1 Bab I Pendahuluan I .1 Latar Belakang Penelitian keterdapatan unsur kobalt (Co) pada cebakan nikel laterit di Indonesia belum banyak dilakukan. Saat ini penelitian yang dilakukan lebih berfokus pada unsur nikel (Ni), padahal pada cebakan nikel laterit masih ada unsur lain yang bernilai ekonomi misalnya kobalt (Co) dan skandium (Sc). Pada pertambangan nikel laterit, kobalt (Co) merupakan mineral ikutan dari aktivitas pertambangan bijih nikel. Pelapukan kimia pada batuan ultramafik menghasilkan perlapisan profil laterit yang terdiri dari batuan dasar, saprolit, dan limonit. Berdasarkan penelitian kobalt (Co) di Sulawesi, Halmahera, dan Papua Barat (Gambar I.1) konsentrasi tertinggi kobalt (Co) berada pada bagian bawah lapisan limonit antara 0,1-0,3%. (Anbiyak dan Cahyaningrum, 2021), penelitian ini masih berskala regional dan diasumsikan mewakili potensi kobalt (Co) pada cebakan nikel laterit pada suatu pulau, sehingga belum mewakili prospek yang lebih kecil. Gambar I.1 Grafik unsur kobalt (Co) dan nikel (Ni) daerah Sorowako, Weda dan Gag. (Anbiyak dan Cahyaningrum, 2021). 2 B atuan ultramafik sebagai batuan induk pembentuk cebakan nikel laterit sangat erat hubungannya dengan keberadaan ofiolit yang tersebar di Indonesia bagian timur seperti terlihat pada Gambar I.2 (Kadarusman, 2001). Gambar I.2 Distribusi ofiolit di Indonesia bagian timur (Kadarusman, 2001). Pengayaan kobalt (Co) pada cebakan nikel laterit, asosiasi mineral dan jenis batuan induk ultramafik sangat menarik untuk diteliti. Penelitian cebakan nikel laterit di Sulawesi seperti yang dilakukan pada kegiatan eksplorasi nikel laterit di daerah Izin Usaha Pertambangan Operasi Produksi (IUP OP) PT Antam Tbk. Pomalaa, Kabupaten Kolaka, Provinsi Sulawesi Tenggara hingga saat ini umumnya dilakukan dengan target logam nikel, sedangkan penelitian kobalt (Co) sebagai mineral ikutan yang juga bernilai ekonomis pada cebakan nikel laterit yang berasosiasi dengan jenis mineral tertentu belum banyak dilakukan. Penelitian area zona pengayaan kobalt (Co) pada cebakan nikel laterit diperlukan untuk mengetahui tipe cebakan kobalt (Co) dan asosiasi mineralnya, sehingga potensi (Co) dapat diidentifikasi dengan baik melalui kegiatan eksplorasi yang 3 efisien dan terarah serta memberikan kontribusi terhadap pelaporan sumber daya kobalt (Co) sebagai mineral yang memiliki keekonomian pada cebakan nikel laterit. Keterdapatan kobalt (Co) pada cebakan nikel laterit di Indonesia memberikan harapan baru mengenai sumber daya alam yang dapat dipergunakan untuk mendukung transformasi energi fosil kepada energi listrik yang lebih ramah lingkungan. Potensi cebakan nikel laterit yang sangat luas di Indonesia bagian timur memberikan tantangan untuk melakukan berbagai penelitian mengenai kobalt (Co). I.2 Rumusan Masalah Penelitian ini memiliki beberapa formulasi masalah sebagai berikut: a. Belum diketahui jenis mineral yang berasosiasi terhadap pengayaan kobalt (Co) pada zona limonit dan tipe cebakan kobalt (Co) pada batuan ultramafik jenis dunit dan harsburgit di daerah Pomalaa Utara. b. Unsur kobalt (Co) pada cebakan nikel laterit di daerah Pomalaa Utara belum diidentifikasi sebagai target eksplorasi. I.3 Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini di antaranya sebagai berikut: a. Mengidentifikasi jenis mineral yang berasosiasi pada pengayaan kobalt (Co) di zona limonit dan menentukan tipe cebakan kobalt (Co) pada batuan ultramafik jenis dunit dan harsburgit di daerah Pomalaa Utara. b. Menentukan target eksplorasi kobalt (Co) berdasarkan karakteristiknya pada cebakan nikel laterit di daerah Pomalaa Utara. I.4 Batasan Masalah Penelitian ini hanya dilakukan pada area dengan batuan dasar ultramafik jenis dunit dan harsburgit beserta hasil pelapukannya yang terdapat pada wilayah Izin Usaha Pertambangan Operasi Produksi (IUP OP) Tambang Utara yang dimiliki oleh PT Antam Tbk. dan tidak dilakukan pembahasan mengenai kimia mineral pada daerah penelitian. 