batas sebagai berikut : 1. Sebelah Utara : Desa Namo dan Desa Salua 2. Sebelah Timur : Desa Puro’o Kecamatan Lindu 3. Sebelah Selatan : Desa Namo, Bolapapu, dan Desa Tangkulowi 4. Sebelah Barat : Desa Namo dan Desa Salua Secara administratif DAS Namo terletak di Desa Namo, Kecamatan Kulawi, Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah. Gambar II. 1. Peta Lokasi Studi. II.2 Kondisi Topografi Daerah Aliran Sungai Namo memiliki kondisi topografi berupa dataran tinggi yang memiliki kemiringan lahan sangat curam dengan dengan elevasi antara 447 s,d. 1402 meter di atas permukaan laut. 8 Gambar II. 2. Peta Elevasi DAS Namo Gambar II. 3. Peta Kemiringan DAS Namo (Sumber : Hasil Analisis) 7.82% 15.21% 19.09% 19.38% 15.66% 11.45% 7.38% 3.37% 0.65% 9 II.3 Kondisi Geologi Secara regional susunan batuan di sekitar lokasi studi dan daerah sekitarnya dapat diketahui dari berdasarkan Peta Geologi Lembar Poso skala 1 : 250.000 Tahun 1997 dan Peta Geologi Lembar Pasangkayu skala 1 : 250.000 Tahun 2011. Susunan batuan menurut geologi regional dapat diuraikan sebagai berikut: a. Granit Kambuno (Tpkg) terdiri dari : granit dan granodiorit. Granit berwarna putih berbintik hitam, berbutir sedang sampai kasar, terdiri atas granit biotit, granit horenblenda biotit, mikroleukogranit dan mikrogranit horenblenda- biotit. Granodiorit mengandung mineral mafik horenblenda. Granit di Pegunungan Takolekaju menunjukkan umur 3,35 juta tahun sehingga umur Granit Kambono diduga Pliosen. b. Batuan Terobosan (Tmpi, g) terdiri dari : batuan granit dan granodiorit. c. Kompleks Gumbasa (TRjgg) terdiri dari : granit genesan, diorit genesan, genes dan sekis. Litologi batuan di Daerah Aliran Sungai Namo sendiri pada dasarnya terbagi atas 2 bagian yakni; a. Bagian Hulu dan Tengah, terdiri atas berbagai macam jenis genes dan sekis serta batuan terobosan. Umumnya kedap air. b. Bagian Hilir, terdiri atas jenis batuan granit dan granodiorit serta bermacam jenis batuan terobosan lainnya. Umumnya kedap air. 10 Gambar II. 4. Peta Geologi Umum DAS Namo Gambar II. 5. Peta Hidrogeologi DAS Namo 11 Gambar II. 6. Peta Cekungan Air Tanah DAS Namo Sesuai dengan litologi batuan yang ada di Daerah Aliran Sungai Namo, kondisi akifer di sepanjang Sungai Namo dapat dibagi menjadi 2 bagian besar yakni ; 1. Akifer produktif kecil setempat, merupakan daerah sedimen terlipat, lembah atau daerah lapukan tebal, masih dapat diharapkan adanya akifer. Pemunculan airtanah berupa mata air debitnya beragam, di daerah sesar dapat mencapai lebih dari 10 liter sedetik. Akifer ini terdapat mulai dari tengah hingga hilir Sungai Namo. 2. Daerah air tanah langka, merupakan daerah sedimen terlipat, batuan terobosan dan malihan. Curah hujan yang jatuh di daerah ini sebagian besar mengalir sebagai aliran permukaan.. Akifer ini terdapat mulai hulu hingga tengah Sungai Namo 12 II.4 Kondisi Kegempaan Sulawesi merupakan Pulau yang terletak di utara gugusan kepulauan Nusantara dan memiliki tatanan tektonik yang kompleks. Struktur tektonik yang teridentifikasi di sekitar wilayah Sulawesi masih aktif bergerak dan sering menyebabkan gempa. Kompleksitas tatanan tektonik Sulawesi disebabkan oleh aktivitas pergerakan struktur geologinya yang memiliki kecepatan berbeda- beda. Pada kokasi kajian terdapat sesar aktif Palukoro yang melintasi DAS Namo. Sesar tersebut memiliki potensi kegempaan > 7 Mw (Wave Magnitude) dengan slip rate geodetic mencapai 41-45 mm/tahun. Gambar II. 7.