ABSTRAK PENGEMBANGAN STRATEGI MITIGASI URBAN HEAT ISLAND MELALUI FAKTOR GEOMETRI DAN MATERIAL PADA KAWASAN PERKOTAAN Oleh Yaseri Dahlia Apritasari NIM: 35220003 (Program Studi Doktor Arsitektur) Fenomena kenaikan temperatur udara di kawasan perkotaan, yang dikenal sebagai Urban Heat Island (UHI), dipengaruhi oleh berbagai faktor, antara lain perubahan tata guna lahan atau Land Use Land Cover (LULC), transportasi perkotaan, urbanisasi, dan aktivitas antropogenik. Jika tidak ditangani, UHI dapat memberikan dampak negatif pada kehidupan perkotaan, termasuk memburuknya kesehatan masyarakat, peningkatan konsumsi energi bangunan, meningkatnya kejadian cuaca ekstrem, dan masalah lingkungan lainnya. Selama lima dekade terakhir, berbagai strategi mitigasi UHI telah dikembangkan, meliputi penataan geometri perkotaan, Urban Canopy (UC) dengan rasio tinggi-lebar atau height-width (H/W), penambahan vegetasi untuk meningkatkan Sky View Factor (SVF), penerapan atap dan dinding hijau, dan penggunaan material reflektif, serta perencanaan kota yang mempertimbangkan rasio ruang hijau. Namun, strategi mitigasi yang komprehensif geometri dan material untuk lingkungan tropis masih terbatas dan memerlukan penelitian lebih lanjut. Penelitian ini bertujuan merumuskan strategi mitigasi UHI berdasarkan kinerja termal kawasan, dengan mempertimbangkan pengaruh geometri dan material pada lingkungan tropis. Rancangan penelitian diawali dengan identifikasi kawasan perkotaan berkepadatan tinggi, baik vertikal maupun horisontal, menggunakan citra satelit. Area yang dipilih meliputi kawasan di kota Jakarta: Sudirman, Thamrin, dan S. Parman, yang memiliki karakteristik geometri dan material berbeda. Intensitas Surface Urban Heat Island (SUHI) dianalisis menggunakan citra termal dan diverifikasi melalui pengukuran lapangan. Pengukuran lapangan dilakukan selama tiga hari (28–30 Juli 2022), dengan memantau variabel seperti temperatur udara (Ta), globe temperature (Tg), tingkat Solar Irradiance(solar irradiation-SI), kondisi langit (cloud cover), kecepatan angin (v), dan kelembapan (RH) pada waktu tertentu. Selanjutnya, strategi mitigasi UHI diuji menggunakan simulasi Computational Fluid Dynamics (CFD) pada kawasan vertikal dan horisontal untuk mengamati pola pergerakan dan kecepatan angin. Analisis citra satelit mencakup interpretasi termal kawasan serta hubungan antara geometri dan material terhadap intensitas SUHI. Data hasil pengukuran lapangan dibandingkan untuk memahami kondisi termal kawasan dengan intensitas SUHI tinggi dan rendah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa geometri dan material kawasan sangat mempengaruhi intensitas SUHI. Kawasan dengan konfigurasi superblock vertikal memiliki intensitas SUHI lebih rendah akibat orientasi Timur-Barat-Utara-Selatan yang hampir sama (0,56–0,44), naungan yang besar (rata-rata 0,31 m²), indeks softscape tinggi (>0,3), dan penggunaan material reflektif seperti paving dan atap. Sebaliknya, kawasan grid horisontal dengan proporsi dinding Timur-Barat lebih lebar (0,8–0,2), naungan yang rendah (0,15–0,16 m²), indeks softscape kecil (<0,1), dan material berat seperti aspal menunjukkan intensitas SUHI lebih tinggi. Penelitian ini juga merumuskan dua indeks mitigasi UHI, yaitu Solar Heating Index (SHI) untuk mengukur perolehan kalor, dan Convective Cooling Index (CCI) untuk mengukur pendinginan konvektif. Kawasan vertikal menunjukkan SHI lebih rendah (21,7) dibandingkan kawasan horisontal (55,9), serta CCI yang lebih tinggi (0,62 dibandingkan 0,09). Hal ini menunjukkan bahwa konfigurasi cluster vertikal lebih efisien dalam mengurangi panas melalui peningkatan turbulensi udara. Strategi mitigasi yang melibatkan intervensi geometri dan material ini juga diuji melalui simulasi CFD, yang menunjukkan potensi peningkatan pendinginan konvektif pada siang dan sore hari. Strategi mitigasi UHI melalui peran geometri dan material kawasan perkotaan ini memperkaya strategi mitigasi UHI yang ada. Hasil penelitian ini memiliki potensi untuk diusulkan sebagai bagian dari panduan perencanaan kota (Urban Design Guideline – UDGL). Yaitu indeks SHI dan CCI sebagai alat bantu desain kawasan. Strategi ini berpotensi mengurangi konsumsi energi bangunan, meningkatkan kenyamanan termal aktivitas luar ruang, serta memberikan dampak positif pada kesejahteraan emosional masyarakat. Penelitian selanjutnya dapat mengembangkan simulasi konfigurasi geometri dan