4 I.5 Lokasi Penelitian Secara administratif daerah penelitian yaitu daerah Pomalaa Utara berada pada wilayah Kecamatan Pomalaa, Kabupaten Kolaka, Provinsi Sulawesi Tenggara. Lokasi penelitian menggunakan sistem koordinat Universal Transverse Mercator (UTM) WGS 84 berada pada koordinat 51 M 345282 – 349282 mT dan 9534881 – 9537881 mU (Gambar I.3) seluas 1.200 hektar terletak di area Izin Usaha Pertambangan Operasi Produksi (IUP OP) PT Antam Tbk. Lokasi penelitian dapat ditempuh dengan perjalanan udara dari Jakarta ke arah timur menuju Makassar sejauh kurang lebih 1.500 km, kemudian dilanjutkan dari Makassar ke arah timur laut sejauh kurang lebih 853 km menuju bandar udara Sangia Nibandera di Pomalaa dan dilanjutkan dengan perjalanan darat dari bandar udara Sangia Nibandera kearah utara menuju lokasi penelitian yang berjarak sekitar 45 km. Gambar I.3 Lokasi penelitian berada pada area kotak warna kuning (sumber: citra google, diakses pada 17 Maret 2024). 5 I .6 Penelitian Terdahulu Beberapa penelitian yang telah dilakukan di daerah penelitian antara lain: a. Simanjuntak, Surono dan Sukido (1993), menyatakan bahwa daerah penelitian secara regional disusun oleh batuan ultramafik yang terdiri dari harsburgit, dunit, wherlit, serpentinit, gabro, basal, dolerit, diorit, mafik meta, ampibolit, magnesit dan setempat rodingit. Penelitian ini tidak membahas tentang keterdapatan kobalt (Co) dalam cebakan nikel laterit. b. Kadarusman (2001), membahas geologi dan distribusi ofiolit di Indonesia bagian timur. c. Waheed (2008), membahas mineralogi kobalt (Co) pada cebakan nikel laterit di Indonesia. d. Kadarusman (2018), membahas tipe kobalt (Co) pada cebakan nikel laterit di Indonesia. e. Anbiyak dan Cahyaningrum (2021), berdasarkan sampel yang berasal dari daerah Sorowako (Sulawesi), Weda (Halmahera) dan Gag (Papua Barat) menyatakan konsentrasi tertinggi kobalt (Co) berada pada bagian bawah lapisan limonit antara 0,1-0,3%. f. PT. Antam Tbk. (2012-2023), menyatakan bahwa di daerah penelitian terdapat potensi cebakan nikel yang menarik untuk diteliti lebih lanjut. Penelitian ini tidak membahas tentang keterdapatan kobalt (Co) dalam cebakan nikel laterit. g. Okto dkk. (2023), menyatakan pengayaan unsur tanah jarang kobalt (Co) pada profil laterit di Kecamatan Kolaka Utara. I.7 Hipotesis Pengayaan unsur kobalt (Co) pada cebakan nikel laterit melibatkan banyak faktor yang berperan, salah satunya adalah kehadiran mineral gutit pada proses pengayaan tersebut, hal ini berkaitan dengan tipe kobalt (Co) pada cebakan nikel laterit. Berdasarkan rumusan permasalahan dan hasil kajian terhadap penelitian terdahulu, dapat dinyatakan hipotesis, yaitu pengayaan kobalt (Co) pada zona limonit di daerah penelitian berasosiasi dengan mineral gutit dan tidak berasosiasi dengan 6 mineral asbolan maupun dengan mineral sulfida sehingga termasuk jenis kobalt (Co) tipe dua. I.8 Asumsi Melihat kesamaan geologi dan geografi serta faktor-faktor kunci dalam pembentukan cebakan nikel laterit, sehingga diasumsikan faktor yang berperan dalam proses laterisasi meliputi curah hujan, suhu dan iklim di daerah Pomalaa Utara memiliki kondisi yang sama. I.9 Tahapan dan Metodologi Penelitian Tahapan penelitian secara umum dapat dibagi menjadi empat tahap yang terdiri dari tahap studi pustaka, pengambilan data, analisis data dan penyusunan tesis (Gambar I.4), sebagai berikut: a. Tahap studi pustaka Tahap studi pustaka dilakukan melalui pengumpulan laporan, pendalaman dasar teori, serta jurnal penelitian yang sudah dilakukan para peneliti terdahulu pada daerah penelitian dan kajian-kajian yang terkait dengan objek penelitian untuk mendapatkan gambaran tentang daerah yang akan diteliti. b. Tahap pengambilan data Tahap pengambilan data dilakukan untuk mendapatkan data primer melalui observasi lapangan dan pengambilan data pengeboran yaitu pengamatan profil cebakan nikel laterit meliputi ciri-ciri fisik, ukuran butir dan keterdapatan mineral pada