1 BAB I. PENDAHULUAN Bagian ini akan menguraikan tentang latar belakang, rumusan masalah, tujuan, sasaran, ruang lingkup penelitian, dan sistematika penulisan yang digunakan dalam penelitian. I.1 Latar Belakang Berdasarkan Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJP Nasional, 2007) setiap daerah diarahkan untuk memperkuat keterkaitan kegiatan ekonomi dengan wilayah- wilayah yang berkembang pesat dan strategis. Kebijakan ini sejalan dengan arahan pengembangan wilayah yang difokuskan pada daerah yang memiliki potensi dan fasilitas yang bertujuan untuk mempercepat pertumbuhan dan mengurangi kesenjangan antar wilayah (Mahi, 2016). Atas dasar pertimbangan tersebut Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan mendorong setiap Kab/Kota untuk membentuk kerjasama antar wilayah agar meningkatkan keterkaitan dan mengurangi kesenjangan antar wilayah (Halidun & Rachman, 2019). Salah satu upaya dalam meningkatkan pembangunan suatu daerah agar pertumbuhan merata dan mengurangi disparitas antar wilayah adalah dengan pemanfaatkan potensi sumber daya (Pratiwi & Kuncoro, 2016). Namun, pengembangan ekonomi di suatu wilayah tidak dapat dilakukan secara bersamaan pada semua sektor, melainkan perlu diutamakan pada sektor yang memiliki potensi untuk berkembang. Penentuan sektor unggulan merupakan hal yang penting sebagai dasar dalam perencanaan pembangunan daerah, sehingga daerah tersebut memiliki kesempatan dan wewenang dalam menciptakan kebijakan yang sesuai dengan potensi yang dimiliki untuk mempercepat pertumbuhan ekonomi wilayah (Halidun & Rachman, 2019). Aspek geografis memiliki dampak terhadap distribusi keruangan dan perkembangan wilayah, sehingga dibutuhkan analisis yang lebih mendalam yang ditinjau berdasarkan keruangan denga membandingkan berbagai faktor ekonomi 2 yang mendasari aktivitas perekonomian wilayah (Zuswanto & Kaeksi, 2014). Hal tersebut membuktikan bahwa pentingnya mempertimbangkan aspek spasial dalam proses pengembangan ekonomi nasional (Irsyad & Syahnur, 2018). Salah satu langkah yang dilakukan adalah mendorong kolaborasi antar wilayah dengan memperhatikan bahwa keberhasilan ekonomi suatu wilayah dipengaruhi oleh perkembangan wilayah disekitarnya. Oleh karena itu, perkembangan suatu wilayah tidak dapat dipisahkan dari keterkaitan secara spasial antar wilayah (Fudhail dkk., 2021). Dalam hal ini, keterkaitan spasial menggambarkan hubungan spasial antara variabel yang diteliti disuatu daerah dengan wilayah sekitarnya. Keterkaitan ini disebabkan oleh berbagai faktor diantaranya keterbatasan yang dimiliki oleh suatu wilayah yang menjadi penghalang dalam pemenuhuhan kebutuhan lokal, kesamaan kepentingan ekonomi beberapa wilayah yang memungkingkan kolaborasi dalam bidang ekonomi, serta meningkatknya kesadaran dalam mewujudukan sinergi antar wilayah dalam membangun kekuatan ekonomi regional (Pratiwi & Kuncoro, 2016). Keterkaitan spasial antar wilayah memainkan peran penting dalam keberhasilan pembangunan. Wilayah-wilayah yang berdekatan, meskipun awalnya berdiri sendiri dapat saling memberi manfaat dari sinergi yang tercipta melalui pertumbuhan yang saling berinteraksi (Pahlifi dkk., 2024). Hal tersebut sejalan dengan temuan penelitian yang menunjukkan keterkaitan spasial antar wilayah yang berdekatan dapat membentuk pola klaster yang ditinjau berdasarkan pengembangan sektor unggulan maupun PDRB perkapita (Hamza & Chayyani, 2020; Nurokhati & Robertus, 2023). Pengembangan wilayah yang berfokus pada sektor-sektor unggulan secara terpusat dapat mendorong keterkaitan antar wilayah yang berpotensi menjadi faktor pendorong pertumbuhan antar wilayah. Sehingga memberikan dampak terhadap perekonomian wilayah terdekat seperti peningkatan dalam produksi, penciptaan lapangan kerja, serta peningkatan pendapatan masyarakat. Dengan demikian, diperlukan adanya koordinasi yang efektif dan diimplementasikan dalam suatu 3 kebijakan pembangunan yang mempertimbangkan aspek spasial. Hal ini dapat menciptakan keterkaitan spasial yang dapat meningkatkan perekonomian wilayah. Berdasarkan hal tersebut, maka dibutuhkan analisis mengenai pola keterkaitan spasial dalam pengembangan ekonomi berdasarkan sektor unggulan di Provinsi