material dengan variasi yang lebih beragam untuk meningkatkan kualitas lingkungan termal perkotaan. Kata Kunci: Geometri, Material, Strategi Mitigasi UHI, Kawasan Perkotaan Berkepadatan Tinggi. ABSTRACT DEVELOPMENT OF URBAN HEAT ISLAND MITIGATION STRATEGY THROUGH GEOMETRY AND MATERIAL FACTORS IN URBAN AREAS by Yaseri Dahlia Apritasari NIM: 35220003 (Doctoral Program in Architecture) The phenomenon of rising air temperatures in urban areas, known as Urban Heat Island (UHI), is influenced by various factors, including changes in land use or Land Use Land Cover (LULC), urban transportation, urbanization, and anthropogenic activities. If left unaddressed, UHI can negatively impact urban life, including worsening public health, increasing building energy consumption, rising extreme weather events, and other environmental issues. Over the past five decades, various UHI mitigation strategies have been developed, such as urban geometry design, Urban Canopy (UC) with height-width (H/W) ratios, adding vegetation to improve the Sky View Factor (SVF), implementing green roofs and walls, utilizing reflective materials, and city planning that considers green space ratios. However, comprehensive mitigation strategies involving geometry and materials for tropical environments remain limited and require further research. This study aims to formulate UHI mitigation strategies based on the thermal performance of areas, considering the influence of geometry and materials in tropical environments. The research design begins with identifying high-density urban areas, both vertical and horizontal, using satellite imagery. The selected areas include parts of Jakarta: Sudirman, Thamrin, and S. Parman, which have distinct geometric and material characteristics. The intensity of the Surface Urban Heat Island (SUHI) is analyzed using thermal imagery and verified through field measurements. Field measurements were conducted over three days (July 28–30, 2022), monitoring variables such as air temperature (Ta), globe temperature (Tg), solar irradiation (SI), cloud cover, wind speed (v), and humidity (RH) at specific times. Subsequently, UHI mitigation strategies were tested using Computational Fluid Dynamics (CFD) simulations in vertical and horizontal areas to observe wind movement and speed patterns. Satellite image analysis includes thermal interpretation of the area and the relationship between geometry and materials to SUHI intensity. Field measurement data were compared to understand the thermal conditions of areas with high and low SUHI intensity. The study results show that area geometry and materials significantly influence SUHI intensity. Areas with vertical superblock configurations have lower SUHI intensity due to an almost equal East-West- North-South orientation (0.56–0.44), extensive shading (average 0.31 m²), high softscape index (>0.3), and the use of reflective materials such as paving and roofs. Conversely, horizontal grid areas with wider East-West wall proportions (0.8–0.2), lower shading (0.15–0.16 m²), a low softscape index (<0.1), and heavy materials such as asphalt exhibit higher SUHI intensity. The study also formulates two UHI mitigation indices: the Solar Heating Index (SHI) to measure heat gain and the Convective Cooling Index (CCI) to measure convective cooling. Vertical areas showed lower SHI (21.7) compared to horizontal areas (55.9) and higher CCI (0.62 compared to 0.09). This indicates that vertical cluster configurations are more efficient in reducing heat through increased air turbulence. Mitigation strategies involving geometric and material interventions were also tested through CFD simulations, demonstrating the potential for enhanced convective cooling during the day and afternoon. UHI mitigation strategies through the role of urban geometry and materials enrich existing UHI mitigation strategies. The findings of this study have the potential to be proposed as part of Urban Design Guidelines (UDGL), with SHI and CCI indices serving as design tools. These strategies could reduce building energy consumption, improve outdoor thermal comfort, and positively impact the community's emotional well-being. Future research could develop simulations of geometric and material configurations with more diverse variations to improve the thermal quality of urban environments. Keywords: Geometry, Materials, UHI Mitigation Strategies, High-Density Urban Areas..