Hasil Ringkasan
Bab VI Penutup Bab ini berisi terkait temuan penelitian, kesimpulan, rekomendasi, dan catatan untuk studi selanjutnya. VI.1Temuan Penelitian Temuan pertama menjawab sasaran pertama, yaitu teridentifikasinya persepsi risiko antara perempuan dan laki-laki di DAS Pantai Bokek dalam menghadapi banjir. Terdapat perbedaan persepsi risiko antara laki-laki dan perempuan terkait bencana banjir, dengan perempuan cenderung memiliki persepsi risiko yang lebih tinggi. Adapun temuan dari masing-masing faktor adalah sebagai berikut: 1.Kesadaran Risiko: Laki-laki umumnya merasa memiliki tingkat kesadaran risiko yang sama dengan perempuan. Namun, sebagian besar perempuan merasa memiliki tingkat kesadaran risiko yang lebih tinggi dari pasangannya; 2.Kesiapsiagaan: Laki-laki cenderung menganggap kesiapsiagaan sebagai upaya bersama atau bahkan mengklaim bahwa upaya tersebut lebih banyak dilakukan oleh laki-laki. Sebaliknya, mayoritas perempuan merasa bahwa mereka melakukan lebih banyak upaya kesiapsiagaan; dan 3.Kekhawatiran: Meskipun ada beberapa laki-laki yang merasa lebih khawatir, sebagian besar mengakui bahwa perempuan mengalami tingkat kekhawatiran yang lebih tinggi. Perempuan pun umumnya merasakan hal yang sama. Oleh karena itu, faktor ini menjadi satu-satunya faktor yang secara umum diakui oleh laki-laki lebih besar dimiliki oleh perempuan. Akan tetapi, jawaban yang diperoleh tidak seluruhnya mencerminkan perasaan atau kondisi sebenarnya, terutama jawaban “sama saja (antara perempuan dan laki-laki)”. Di samping jawaban peserta perempuan yang mengungkapkan kesulitan maupun jawaban peserta laki-laki yang penuh percaya diri mengaku mengambil peran yang lebih besar, terdapat kecenderungan jawaban peserta perempuan yang tidak ingin menonjolkan kelebihan mereka atau tidak ingin merendahkan pasangan laki-laki mereka, serta kecenderungan jawaban peserta laki-laki yang menghindari pengakuan atas kelebihan perempuan. 147 Koleksi digital milik UPT Perpustakaan ITB untuk keperluan pendidikan dan penelitian Jawaban laki-laki yang menyatakan persepsi risiko yang sama atau lebih tinggi dari perempuan dapat disebabkan oleh perbedaan ekspektasi tanggung jawab, kurangnya pemahaman laki-laki tentang pekerjaan rumah tangga, kurangnya diskusi risiko yang terbuka, dan keengganan laki-laki untuk mengakui persepsi risiko perempuan yang lebih tinggi. Namun, pada akhirnya persepsi risiko perempuan jelas lebih tinggi berdasarkan tiga alasan: dampak banjir terhadap urusan rumah tangga yang umumnya diurus perempuan, beban ganda yang semakin berat bagi perempuan saat banjir, dan frekuensi perempuan berada di rumah yang lebih tinggi sehingga lebih mengenal dan terpapar risiko banjir. Temuan selanjutnya menjawab sasaran kedua, yaitu teridentifikasinya cara pengambilan keputusan antara perempuan dan laki-laki di DAS Pantai Bokek dalam menghadapi banjir. Identifikasi cara pengambilan keputusan tersebut dibagi berdasarkan tiga fase bencana banjir (sebelum, saat, dan setelah). Adapun temuan dari masing-masing fase adalah sebagai berikut: 1.Cara pengambilan keputusan antara perempuan dan laki-laki sebelum banjir terjadi sangat dipengaruhi oleh perbedaan definisi kesiapsiagaan yang teridentifikasi sebelumnya dalam temuan persepsi risiko. Akibatnya, pada fase ini, pengambilan keputusan cenderung hanya dilakukan perempuan. Hal tersebut menyebabkan pula kesenjangan ekspektasi antara perempuan dan laki-laki dengan para perempuan berharap pasangannya lebih memiliki inisiatif, sementara para laki-laki merasa sudah cukup. Pada fase ini, teridentifikasi pula bias dalam pengambilan keputusan yang berjenis efek rekanan pada perempuan dan efek pembingkaian utamanya pada laki-laki; 2.Cara pengambilan keputusan antara perempuan dan laki-laki saat banjir terjadi memiliki tiga variasi: diambil bersama-sama secara independen, diambil oleh laki-laki, dan diambil oleh perempuan. Variasi pertama dan kedua biasanya diikuti penjelasan yang bersifat normatif, sementara variasi ketiga yang banyak disebutkan oleh peserta perempuan yang disertai jabaran langkah-langkah spesifik, alasan, serta pertimbangan yang membentuk keputusan mereka. Oleh karena itu, “bagaimana keputusan diambil” lebih dapat diungkap melalui narasi perempuan yang menghasilkan dua pola: independen dan dependen terhadap keputusan pasangan (suami).