Sulawesi Selatan. I.2 Pernyataan Masalah Pembangunan merupakan suatu proses dinamis yang bertujuan untuk mencapai kesejahteraan masyarakat yang dapat dilihat berdasarkan peningkatan nilai Produk Domestik Regional Bruto (PDRB). Namun, pertumbuhan yang tinggi ini menyebabkan kesenjangan atau ketimpangan antar kelompok masyarakat maupun antar wilayah (Adisasmita, 2005). Sulawesi Selatan merupakan salah satu provinsi di Indonesia yang beperan dalam perekonomian nasional. Hal ini terlihat berdasarkan rata-rata laju pertumbuhan ekonomi yang dalam 5 tahun terakhir berada diatas pertumbuhan ekonomi nasional. Namun, peningkatan laju pertumbuhan ekonomi di Provinsi Sulawesi Selatan tidak sejalan dengan laju pertumbuhan apabila ditinjau berdasarkan Kab/Kota dikarenakan nilai laju pertumbuhannya berada dibawah rata-rata provinsi. Jika dilihat berdasarkan PDRB per kapita di tiap Kab/Kota dibandingkan dengan rata- rata Provinsi Sulawesi Selatan, hanya 3 (tiga) dari 24 Kab/Kota yang memiliki PDRB perkapita diatas rata-rata provinsi Sulawesi Selatan, sedangkan 21 Kab/Kota masih berada dibawah rata-rata provinsi (Badan Pusat Statistik, 2024). Hal ini juga sejalan dengan nilai indeks williamson sebesar 0.77 pada tahun 2021. Angka tersebut menunjukkan bahwa ketimpangan regional di Provinsi Sulawesi Selatan relatif tinggi (Sapriyadi dkk., 2023). Salah satu pendekatan dalam mengurangi ketimpangan regional adalah dengan meningkatkan keterkaitan antar wilayah secara efektif. Hubungan antar wilayah secara tidak langsung mendukung tumbuhnya sektor-sektor unggulan antar wilayah sehingga dapat mengurangi terjadinya kesenjangan antar wilayah (Zulha & Santoso, 2013). Oleh karena itu, diperlukan suatu penelitian mengenai identifikasi 4 pola keterkaitan spasial antar wilayah di Kab/Kota berdasarkan potensi pengembangan sektor unggulan di Provinsi Sulawesi Selatan sehingga dapat dijadikan dasar dalam pengembangan kebijakan kerja sama ekonomi wilayah. Adanya konsentrasi kegiatan ekonomi yang dapat berfungsi sebagai pendorong pertumbuhan sehingga mampu mendorong pertumbuhan ekonomi daerah secara dinamis. Konsentrasi aktivitas ekonomi dalam suatu wilayah dapat membentuk keterkaitan antar sektor yang pada akhirnya mendorong pertumbuhan sektor tersebut secara bersamaan. Deteksi autokorelasi spasial dianggap lebih efektif dan relevan dalam mengindentifikasi interaksi spasial (Lee & Wong, 2011). Adanya keterkaitan spasial menandakan terjadinya interaksi aktivitas ekonomi antar-daerah (Rey & Montouri, 1999). Berdasarkan hal tersebut, maka disusunlah pertanyaan penelitian sebagai berikut: 1. Bagaimana potensi sektor unggulan dalam pengembangan ekonomi di Provinsi Sulawesi Selatan. 2. Bagaimana pola keterkaitan spasial berdasarkan sektor unggulan di Provinsi Sulawesi Selatan. I.3 Tujuan dan Sasaran Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pola keterkaitan spasial pengembangan ekonomi berdasarkan sektor unggulan di Provinsi Sulawesi Selatan. Adapun sasaran penelitian ini adalah: 1. Teridentifikasinya sektor unggulan dalam pengembangan ekonomi di Provinsi Sulawesi Selatan. 2. Teridentifikasinya pola keterkaitan spasial Kab/Kota berdasarkan sektor unggulan di Provinsi Sulawesi Selatan. I.4 Hipotesis Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk menguji hipotesis sebagai berikut: Ha = Terdapat keterkaitan spasial berdasarkan sektor unggulan di Provinsi Sulawesi Selatan 5 Ho = Tidak terdapat keterkaitan spasial berdasarkan sektor unggulan di Provinsi Sulawesi Selatan I.5 Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan memberikan manfaat secara akademik maupun praktis sebagaimana berikut: 1. Manfaat akademik dari penelitian ialah dapat memberikan kontribusi bagi kajian akademik terkait teori pertumbuhan ekonomi regional dan model keterkaitan spasial dalam pengembangan ekonomi yang ditinjau berdasarkan sektor unggulan. Selain itu, penelitian ini dapat memberikan referensi bagi mahasiswa, peneliti, dan akademisi yang tertarik untuk mengkaji lebih dalam tentang hubungan spasial dan dampaknya terhadap pertumbuhan ekonomi di daerah lain. 2. Manfaat praktis dari penelitian ini yaitu memberikan kontribusi terhadap pemerintah dan investor. Bagi