Hasil Ringkasan
KAJIAN PENINGKATAN BAHAYA BANJIR DI WILAYAH ANTARA KANAL BANJIR BARAT (KBB) DAN KANAL BANJIR TIMUR (KBT) DKI JAKARTA AKIBAT PENURUNAN MUKA TANAH TAHUN 2010 – 2023 TESIS Karya tulis sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Magister dari Institut Teknologi Bandung Oleh PEGGY ELVA NIRMALA NIM: 25821042 (Program Studi Magister Pengelolaan Sumber Daya Air) INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG Februari 2025 Koleksi digital milik UPT Perpustakaan ITB untuk keperluan pendidikan dan penelitian ii ABSTRAK KAJIAN PENINGKATAN BAHAYA BANJIR DI WILAYAH ANTARA KANAL BANJIR BARAT (KBB) DAN KANAL BANJIR TIMUR (KBT) DKI JAKARTA AKIBAT PENURUNAN MUKA TANAH TAHUN 2010 – 2023 Oleh PEGGY ELVA NIRMALA NIM: 25821042 (Program Studi Magister Pengelolaan Sumber Daya Air) Jakarta sering mengalami banjir yang disebabkan oleh curah hujan tinggi, limpasan dari hulu, dan air pasang laut. Penurunan muka tanah yang terus terjadi semakin memperburuk kondisi ini karena mengurangi efektivitas sistem drainase. Studi ini menganalisis pengaruh penurunan muka tanah dari tahun 2010 hingga 2023 terhadap tingkat bahaya banjir di wilayah antara Kanal Banjir Barat dan Kanal Banjir Timur. Selain itu, penelitian ini juga mengevaluasi efektivitas pembangunan infrastruktur pompa pada outlet kali utama sebagai upaya mitigasi dalam mengurangi genangan akibat penurunan muka tanah. Analisis dilakukan menggunakan simulasi model genangan banjir 2D dengan perangkat lunak Sobek 2.16. Setup pemodelan dalam Sobek tidak menginkorporasikan infrastruktur pompa yang berada pada polder-polder dan mengansumsikan elevasi level tanggul pada kali sama dengan level permukaan topografi. Terdapat empat skenario pemodelan yang dilakukan yang akan menjadi bahan pembahasan dalam studi ini, yaitu pemodelan dengan dua kondisi topografi tahun 2010 dan 2023, dengan dan tanpa pompa tambahan. Seluruh skenario pemodelan dibebankan dengan tinggi hujan yang sama yaitu sebesar 110,77 mm. Hasil penelitian menunjukkan luas genangan secara keseluruhan meningkat sebesar 29% dari tahun 2010 ke 2023, dengan kenaikan signifikan pada kategori genangan dalam (>150 cm), yang bertambah hingga 121%. Sementara itu, mitigasi berupa pembangunan pompa pada outlet kali utama tidak memberikan dampak signifikan. Pembangunan pompa berkapasitas besar pada outlet kali utama hanya memberikan pengurangan genangan yang sangat kecil. Jika pompa telah dibangun sejak 2010, pengurangan luas genangan hanya sekitar 1,7%, dan dampaknya semakin berkurang menjadi hanya 0,4% pada tahun 2023. Perlu dicatat bahwa penurunan muka tanah juga berkontribusi terhadap terjadinya banjir rob saat gelombang tinggi dan pasang, namun aspek ini tidak dipertimbangkan dalam studi ini. Kata kunci: banjir Jakarta, penurunan muka tanah, sistem drainase, model genangan banjir 2D Koleksi digital milik UPT Perpustakaan ITB untuk keperluan pendidikan dan penelitian iii ABSTRACT FLOOD HAZARD ASSESSMENT IN THE AREA BETWEEN THE WEST AND EAST FLOOD CANAL, DKI JAKARTA, DUE TO LAND SUBSIDENCE IN 2010–2023 By PEGGY ELVA NIRMALA NIM: 15817011 (Master’s Program in Water Resources Management) Jakarta frequently experiences flooding caused by heavy rainfall, upstream runoff, and sea tides. The ongoing land subsidence exacerbates this issue by reducing the effectiveness of the drainage system. This study analyzes the impact of land subsidence from 2010 to 2023 on flood hazards in areas between flood canals. Additionally, this study evaluates the effectiveness of pump infrastructure at major river outlets as a mitigation measure to reduce inundation caused by land subsidence. The analysis was conducted using a 2D flood inundation model simulation with Sobek 2.16. The modelling setup in Sobek did not incorporate the pumping infrastructure located in the polders and assumes that the elevation of the embankment level at the river is the same as the topographic surface level. Four modelling scenarios were examined in this study, incorporating two different topographic conditions from 2010 and 2023, with and without additional pumps.