Hasil Ringkasan
Bab V Analisis dan Pembahasan Bab ini menjabarkan hasil analisis berdasarkan sasaran penelitian yang telah ditetapkan. Untuk mencapai sasaran pertama, dianalisis persepsi risiko antara perempuan dan laki-laki di DAS Pantai Bokek dalam menghadapi banjir. Untuk mencapai sasaran kedua, dianalisis cara pengambilan keputusan antara perempuan dan laki-laki di DAS Pantai Bokek dalam menghadapi banjir. Terakhir, untuk mencapai sasaran ketiga, dianalisis dinamika kekuasaan antara perempuan dan laki-laki di DAS Pantai Bokek berdasarkan jawaban dari dua analisis sebelumnya. V.1Persepsi Risiko Antara Perempuan dan Laki-Laki di DAS Pantai Bokek dalam Menghadapi Banjir Persepsi risiko banjir adalah penilaian subyektif individu atau masyarakat tentang kemungkinan, tingkat keparahan, dan potensi dampak banjir, yang dipengaruhi oleh pengalaman, pengetahuan, dan konteks sosial-budaya mereka. Dalam bahasan ini, persepsi risiko akan dikaji dengan mengacu pada tiga faktor spesifik menurut Raaijmakers dkk. (2008), yaitu kesadaran akan risiko, kesiapsiagaan, dan kekhawatiran. V.1.1.Kesadaran akan Risiko Analisis mengenai kesadaran akan risiko terbagi menjadi dua bahasan. Pertama, bahasan yang didasarkan pada kesamaan jawaban para peserta wawancara kelompok terkait pengetahuan tentang risiko banjir. Kedua, bahasan yang didasarkan pada perbedaan jawaban para peserta wawancara kelompok terkait cara pandang mereka memandang dan membandingkan kesadaran satu sama lain, utamanya antara perempuan terhadap laki-laki (pasangannya) dan sebaliknya. A.Kesamaan Pengetahuan tentang Risiko Banjir Seluruh peserta, baik peserta perempuan maupun peserta laki-laki di De Flamboyan dan Tanjung Selamat Indah, menunjukkan pengetahuan yang sama mengenai kemungkinan banjir di masa depan, mengenali tanda-tanda atau gejala yang mengindikasikan akan terjadinya banjir, serta menyebutkan sumber informasi yang sama. Pengetahuan yang sama ini berasal dari pengalaman bersama mereka dengan kejadian banjir sebelumnya, baik banjir bandang yang 61 Koleksi digital milik UPT Perpustakaan ITB untuk keperluan pendidikan dan penelitian terjadi pada tahun 2020 maupun banjir-banjir berkala lainnya dalam intensitas yang lebih kecil. Kesamaan pertama tampak dari skor yang relatif sama tentang kesadaran mereka akan risiko. Lebih dari 83% memberikan skor tertinggi–4 dari 4–dan 8% lainnya memberikan skor 3, menandakan lebih dari 90% peserta wawancara kelompok tahu tentang bencana banjir yang mereka hadapi. Kesamaan juga terlihat dari hasil wawancara kelompok. Karena tidak ada kelompok yang menerima pendidikan atau pelatihan khusus tentang kesiapsiagaan banjir, kesadaran mereka berakar pada pengalaman langsung daripada instruksi formal. Akibatnya, tidak ada kesenjangan yang terlihat, juga tidak ada kekurangan akses terhadap informasi bagi perempuan dibandingkan dengan laki-laki dalam konteks ini. Selanjutnya, akan dijelaskan lebih detail mengenai pengetahuan para peserta yang relatif sama tersebut, dari kemungkinan banjir di masa depan, tanda-tanda atau gejala yang mengindikasikan akan terjadinya banjir, serta sumber informasi yang digunakan. a.Kemungkinan Banjir Terkait seberapa besar kemungkinan banjir terjadi kembali di daerah tempat tinggal mereka masing-masing, seluruh peserta–baik perempuan maupun laki-laki, baik masyarakat Tanjung Selamat Indah maupun masyarakat De Flamboyan–menyadari bahwa banjir pasti akan terjadi. Jawaban mengenai kemungkinan tersebut dijelaskan bersamaan dengan penyebab banjir serta pola banjir yang mereka ketahui.