Hasil Ringkasan
KAJIAN PERAN STAKEHOLDER DALAM KONSERVASI BANGUNAN CAGAR BUDAYA (STUDI KASUS KAWASAN TUNJUNGAN KOTA SURABAYA) TESIS Karya tulis sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Magister dari Institut Teknologi Bandung Oleh Aditya Putra Pratama Santosa NIM: 24021018 PROGRAM STUDI MAGISTER STUDI PEMBANGUNAN INSITITUT TEKNOLOGI BANDUNG Januari 2025 i ABSTRAK KAJIAN PERAN STAKEHOLDER DALAM KONSERVASI BANGUNAN CAGAR BUDAYA (STUDI KASUS KAWASAN TUNJUNGAN KOTA SURABAYA ) Oleh ADITYA PUTRA PRATAMA SANTOSA NIM: 24021018 (Program Studi Magister Studi Pembangunan) Kota Surabaya merupakan salah satu kota kolonial modern pada masa pemerintahan Hindia Belanda, sehingga terdapat pembangunan fisik secara masif. Hal ini menyebabkan Kota Surabaya terdapat banyak bangunan-bangunan berarsitektur Eropa klasik maupun modern yang mempunyai nilai estetika dan makna historis yang tinggi. Dalam melindungi dan mengelola bangunan cagar budaya, kegiatan konservasi dapat menjadi salah satu upaya yang dapat dilakukan oleh stakeholder terkait. Permasalahan perkotaan yang kompleks pada masa kini, menyebabkan eksistensi bangunan cagar budaya terancam keberadaanya. Salah satu penyebabnya yaitu pembangunan kota yang berorientasi pada uang. Selain itu, pemanfaatan bangunan cagar budaya tidak diikuti dengan kepedulian masyarakat terhadap eksistensi bangunan cagar budaya. Penelitian ini bertujuan untuk melihat strategi stakeholder dalam konservasi bangunan cagar budaya di Kota Surabaya dengan studi kasus di Kawasan Tunjungan dan proyeksi konservasi bangunan cagar budaya. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan melihat fenomena yang terjadi pada bangunan cagar budaya khususnya di Kawasan Tunjungan dan aktor-aktor yang terlibat dalam hal menghambat maupun mendorong upaya konservasi bangunan cagar budaya tersebut. Stakeholder yang berperan dalam konservasi bangunan cagar budaya dibagi menjadi dua unsur, yaitu pemerintah (meliputi lembaga pemerintah dan non pemerintah) dan masyarakat (meliputi komunitas, media, akademisi, pengelola atau pemilik bangunan cagar budaya, dan seniman). Adapun konflik yang terjadi antar stakeholder yaitu konflik kepentingan antara aset heritage dan aset ekonomi. Adanya komunitas sebagai perwakilan dari unsur masyarakat dapat mendorong terjadinya perubahan kebijakan dalam hal strategi konservasi bangunan cagar budaya. Kata Kunci : heritage, peran stakeholder, strategi konservasi. ii ABSTRACT STUDY OF THE ROLE OF STAKEHOLDERS IN THE CONSERVATION OF CULTURAL HERITAGE BUILDINGS (CASE STUDY OF SURABAYA'S TUNJUNGAN AREA) By ADITYA PUTRA PRATAMA SANTOSA NIM: 24021018 (Master’s Program in Development Studies) Surabaya City is one of the modern colonial cities during the reign of the Dutch East Indies, so there is massive physical development. This causes Surabaya City to have many buildings with classic and modern European architecture that have high aesthetic value and historical meaning. In protecting and managing cultural heritage buildings, conservation activities can be one of the efforts that can be carried out by relevant stakeholders. Today's complex urban problems have caused the existence of cultural heritage buildings to be threatened. One of the causes is money-oriented urban development. In addition, the utilization of cultural heritage buildings is not followed by public concern for the existence of cultural heritage buildings. This research aims to look at stakeholder strategies in the conservation of cultural heritage buildings in Surabaya City with a case study in the Tunjungan Area and projections of cultural heritage building conservation. This research uses a qualitative approach by looking at the phenomena that occur in cultural heritage buildings, especially in the Tunjungan Area and the actors involved in terms of inhibiting and encouraging the conservation efforts of cultural heritage buildings.