masing-masing zona, ketebalan, dan pengamatan batuan dasar (bedrock), selanjutnya dilakukan deskripsi megaskopis untuk mengetahui jenis batuan yang tersingkap di daerah penelitian serta pengambilan sampel batuan untuk dilakukan analisis di laboratorium. Data sekunder dalam penelitian ini berupa data geologi regional dan data geologi daerah penelitian serta data DEM (Digital Elevation Model). c. Tahap analisis data Pada tahap analisis, data yang telah terkumpul kemudian diintegrasikan dan diolah berdasarkan sumber datanya. Analisis data sekunder dilakukan dengan melakukan pengolahan data yang bersumber dari peta geologi regional, data geologi daerah 7 penelitian dan data DEM (Digital Elevation Model) yang akan menghasilkan satuan batuan, kelurusan, pola aliran sungai dan kontur daerah penelitian. Data primer berupa data observasi lapangan dan pengambilan data bor. Sampel batuan dari inti bor dianalisis petrografi untuk mengetahui jumlah, jenis mineral dan nama batuan. Analisis petrografi sejumlah total enam sampel yang terdiri dari tiga sampel zona batuan dasar dan tiga sampel zona limonit. Data sampel inti bor sejumlah 2119 sampel pada 100 titik bor selanjutnya dianalisis menggunakan X-Ray Fluoresence (XRF), analisis X-Ray Diffraction (XRD) juga dilakukan pada sejumlah total 11 sampel inti bor untuk mengetahui jenis mineral pada masing-masing zona nikel laterit. Analisis X-Ray Fluoresence (XRF), X-Ray Diffraction (XRD) dan petrografi dilakukan di laboratorium Unit Geomin PT Antam Tbk. Hasil analisis dan evaluasi yang dilakukan diharapkan dapat menjelaskan karakteristik unsur kobalt (Co) pada cebakan nikel laterit di daerah penelitian yang disusun dalam bentuk tesis. d. Tahap penyusunan tesis Pada tahap ini, dilakukan penggabungkan hasil analisis, evaluasi data sekunder dan primer yang didapatkan dari lapangan serta hasil laboratorium untuk disimpulkan keterkaitan dan hubungan pengayaan besi (Fe), mangan (Mn) dan krom (Cr) terhadap pengayaan kobalt (Co), asosiasi mineral pada pengayaan unsur kobalt (Co) di zona limonit dan penentuan target eksplorasi kobalt (Co) pada cebakan nikel laterit di daerah penelitian yang disusun dalam bentuk tesis. Metoda yang digunakan dalam penelitian ini meliputi observasi lapangan, pengeboran inti dan pemercontohan inti bor, metoda analisis mineral menggunakan petrografi dan X-Ray Diffraction, sedangkan metoda analisis geokimia menggunakan X-Ray Fluoresence (XRF). 8 G ambar I.4 Tahapan dan metodologi penelitian. I.10 Sistematika Tesis Sistematika penulisan tesis ini dibagi menjadi beberapa bab sebagai berikut: BAB I Bab ini membahas pendahuluan yang berisi latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, batasan penelitian, lokasi penelitian, penelitian terdahulu, hipotesis, asumsi, tahapan dan metode penelitian serta sistematika tesis. BAB II Bab ini membahas tinjauan pustaka yang terdiri dari geologi regional meliputi fisiografi Lengan Tenggara Sulawesi, tektonik regional, dan potensi nikel laterit di area Pomalaa Utara serta potensi kobalt (Co) pada cebakan nikel laterit. BAB III Bab ini membahas dasar teori yang terkait dengan genesa cebakan nikel laterit dan kehadiran kobalt (Co) pada cebakan nikel laterit meliputi faktor-faktor yang mempengaruhi terbentuknya cebakan nikel laterit, 9 geokimia dan mineralogi nikel laterit, geokimia dan mineralogi kobalt (Co) serta pengayaan kobalt (Co) pada cebakan nikel laterit. BAB IV Bab ini berisi pemaparan data yang terdiri dari data observasi lapangan, data petrografi, data analisis geokimia sampel X-Ray Fluoresence (XRF) dan data analisis X-Ray Diffraction (XRD). BAB V Bab ini membahas interpretasi karakteristik unsur kobalt (Co), menganalisis hubungan antara pola kehadiran mineral gutit sebagai indikator pada pengayaan unsur kobalt (Co), hubungan pengayaan kobalt (Co) dengan besi (Fe), mangan (Mn) dan krom (Cr) pada cebakan nikel laterit di daerah Pomalaa Utara. BAB VI Bab ini membahas kesimpulan dari penelitian..