KAJIAN PENGARUH PEMBANGUNAN TANGGUL DAN BENDUNG TERHADAP BANJIR DAN SEDIMEN DI SUNGAI SEPAKU KABUPATEN PENAJAM PASER UTARA TESIS Karya tulis sebagai salah satu syarat Untuk memperoleh gelar Magister dari Institut Teknologi Bandung Oleh : ULIN NURUL ‘AINI NIM: 25822030 (Program Studi Magister Pengelolaan Sumber Daya Air) INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG Januari 2024 i ABSTRAK KAJIAN PENGARUH PEMBANGUNAN TANGGUL DAN BENDUNG TERHADAP BANJIR DAN SEDIMEN DI SUNGAI SEPAKU KABUPATEN PENAJAM PASER UTARA Oleh Ulin Nurul ‘Aini NIM: 25822030 (Program Studi Magister Pengelolaan Sumber Daya Air) Pada tanggal 26 Agustus 2019, Bapak Presiden Indonesia, Ir. H. Joko Widodo menyampaikan pernyataan resmi perihal Pemindahan Ibukota Indonesia yang baru. Dikatakan bahwa sebutan Ibu Kota Negara Baru yaitu Ibu Kota Nusantara. Sungai sepaku terletak di Kawasan Ibukota Negara (KIKN) yaitu di Kecamatan Sepaku. Namun selalu terjadi banjir setiap tahun yang merendam pemukiman dan sawah sehingga menimbulkan kerugian baik material dan non material. Dalam mengatasi permasalahan tersebut Kementerian PUPR melakukan pembangunan bendung untuk pemenuhan kebutuhan air baku dan pembangunan tanggul pada bagian hulu dan hilir bendung agar terhindar dari banjir. Dalam melengkapi basic design yang telah dilakukan sebelumnya maka dalam penelitian ini dilakukan analisis yang mengkaji pengaruh pembangunan tanggul dan bendung terhadap muka air banjir, kecepatan, dan genangan banjir serta perubahan dasar sungai yang terjadi di hulu bendung gerak. Analisis hujan rencana dilakukan dengan menggunakan hujan satelit GPM yang dikalibrasi dengan pos curah hujan terdekat dari lokasi sub das Sepaku. dari hasil kalibrasi tersebut di hasilkan persamaan kalibrasi yang dapat dipergunakan untuk kalibrasi dilokasi terdekat dari sub das Sepaku dengan nilai root mean square (RMSE) sebesar 0,528 mm. Debit banjir yang digunakan sesuai peraturan Permen PUPR No. 28/PRT/M/2015 untuk ibukota Negara/Metropolitan menggunakan debit banjir kala ulang 100 tahun. Berdasarkan perhitungan dan kalibrasi debit bankfull didapat model hidrograf yang paling mendekati adalah model Snyder dengan nilai debit puncak sebesar 862,2 m3/detik dengan nilai Manning hasil kalibrasi sebesar 0,053. Pada penelitian ini disimulasikan kondisi sungai asli, setelah terdapat bangunan bendung, dan setelah terdapat bendung dan tanggul dengan ketinggian dari 1 m sampai 9 m. Kapasitas sungai asli Sepaku tidak mampu menampung debit banjir kala ulang 100 tahun yang lewat sehingga menghasilkan genangan yaitu 40,9 ha. Setelah adanya Pembangunan bendung dan pelebaran sungai pada section bendung, genangan banjir berkurang menjadi 29,58 ha. Pada simulasi tinggi tanggul 9 m yang dilakukan tidak terdapat genangan yang berdampak terhadap pemukiman dan lahan sawah masyarakat dengan data bank kiri dan kanan yang digunakan terbatas dari data topografi yang didapatkan. ii Hasil analisis kecepatan dengan kala ulang debit 100 tahun, pada kondisi setelah ada bangunan bendung dan tanggul dengan tinggi tanggul yang bertambah, terjadi peningkatan kecepatan aliran > 3 m/detik di beberapa segmen sungai Sepaku terutama pada ruas yang mengalami penyempitan dan tikungan sungai. Berdasarkan simulasi sedimen dengan debit bulanan 50 % selama 11 tahun pada kondisi eksisting, didapatkan total sedimen sebesar 5.021,3 ton/tahun. Sedangkan setelah terbangun bendung total sedimen sebesar 15.949,90 ton/tahun dan setelah ada bendung dan tanggul 9 m total sedimen berkurang menjadi 13.072,34 ton/tahun. Kata kunci: KIKN, banjir, sedimentasi, Sungai Sepaku. iii ABSTRACT STUDY OF INFLUENCE CONSTRUCTION WEIR AND EMBANKMENT ON FLOODING AND SEDIMENT IN THE SEPAKU RIVER PENAJAM PASER UTARA DISTRICT by Oleh Ulin Nurul ‘Aini NIM: 25822030 (Master Program in Water Recources Engineering Management) On August 26, 2019, the President of Indonesia, Ir. H. Joko Widodo delivered