pemerintah daerah, hasil penelitian ini dapat menjadi dasar dalam merumuskan kebijakan pembangunan yang lebih merata, terutama dalam hal alokasi sumber daya, pembangunan infrastruktur, serta investasi yang mendukung konektivitas antarwilayah. Bagi investor, penelitian ini dapat memberikan informasi mengenai wilayah-wilayah yang memiliki potensi ekonomi tinggi serta keterkaitan sektor ekonomi antar daerah, sehingga dapat membantu optimalisasi rantai pasok dan distribusi barang maupun jasa. I.6 Ruang Lingkup Ruang lingkup penelitian terbagi atas 2 yaitu: I.6.1 Ruang Lingkup Substansi Lingkup substansi dalam penelitian ini adalah: 1. Keterkaitan spasial didefinisikan sebagai penilaian korelasi antar pengamatan/lokasi pada suatu variabel. Dalam hal ini keterkaitan spasial pembangunan ekonomi mengacu pada fenomena dimana pengmbangan ekonomi daerah saling terkait berdasarkan kedekatan geografisnya (Lembo, A.J 2006). 6 2. Sektor unggulan adalah sektor yang dapat dikembangkan lebih lanjut dan bertujuan untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi suatu wilayah yang ditinjau berdasarkan laju dan kontribusi yang tinggi (Wahidin dkk., 2023). I.6.2 Ruang Lingkup Wilayah Ruang lingkup wilayah penelitian ini berdasarkan skala Regional di Provinsi Sulawesi Selatan dengan Ibu kota berada di Kota1Makassar yang terdiri dari 24 Kab/Kota yang terdiri atas 21 Kabupaten dan 3 Kota. Secara geografis, wilayah penelitian pada bagian utara berbatasan dengan Sulawesi Tengah dan Sulawesi Barat, Teluk1Bone dan Sulawesi1Tenggara di timur, Selat1Makassar pada bagian barat serta pada bagian selatan berbatasan dengan Laut1Flores. Peta1batas administrasi penelitian dapat dilihat pada gambar berikut ini: Gambar I. 1 Ruang Lingkup Wilayah Penelitian 7 I.7 Kerangka Pemikiran LATAR BELAKANG 1. Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional menyatakan bahwa perlu melakukan penguatan keterkaitan kegiatan ekonomi dengan wilayah-wilayah cepat tumbuh dan strategis. 2. Terdapat ketimpangan pendapatan regional di Provinsi Sulawesi Selatan. 3. Pengembangan wilayah yang berfokus pada sektor-sektor unggulan sehingga dapat mendorong keterkaitan antar wilayah yang berpotensi menjadi faktor pendorong pertumbuhan antar wilayah PERTANYAAN PENELITIAN 1. Bagaimana potensi sektor unggulan dalam pengembangan ekonomi di Provinsi Sulawesi Selatan. 2. Bagaimana pola keterkaitan spasial berdasarkan sektor unggulan di Provinsi Sulawesi Selatan. Teridentifikasinya sektor unggulan dalam pengembangan ekonomi di Provinsi Sulawesi Selatan. Teridentifikasinya pola keterkaitan spasial Kabupaten/Kota berdasarkan sektor unggulan di Provinsi Sulawesi Selatan. SASARAN PENELITIAN Pola Keterkaitan Spasial Pengembangan Ekonomi di Provinsi Sulawesi Selatan 8 I.8 Sistematika Pembahasan BAB I PENDAHULUAN Bab pendahuluan menjelaskan mengenai latar belakang, rumusan masalah, tujuan, sasaran, manfaat, ruang lingkup wilayah dan materi, serta uraian sistematika penulisan yang berkaitan dengan studi. BAB II TINJAUAN PUSTAKA Bab tinjauan pustaka menjelaskan berbagai literatur yang digunakan sebagai referensi atau rujukan dalam melakukan studi tentang kondisi perekonomian, keterkaitan spasial antar wilayah, serta pengembangan sektor unggulan. BAB III METODE PENELITIAN Bab metode penelitian menjelaskan mengenai metode sistematis yang digunakan untuk penelitian diantaranya metode penelitian, metode pengumpulan data, metode analisis data dan kerangka penelitian. BAB IV GAMBARAN UMUM Bab gambaran umum berisi mengenai penjelasan mengenai gambaran umum wilayah studi yang menjadi fokus penelitian seperti kondisi geografis, demografi, serta ekonomi wilayah yang di teliti. BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN Bab analisis menjelaskan terkait proses hingga hasil analisis dan penelitian berupa kondisi perekonomian di wilayah studi, sektor unggulan yang dapat di kembangkan pada lokasi studi penelitian, serta keterkaitan dan pola spasial antar Kabupaten/Kota dalam pengembangan sektor unggulan. BAB VI PENUTUP Bab ini memaparkan temuan,kesimpulan,rekomendasi, dan keterbatasan atau kelemahan studi dari kajian yang dilakukan serta saran untuk pengembangan kajian lanjutan..