Hasil Ringkasan
1 Bab I Pendahuluan I.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara yang terletak di pertemuan tiga lempeng besar, yaitu Lempeng Indo-Australia, Lempeng Eurasia, dan Lempeng Pasifik. Posisi geologis ini menjadikan Indonesia memiliki keragaman sumber daya alam berupa keragaman geologi, hayati (flora-fauna), serta budaya. Sumber daya alam tersebut merupakan modal dasar dalam pembangunan, yang dapat dimanfaatkan untuk pengembangan ilmu pengetahuan dan peningkatan kesejahteraan masyarakat. Oleh karena itu, sangat diperlukan pengelolaan yang baik dan berkelanjutan terhadap sumber daya alam tersebut. (Suwardi dkk., 2016) Keragaman geologi (geodiversity) mencakup keunikan komponen geologi seperti mineral, batuan, fosil, struktur geologi, dan bentang alam yang menjadi kekayaan hakiki suatu daerah, serta keberadaan, kekayaan penyebaran, dan keadaannya dapat mewakili proses evolusi geologi daerah tersebut (Perpres Nomor 9, 2019). Salah satu komponen geologi yang penting dalam keragaman geologi adalah fosil (Gray, 2004), yang berfungsi sebagai saksi penting dalam mempelajari lingkungan masa lalu, menentukan umur batuan, dan sejarah terbentuknya bumi dari masa ke masa (Kresna Dewi dkk., 2023). Selain nilai ilmiahnya, fosil juga memiliki nilai estetika yang menarik perhatian masyarakat (Gray, 2004). Keragaman geologi yang memiliki nilai ilmiah tinggi, langka, unik, dan indah dapat menjadi warisan geologi (geoheritage). Warisan ini perlu dilindungi karena menjadi rekaman yang pernah atau sedang terjadi di bumi, yang dapat digunakan untuk keperluan penelitian dan pendidikan kebumian (Perpres Nomor 9, 2019). Begitu pula dengan fosil yang memiliki nilai signifikan, maka dapat ditetapkan sebagai warisan geologi (geoheritage) yang layak dilindungi. Oleh karena itu, konservasi geologi menjadi penting untuk melindungi fosil dari ancaman aktivitas manusia. Salah satu lokasi yang memiliki keragaman geologi yang langka yaitu Desa Gunung Sungging yang terletak di Kecamatan Surade, Kabupaten Sukabumi. Desa ini Koleksi digital milik UPT Perpustakaan ITB untuk keperluan pendidikan dan penelitian 2 memiliki Goa Gunung Sungging yang menjadi salah satu geosite dalam Geopark Ciletuh-Palabuhanratu. Selain itu, desa ini mempunyai warisan geologi yang bernilai tinggi dengan ditemukannya fosil megalodon (sejenis hiu purba) pada akhir tahun 2019. Namun, penemuan fosil ini menimbulkan eksploitasi oleh masyarakat dan diikuti oleh praktik jual beli secara masif. Hal ini menimbulkan kekhawatiran dari pemerintah Kabupaten Sukabumi, Badan Pengelola Geopark Ciletuh- Palabuhanratu dan tokoh masyarakat desa. Sebagai respons terhadap hal tersebut, Badan Pengelola Geopark Ciletuh- Palabuhanratu meminta Museum Geologi untuk melakukan kajian dan penelitian terhadap temuan fosil tersebut. Kedatangan tim peneliti Museum Geologi menimbulkan keresahan di kalangan penambang, terutama setelah hasil kajian menegaskan bahwa fosil megalodon ini memiliki nilai warisan geologi dan harus dilindungi. Upaya konservasi kemudian dilakukan oleh tokoh masyarakat dengan mengumpulkan fosil megalodon dan membangun mini museum di samping Balai Desa. Selain itu, ada juga himbauan dari Bupati Sukabumi terhadap masyarakat, untuk menghentikan penambangan dan menjadikannya sebagai cagar alam geologi, serta menjadi lokasi edukasi (Alamsyah, 2022).