1 BAB I Pendahuluan I.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara produsen timah terbesar ketiga di dunia timah pada Tahun 2023 dengan tingkat produksi sebesar 52.000 ton timah. Proses penambangan, pengolahan dan pemurnian bijih timah telah dilakukan oleh PT. Timah Tbk. dan beberapa perusahaan swasta nasional. Produk-produk pengolahan dan pemurnian timah PT. Timah Tbk. meliputi ingot timah, timah solder, timah granul hingga tin chemical. Diverifikasi produksi perlu terus dilakukan untuk menangkap peluang pasar. Studi-studi dan penelitian-penelitian perlu dilakukan untuk mengikuti perkembangan teknologi sintesis produk berbasis timah, seperti produk-produk nanopartikel timah dan senyawa-senyawa turunannya. Dengan sifatnya yang unik, timah merupakan salah satu logam non-ferrous yang banyak digunakan dalam berbagai aplikasi dalam kehidupan manusia. Timah mempunyai ketahanan korosi yang baik, mempunyai titik leleh yang rendah, dapat digunakan sebagai solder untuk menyambungkan komponen logam dalam perangkat elektronik, mudah dibentuk, dan merupakan logam yang non-toksik. Dengan sifatnya yang mudah dibentuk dan bukan merupakan logam yang bersifat toksik membuatnya dapat digunakan sebagai wadah makanan atau minuman. Selain pada industri makanan dan minuman, timah juga banyak digunakan pada alat elektronik, barang seni, industri kaca, industri kimia, keramik, dan paduan logam. Selain dalam bentuk logamnya, timah juga banyak digunakan dalam bentuk senyawanya seperti SnSO 4 (stannous sulfate), stannic chloride (SnCl 4) dan stannic oxide (SnO 2). SnSO4 banyak digunakan sebagai prekursor untuk larutan elektrolit pada proses electroplating timah (acid tin plating bath) dan juga electrorefining timah. SnCl 4 digunakan sebagai prekursor untuk memproduksi tin chemical, glass coatings, desinfektan, oksidan, pengawet kayu, conductive coating, polimer dan resin. Sementara, timah (IV) oksida, SnO 2 digunakan pada aplikasi-aplikasi seperti opacifier pada industri keramik, sensor gas, katalis, industri kosmetik, dan fuel cell. 2 Partikel SnO 2 dapat dijadikan sebagai sensor gas reduktor karena konduktivitasnya yang berubah saat gas reduktor (seperti gas CO) teradsorpsi pada permukaannya (Göpel & Schierbaum, 1995). Nanopartikel SnO 2 memiliki potensi untuk dapat digunakan sebagai katalis pada reaksi degradasi polutan pada zat pewarna, reaksi sintesis material organik tertentu, dan reaksi sintesis NH 3 (Bhattacharjee & Ahmaruzzaman, 2015). Partikel SnO 2 juga sedang dipelajari penggunaannya sebagai alternatif anoda pada baterai ion-lithium menggantikan grafit (Ji, dkk, 2019), serta sebagai ko-katalis pada fuel cell jenis solid polymer electrolyte (SPE) (Dahl, dkk., 2020). Sintesis partikel SnO 2 baik yang berukuran mikro maupun nano dapat dilakukan dengan beberapa metode, seperti metode sol-gel, metode hydrothermal, metode presipitasi, electrospinning dan metode chemical vapour deposition (CVD). Pemilihan metode sintesis bergantung pada sifat partikel SnO 2 yang diinginkan, seperti ukuran, morfologi, dan kemurnian (Matijevic, 1993). Setiap metode memiliki kelebihan dan kekurangannya sendiri sehingga penting untuk memilih teknik yang tepat berdasarkan aplikasinya. Metode sol-gel dapat menghasilkan partikel SnO 2 yang seragam dan berukuran nano dengan luas permukaan partikel yang besar. Metode hydrothermal dilakukan pada suhu dan tekanan tinggi dalam suatu reaktor bertekanan, dimana partikel SnO 2 dikristalisasi dari larutan aqueous yang mengandung Sn terlarut. Metode hydrothermal ini dapat mengontrol ukuran dan morfologi partikel, namun prosesnya relatif kompleks dan mahal. Metode presipitasi melibatkan proses pengendapan Sn terlarut dengan pengaturan pH. Larutan prekursor yang digunakan umumnya adalah larutan SnCl 4 yang direaksikan dengan reagen penetralisasi seperti larutan ammonium hidroksida (NH 4OH). Metode presipitasi merupakan metode relatif sederhana, tidak membutuhkan peralatan yang kompleks, dapat ditingkatkan kapasitas produksinya dengan mudah, dan dapat menghasilkan produk partikel SnO 2 dengan kemurnian tinggi (Rizki, dkk, 2024). 3 Pada penelitian tesis ini dilakukan studi untuk mensintesis SnO 2 dari larutan SnCl4 murni dengan metode presipitasi kimia menggunakan larutan NH 4OH sebagai reagen pengendap Sn.