67 BAB V Kesimpulan dan Saran V.1 Kesimpulan Penelitian untuk menemukan interaksi antara senyawa yang dapat menjadi inhibitor terhadap gen yang berpengaruh terhadap faktor risiko sindrom Down mendapatkan 15 senyawa yang menjadi inhibitor dan 15 gen yang menjadi inhibitor. Senyawa yang didapatkan sebagai inhibitor adalah turunan senyawa imidazo[1,2-a]piridin sebanyak 11 senyawa dan turunan senyawa catechin sebanyak 4 senyawa. Gen yang didapatkan berdasarkan jumlah ekspresi gen yang berlebih pada penderita sindrom Down. Seluruh senyawa dan gen tersebut dicari nilai afinitas ikatannya menggunakan docking molekuler menggunakan aplikasi YASARA dengan metode skoring menggunakan Autodock VINA. Tiga kompleks yang memiliki nilai afinitas ikatan terendah adalah DYRK1A (-11,2 kcal/mol) ketika berikatan dengan senyawa 8o serta BACE2 (-11,1 kcal/mol) dan TFAM (-11,8 kcal/mol) ketika berikatan dengan senyawa 8n. Hasil analisis fingerprint mendapatkan bahwa DYRK1A dan BACE2 mempunyai residu yang berikatan di situs aktif mirip dengan penelitian lain, sedangkan TFAM tidak memiliki kesamaan. Jumlah atom yang paling banyak pada kompleks berturut-turut adalah BACE2, DYRK1A, dan TFAM. Ketiga kompleks tersebut kemudian dilakukan analisis dinamika molekuler dengan menggunakan aplikasi YASARA dan package force field AMBER14 selama 50 nanodetik. Hasil analisis dinamika molekuler mendapatkan bahwa kompleks yang paling tidak stabil adalah DYRK1A, yang terlihat dari jumlah ikatan hidrogen, nilai Solvent Accessible Surface Area (SASA), Radius of gyration (Rg), Root Mean Square Deviation (RMSD), dan Root Mean Square Fluctuation (RMSF) yang paling tinggi. BACE2 dan TFAM memiliki tingkat kestabilan yang tidak jauh berbeda dengan nilai RMSD dan RMSF di bawah 3 Å.