Hasil Ringkasan
KONTESTASI KEPENTINGAN DALAM PERENCANAAN KAWASAN KONSERVASI GEOLOGI DI DESA GUNUNG SUNGGING: SEBUAH KAJIAN MULTI LEVEL PERSPECTIVE TESIS Karya tulis sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Magister dari Institut Teknologi Bandung Oleh RAHMITA ASTARI NIM: 24023022 (Program Studi Magister Studi Pembangunan) INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG Januari 2025 Koleksi digital milik UPT Perpustakaan ITB untuk keperluan pendidikan dan penelitian Koleksi digital milik UPT Perpustakaan ITB untuk keperluan pendidikan dan penelitian i ABSTRAK KONTESTASI KEPENTINGAN DALAM PERENCANAAN KAWASAN KONSERVASI GEOLOGI DI DESA GUNUNG SUNGGING: SEBUAH KAJIAN MULTI LEVEL PERSPECTIVE Oleh Rahmita Astari NIM: 24023022 (Program Studi Magister Studi Pembangunan) Konservasi geologi bertujuan untuk melindungi dan melestarikan komponen geologi yang memiliki nilai penting bagi penelitian dan pendidikan. Konservasi geologi menjadi semakin relevan dalam menghadapi ancaman eksploitasi yang dapat merusak keberlanjutan komponen geologi, terutama yang memiliki nilai ilmiah sebagai warisan geologi. Penelitian ini berfokus pada dinamika transisi dari eksploitasi menuju konservasi fosil megalodon di Desa Gunung Sungging, Kecamatan Surade, Kabupaten Sukabumi. Penemuan fosil megalodon pada akhir tahun 2019, yang memiliki nilai ilmiah tinggi sebagai warisan geologi, menjadi awal terjadinya eksploitasi dan praktik jual beli fosil secara masif. Aktivitas ini menimbulkan ancaman terhadap keberlanjutan fosil sebagai bagian dari warisan geologi. Kondisi tersebut memicu kekhawatiran dari berbagai pihak, termasuk Pemerintah Kabupaten Sukabumi, Badan Pengelola Geopark Ciletuh- Palabuhanratu, dan tokoh masyarakat setempat. Perbedaan kepentingan terhadap nilai ilmiah dan nilai ekonomi fosil menjadi permasalahan dalam penelitian ini. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis proses transisi, mengidentifikasi peran aktor-aktor yang terlibat, dan upaya perencanaan kawasan konservasi geologi. Dengan menggunakan pendekatan kualitatif dalam kerangka Multi-Level Perspective (MLP), penelitian ini mengungkapkan bahwa interaksi antara masyarakat, pemerintah, akademisi, dan lembaga terkait berperan penting dalam mendorong perubahan dari eksploitasi menuju konservasi. Salah satu hasil konkret dari upaya konservasi geologi adalah pendirian museum Megalodon sebagai pusat pelestarian, penelitian, dan edukasi. Penelitian ini memberikan kontribusi terhadap perencanaan kawasan konservasi geologi dengan menekankan pentingnya partisipasi aktif masyarakat dalam konservasi warisan geologi. Temuan ini juga dapat menjadi referensi bagi wilayah lain yang menghadapi tantangan serupa terkait konservasi warisan geologi, khususnya dalam mengelola kontestasi kepentingan antara nilai ilmiah dan nilai ekonomi. Kata Kunci: kontestasi kepentingan, konservasi geologi, fosil megalodon, Desa Gunung Sungging, Multi Level Perspective Koleksi digital milik UPT Perpustakaan ITB untuk keperluan pendidikan dan penelitian ii Koleksi digital milik UPT Perpustakaan ITB untuk keperluan pendidikan dan penelitian iii ABSTRACT CONTESTATION OF INTERESTS IN PLANNING A GEOCONSERVATION AREA IN GUNUNG SUNGGING VILLAGE: A MULTI LEVEL PERSPECTIVE STUDY By Rahmita Astari NIM: 24023022 (Master’s Program in Development Studies) Geoconservation seeks to protect and preserve geological components that hold significant value for research and education. Geoconservation is becoming increasingly relevant in the face of exploitation threats that can damage the sustainability of geological components, especially those with scientific value as geological heritage. This study focuses on the dynamics of the transition from exploitation to conservation of megalodon fossils in Gunung Sungging Village, Surade District, Sukabumi Regency. The discovery of megalodon fossils in late 2019, which have high scientific value as geoheritage, was the beginning of massive exploitation and buying and selling of fossils. This activity poses a threat to the sustainability of fossils as part of geoheritage. The issue triggered concerns from various parties, including the Sukabumi Regency Government, the Ciletuh- Palabuhanratu Geopark Management Agency, and the local community. The different interests in the scientific and economic value of fossils became the issue in this study. The study aims to analyze the transition process, the roles of the involved actors, and identify efforts in planning of geoconservation area.