Hasil Ringkasan
PENGARUH KEBIJAKAN LOGAM TIMAH DI INDONESIA TERHADAP NILAI TAMBAH, SOSIAL, DAN PENDAPATAN PEMERINTAH: PENERAPAN SOCIAL ACCOUNTING MATRIX (SAM) TESIS Karya tulis sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Magister dari Institut Teknologi Bandung Oleh CHARINA ANGGRAENI NIM : 22121009 (Program Studi Magister Rekayasa Pertambangan) INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG FEBRUARI 2025 ii ABSTRAK PENGARUH KEBIJAKAN LOGAM TIMAH DI INDONESIA TERHADAP NILAI TAMBAH, SOSIAL, DAN PENDAPATAN PEMERINTAH: PENERAPAN SOCIAL ACCOUNTING MATRIX (SAM) Oleh Charina Anggraeni NIM : 22121009 (Program Studi Magister Rekayasa Pertambangan) Indonesia sebagai negara dengan cadangan timah terbesar kedua di dunia memiliki peran penting dalam industri timah global dengan kontribusi 17% terhadap produksi timah dunia. Meski demikian, rantai industri timah dalam negeri menghadapi berbagai tantangan, termasuk ketergantungan pada impor produk bernilai tambah tinggi seperti tin solder dan tin plate, sementara ekspor didominasi oleh logam timah. Sesuai amanat UU No. 3 Tahun 2020 dan PP No. 96 Tahun 2021, pemerintah mewajibkan pengolahan dan pemurnian mineral di dalam negeri untuk memaksimalkan nilai tambah, menyediakan bahan baku bagi industri lokal, dan meningkatkan penerimaan negara. Namun, implementasi kebijakan ini masih belum optimal. Untuk mendukung tujuan tersebut, penelitian ini bertujuan untuk menganalisis dampak kebijakan timah terhadap peningkatan nilai tambah, pendapatan sosial, serta kontribusinya pada penerimaan pemerintah. Penelitian ini akan membandingkan 3 (tiga) skenario, yaitu terdapat ekspor timah dengan kondisi eksisting (Skenario 1), adanya kebijakan pembatasan ekspor timah diiringi dengan peningkatan kapasitas pabrik domestik (Skenario 2), dan diterapkan kebijakan pembatasan ekspor timah tanpa adanya peningkatan kapasitas pabrik domestik (Skenario 3). Metode Social Accounting Matrix (SAM) digunakan untuk memodelkan hubungan antar sektor ekonomi, rumah tangga, dan pemerintah, serta menggambarkan aliran pendapatan dan pengeluaran dalam perekonomian. Hasil analisis menunjukkan bahwa Skenario 2 merupakan skenario optimal, karena mendorong pengembangan industri hilir timah dalam negeri untuk memenuhi pasar domestik yang berkembang, sambil tetap mempertahankan pendapatan ekspor meskipun dalam jumlah lebih kecil. Skenario ini menciptakan keseimbangan antara pengembangan industri hilir dan pendapatan ekspor, memberikan dampak positif terhadap perekonomian Indonesia. Kata Kunci: Ekspor Timah, Nilai Tambah Mineral, Social Accounting Matrix (SAM), Timah Indonesia. iii ABSTRACT THE IMPACT OF TIN METAL POLICY IN INDONESIA ON ADDED VALUE, SOCIAL, AND GOVERNMENT REVENUE: APPLICATION OF SOCIAL ACCOUNTING MATRIX (SAM) By Charina Anggraeni NIM: 22121009 (Master’s Program in Mining Engineering) Indonesia, as the country with the second-largest tin reserves in the world, plays a crucial role in the global tin industry, contributing 17% to global tin production. However, the domestic tin industry faces several challenges, including reliance on imports of high-value-added products such as tin solder and tin plate, while exports are predominantly composed of refined tin. In accordance with the mandate of Law No. 3 of 2020 and Government Regulation No. 96 of 2021, the government requires the processing and refining of minerals domestically to maximize added value, provide raw materials for local industries, and enhance state revenue. Nevertheless, the implementation of this policy remains suboptimal. To support these objectives, this study aims to analyze the impact of tin-related policies on increasing added value, social income, and government revenue. The study compares three (3) scenarios: the existence of tin exports under current conditions (Scenario 1), the implementation of export restrictions accompanied by an increase in domestic smelting capacity (Scenario 2), and the enforcement of export restrictions without an increase in domestic smelting capacity (Scenario 3).