an official statement regarding the relocation of the new Indonesian capital. It is said that the name of the New State Capital is Ibukota Nusantara. This new capital comprises two essential zones the Central Government Core Area (KIPP) and the National Capital Area (KIKN). The Sepaku River, situated in KIKN, specifically in Sepaku District, experiences annual flooding that submerges settlements and lands, leading to both material and non-material losses. To address these recurring issues, the Ministry of Public Works and Public Housing initiated the construction of weirs to fulfill raw water needs, complemented by the establishment embankment on upstream and downstream of the weirs to prevent flooding. Building upon the previously developed basic design, this study conducted a comprehensive analysis to assess the impact of embankment and weir construction on floodwater levels, speed, inundation, and alterations in riverbeds upstream of the motion weir. The planned rain analysis utilized GPM satellite rain data calibrated with the nearest rainfall post in the Sepaku sub-watershed. The calibration results produced an equation suitable for use at the nearest location within the Sepaku sub- watershed, with a root mean square (RMSE) value of 0.528 mm. Following PUPR Regulation No. 28/PRT/M/2015 for the State or Metropolitan capital, the study employed flood discharge corresponding to Q100-year event. Calculations and calibration of bankfull discharge identified the Snyder model as the most suitable hydrograph model, with a peak discharge value of 862.2 m³/second and a Manning calibration value of 0.053. The study simulated the condition of the original river, post-weir construction, and subsequent weir and embankment construction ranging from 1 m to 9 m in height. The original Sepaku river's capacity proved insufficient to accommodate flood discharge over the past century, resulting in an inundation of 40.9 hectares. However, following the construction of the weir and river widening in the weir section, flood inundation was successfully reduced to 29.58 hectares. Simulations of a 9 m embankment revealed no inundation affecting settlements and community iv rice fields, utilizing limited left and right bank data obtained from topographic sources. The results of the speed analysis, considering a discharge of Q100-year post-weir and embankment construction with increased embankment height, indicated an increased flow speed (> 3 m/second) in several segments of the Sepaku river, particularly in sections characterized by narrowing and bending of the river. Sediment simulations, based on a monthly discharge of 50% over 11 years in existing conditions, revealed a total sediment of 5,021.3 tons/year. However, after the construction of the weir, the total sediment increased to 15,949.90 tons/year. Subsequently, with the addition of the weir and a 9 m embankment, the total sediment was successfully reduced to 13,072.34 tons/year. Keywords: KIKN, flood, sedimentation, Sepaku river. KAJIAN PENGARUH PEMBANGUNAN TANGGUL DAN BENDUNG TERHADAP BANJIR DAN SEDIMEN DI SUNGAI SEPAKU KABUPATEN PENAJAM PASER UTARA Oleh Ulin Nurul ‘Aini NIM: 25822030 M. Bagus Adityawan, S.T., M.T., Ph.D. Adi Prasetyo, S.T., M.Eng., Ph.D. Nopeg. 118110030 NIP. 197904292005021001 (Program Studi Magister Pengelolaan Sumber Daya Air) I nstitut Teknologi Bandung Menyetujui Tim Pembimbing Tanggal 19 Januari 2024 Ketua Anggota vi PEDOMAN PENGGUNAAN TESIS Tesis Magister yang tidak dipublikasikan dan terdaftar dan tersedia di Perpustakaan Institut Teknologi Bandung dan terbuka untuk umum dengan ketentuan bahwa hak cipta ada pada penulis dengan mengikuti aturan HaKI yang berlaku di Institut Teknologi Bandung. Referensi kepustakaan diperkenankan dicatat, tetapi pengutipan atau peringkasan hanya dapat dilakukan seizin penulis dan harus disertai dengan kaidah ilmiah untuk menyebutkan sumbernya.