Hasil Ringkasan
15 Bab II Tinjauan Pustaka Bab tinjauan pustaka berisi uraian tentang tinjauan literatur mengenai konsep sistem peringatan dini bencana secara umum lalu membahas konsep sistem peringatan dini banjir secara khusus. Selain itu bab ini juga membahas bagaimana kejadian banjir yang terjadi di kawasan perkotaan atau disebut dengan urban flood. Terakhir bab ini akan membahas aspek-aspek atau komponen yang membangun sistem peringatan dini bencana yang efektif khususnya sistem peringatan dini banjir. II.1 Sistem Peringatan Dini Bencana Dalam 20 tahun terakhir kejadian bencana di berbagai tempat seperti bencana tsunami di Aceh pada tahun 2004, bencana badai Katrina di New Orleans, Amerika Serikat pada tahun 2005 dan bencana Typhoon Haiyan di Filipina pada tahun 2013 menunjukkan bahwa mekanisme penyelenggaraan penanggulangan bencana harus dilakukan secara holistik khususnya saat sebelum bencana itu terjadi dengan berbagai upaya pengurangan risiko bencana (Palliyaguru et al., 2014). Cara yang digunakan sebelumnya yaitu dengan mengerahkan seluruh sumber daya yang ada untuk memberikan bantuan saat bencana terjadi hanya akan menyebabkan jatuhnya korban jiwa yang lebih banyak. Kerangka Sendai Framework mengubah cara pandang atau paradigma dalam penanggulangan bencana yang berfokus pada tahapan tanggap darurat menjadi upaya pengurangan risiko bencana (Aitsi-Selmi et al., 2015). Di dalam dokumen UN Hyogo Framework, sistem peringatan dini bencana merupakan salah satu indikator yang digunakan untuk mengevaluasi upaya-upaya pengurangan risiko bencana mengingat betapa pentingnya sistem peringatan dini bencana sebagai salah satu komponen yang tidak dapat dipisahkan dalam kegiatan mitigasi bencana (Garcia & Fearnley, 2012). Untuk mencapai tujuan tersebut maka salah satu aspek yang harus dilihat pertama adalah peningkatan pengetahuan terhadap risiko bencana dimana hal ini merupakan prioritas dalam Sendai Framework (Surianto et al., 2019) selain Koleksi digital milik UPT Perpustakaan ITB untuk keperluan pendidikan dan penelitian 16 pengembangan sistem peringatan dini bencana yang menjadi prioritas keempat sebagai bagian dari upaya peningkatan kesiapsiagaan terhadap bencana. Pengembangan dan implementasi sistem peringatan dini bencana mengalami peningkatan melihat kebermanfaatan dan efektivitasnya dalam menekan dampak kerusakan/kerugian dan jumlah korban jiwa. Namun, implementasi sistem tersebut di lapangan kenyataannya berbeda-beda dan tanpa ada standarisasi yang menjadi acuan oleh semua pihak sehingga hal ini pada akhirnya berdampak pada efektivitas dari sistem peringatan dini. Kondisi ini dapat terlihat dari beberapa kejadian bencana dimana informasi peringatan dini yang disebarluaskan kepada masyarakat dan pemerintah setempat tidak dapat meningkatkan kesiapsiagaan dalam menghadapi bencana (Jibiki et al., 2016). Oleh karena itu, UNISDR pada tahun 2006 membuat suatu panduan dokumen dalam membangun suatu sistem peringatan dini bencana yang efektif sehingga setiap implementasinya di berbagai negara sesuai dengan standar yang telah ditetapkan (De León & Carlos, 2006). Sistem peringatan dini bencana telah mengalami banyak peningkatan dalam operasionalnya selama beberapa tahun terakhir ini. Secara mekanisme yang awalnya terdiri dari 3 (tiga) proses utama berubah menjadi 4 (empat) proses (lihat gambar II.1). Adanya tambahan 1 (satu) proses yaitu tindakan respon atas “warning” yang diterima merupakan upaya untuk meningkatkan efektivitas dari sistem peringatan dini (De León & Carlos, 2006). Koleksi digital milik UPT Perpustakaan ITB untuk keperluan pendidikan dan penelitian 17 Gambar II. 1 Alur proses atau operasional sistem peringatan dini bencana (Sumber: De León & Carlos, 2006) Bagaimana relasi atau hubungan sistem peringatan dini dengan tindakan respon juga dapat dilihat dari gambar II.2 dimana tahapan emergency response justru dimulai sejak terdeteksinya bahaya (Th) dan informasi peringatan dini telah disebarluaskan (Tw) hingga waktu diperkirakannya bencana tersebut terjadi (Tf) sehingga ketika bencana tersebut sudah terjadi, maka semua persiapan dan kesiapsiagaan yang telah dilakukan sebelumnya dapat mengurangi dampak dan jatuhnya korban jiwa. Gambar II.2 juga menunjukkan bahwa suatu sistem peringatan dini mempengaruhi bagaimana upaya / tindakan respon dilakukan sehingga efektif atau tidaknya tindakan respon dapat dilihat dari bagaimana pengoperasian sistem peringatan dini bencana. Tindakan respon guna mengurangi dampak kerusakan justru harus dilakukan sedini mungkin sebelum bencana terjadi dan menimpa masyarakat. Beberapa tindakan respon yang dilakukan seperti melakukan evakuasi dan upaya-upaya lainnya.