Hasil Ringkasan
89 BAB V. Analisis Bab ini berfokus pada analisis hasil penelitian yang dilakukan untuk memahami tingkat aksesibilitas masyarakat terhadap fasilitas publik di wilayah penelitian. Analisis ini bertujuan untuk mengidentifikasi pola distribusi spasial aksesibilitas, mengevaluasi tingkat kemudahan masyarakat dalam menjangkau fasilitas publik, dan mengungkap kesenjangan aksesibilitas, khususnya di kawasan permukiman kumuh. V.1 Service Area dari Fasilitas Publik Metode ini digunakan untuk mengidentifikasi area layanan (service area) fasilitas publik berdasarkan waktu tempuh berjalan kaki selama 5, 10, dan 15 menit. Analisis service area bertujuan untuk mengetahui cakupan wilayah yang dapat mengakses fasilitas publik dalam rentang waktu tersebut, sesuai dengan konsep kota 15 menit. Langkah pertama dalam analisis ini adalah memetakan lokasi fasilitas publik berdasarkan koordinat geografis. Data lokasi diperoleh dari sumber sekunder dan diolah menggunakan perangkat lunak GIS. Setelah itu, analisis jaringan jalan dilakukan untuk menentukan konektivitas antara fasilitas publik dan wilayah sekitarnya. Buffer atau zona layanan dibuat untuk menggambarkan area yang dapat dijangkau dalam waktu 5, 10, dan 15 menit berdasarkan kecepatan berjalan kaki rata-rata sebesar 7 km/jam. Hasil dari analisis ini adalah peta service area yang menggambarkan distribusi spasial dari fasilitas publik berdasarkan waktu tempuh. Peta ini digunakan untuk memahami pola aksesibilitas fasilitas publik di wilayah Jakarta Selatan. Selain itu, analisis ini memberikan informasi awal untuk mengidentifikasi wilayah dengan aksesibilitas rendah yang memerlukan perhatian lebih lanjut. 90 V.1.1 Fasilitas Kesehatan Kecamatan Cilandak merupakan salah satu wilayah dengan aksesibilitas fasilitas kesehatan yang sangat baik. Sebanyak 50,05% wilayahnya (sekitar 889 hektar dari total 1,775 hektar) berada dalam zona <=5 menit. Hal ini menunjukkan bahwa lebih dari separuh wilayah kecamatan ini memiliki akses yang sangat cepat ke fasilitas kesehatan, berkat distribusi fasilitas yang strategis dan dukungan jaringan jalan yang baik. Kondisi ini mencerminkan keberhasilan perencanaan infrastruktur kesehatan di Cilandak. Hal serupa juga terlihat di Mampang Prapatan, di mana 47,71% wilayahnya (sekitar 379 hektar dari total 794 hektar) berada dalam radius <=5 menit. Meskipun kecamatan ini relatif kecil, hampir separuh wilayahnya memiliki akses cepat ke fasilitas kesehatan. Sebaran fasilitas kesehatan yang terdistribusi merata dan konektivitas jaringan jalan yang baik menjadi faktor utama keberhasilan ini. Disisi lain Kecamatan Jagakarsa mencatat tantangan aksesibilitas terbesar di Jakarta Selatan.