Hasil Ringkasan
11 Bab II Tinjauan Pustaka Bagian tinjauan pustaka berisi penjabaran tentang teori yang jadi dasar riset yang dilakukan. Pada dasarnya, hasil penelitian seorang peneliti tidak berdiri sendiri sebagai penemuan baru, melainkan berhubungan dengan penelitian-penelitian terdahulu. Dalam pembahasan pustaka ini, akan diuraikan tentang kriminalitas, sub- kultur klitih, metode space syntax, hubungan antara konfigurasi jaringan jalan dan kriminalitas, serta teori perancangan lingkungan untuk mencegah kriminalitas. II.1 Kriminalitas Dan Kejahatan Jalanan Kriminalitas merujuk pada perilaku yang melanggar hukum dan norma sosial, sedangkan kejahatan jalanan adalah salah satu bentuk kriminalitas yang terjadi di jalanan dan jalan raya. Sedangkan kejahatan jalanan adalah salah satu bentuk kriminalitas yang terjadi di jalanan dan jalan raya, seperti perampokan, pencurian, dan kekerasan fisik. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, kriminalitas diartikan perbuatan yang melanggar hukum pidana. Kriminalitas dapat diinterpretasikan dalam pandangan ekonomi, lingkungan, sosial, dan demografis. Berikut interpretasi kriminalitas dalam berbagai pandangan seperti ekonomi, lingkungan, sosial, dan demografis; 1. Ekonomi Kondisi ekonomi seringkali menjadi pemicu utama kejahatan jalanan. Ketidaksetaraan ekonomi, kemiskinan, dan kesenjangan pendapatan dapat mendorong individu untuk terlibat dalam aktivitas kriminal guna memenuhi kebutuhan ekonomi mereka. Penelitian Blau menunjukkan adanya korelasi positif antara tingkat kemiskinan dan tingkat kejahatan jalanan di berbagai wilayah (Blau, 1982). 2. Lingkungan Lingkungan fisik pada suatu kawasan yang kurang terawat seringkali menciptakan kondisi yang memudahkan terjadinya kejahatan jalanan. Teori "broken windows" oleh Wilson dan Kelling (1982) menekankan bahwa faktor lingkungan fisik, seperti grafiti, kerusakan bangunan, dan sampah 12 yang bertebaran, dapat menciptakan persepsi bahwa daerah tersebut tidak diawasi dan bisa meningkatkan risiko kriminalitas di kawasan tersebut. 3. Sosial Ketidakstabilan sosial dan kurangnya dukungan dalam masyarakat juga dapat menjadi faktor yang mempengaruhi kejahatan jalanan. Individu yang merasa terpinggirkan atau tidak memiliki jaringan sosial yang kuat cenderung memiliki risiko lebih tinggi untuk terlibat dalam kegiatan kriminal. Penelitian oleh Merton menunjukkan bahwa ketidakpuasan terhadap pencapaian tujuan sosial dapat memicu perilaku kriminal, termasuk kejahatan jalanan (Merton, 1938). 4. Demografis Beberapa faktor demografis, seperti usia, jenis kelamin, dan latar belakang etnis, juga dapat berkontribusi terhadap kejahatan jalanan.