Hasil Ringkasan
Bab IV Gambaran Umum Wilayah Studi Pada bab ini dijelaskan tentang gambaran umum wilayah studi yang mencakup karakteristik demografi DAS Pantai Bokek serta kronologi bencana banjir bandang yang terjadi di wilayah penelitian. IV.1Karakteristik Demografi di DAS Pantai Bokek Ruang lingkup wilayah pada penelitian ini berada di Provinsi Sumatera Utara, yaitu dua kompleks perumahan yang terletak di Daerah Aliran Sungai Pantai Bokek yang terdampak banjir bandang pada tahun 2020 lalu. Dua kompleks tersebut adalah De Flamboyan yang terletak di Kecamatan Medan Tuntungan, Kota Medan, dan Tanjung Selamat Indah yang terletak di Kecamatan Pancur Batu, Kabupaten Deli Serdang, sebagaimana tampak pada peta berikut: Gambar IV.1 Peta Lokasi Penelitian Sumber: Hasil Analisis (2024) Mengikuti ruang lingkup wilayah tersebut, masyarakat yang diteliti dalam penelitian ini adalah masyarakat dari Kompleks Perumahan De Flamboyan dan Kompleks Perumahan Tanjung Selamat Indah. Tidak terdapat informasi lebih 52 Koleksi digital milik UPT Perpustakaan ITB untuk keperluan pendidikan dan penelitian detail mengenai jumlah masyarakat berdasarkan jenis kelamin di kedua kompleks perumahan. Namun, diketahui bahwa masing-masing kompleks perumahan tersebut secara berurutan memiliki 80 KK dan 109 KK. Dari jumlah tersebut, untuk penelitian ini, terdapat 10 peserta perempuan dan 2 peserta laki-laki dari De Flamboyan, serta 9 peserta perempuan dan 3 peserta laki-laki dari Tanjung Selamat Indah. Lebih dari 50% peserta merupakan peserta yang sama yang berpartisipasi dalam penelitian Fitri (2023). Berdasarkan karakteristik demografi yang diperoleh dari penyebaran kuesioner, serta dari penelitian Fitri (2023), terdapat perbedaan yang cukup signifikan antara masyarakat De Flamboyan dan masyarakat Tanjung Selamat Indah, sebagai berikut: 1.Dari aspek usia, masyarakat De Flamboyan memiliki rata-rata usia penghuni yang lebih tua dibandingkan dengan masyarakat Tanjung Selamat Indah. Gambar IV.2 Distribusi Usia Peserta dari DF dan TSI Sumber: Hasil Analisis (2024) Dilihat dari struktur keluarga, masyarakat De Flamboyan terdiri dari pasangan paruh baya (63% peserta tinggal bersama pasangan), keluarga dengan anak-anak yang sudah dewasa (63% peserta tinggal bersama anak), dan beberapa rumah tangga yang tinggal bersama lansia atau lansia yang tinggal sendiri. Sementara itu, masyarakat Tanjung Selamat Indah 53 Koleksi digital milik UPT Perpustakaan ITB untuk keperluan pendidikan dan penelitian sebagian besar terdiri dari pasangan muda dengan anak kecil (83% peserta tinggal bersama pasangan dan 83% peserta tinggal bersama anak) dan tidak ada rumah tangga yang tinggal bersama lansia; 2.Dari aspek pendidikan, masyarakat De Flamboyan memiliki kualifikasi pendidikan yang lebih rendah dengan sebagian besar hanya menyelesaikan sekolah menengah (baik SMP maupun SMA) serta tidak ada peserta yang lanjut ke pendidikan tinggi; sementara masyarakat Tanjung Selamat Indah memiliki kualifikasi pendidikan yang lebih tinggi dengan sebagian besar menyelesaikan sekolah menengah atas dan sebagian lainnya telah mencapai jenjang perguruan tinggi; 3.Dari aspek ekonomi, masyarakat De Flamboyan memiliki kondisi lebih rendah daripada masyarakat Tanjung Selamat Indah. a.Dalam hal kepemilikan rumah, masyarakat Tanjung Selamat Indah tinggal di kompleks perumahan tersebut dengan status memiliki atau menyewa rumah, di mana Tanjung Selamat Indah merupakan komplek perumahan subsidi pemerintah. Sementara itu, De Flamboyan memiliki proporsi yang lebih tinggi dari penduduk yang tinggal tanpa menyewa, atau hanya menumpang; b.Dalam hal pendapatan, masyarakat Tanjung Selamat Indah memiliki kisaran pendapatan rata-rata yang lebih tinggi, yaitu Rp2,5 juta hingga Rp5 juta. Adapun masyarakat De Flamboyan mayoritas penghuninya memiliki pendapatan rata-rata Rp1 juta s.d. 2,5 juta, bahkan kurang dari itu, menyebabkan mereka tinggal di perumahan tersebut dengan status menumpang di rumah-rumah yang berkondisi seadanya; dan c.Dalam hal pekerjaan, di De Flamboyan, 40% peserta perempuan bekerja, baik sebagai pedagang di pasar tradisional maupun sebagai guru; sementara hampir semua peserta perempuan Tanjung Selamat Indah merupakan ibu rumah tangga kecuali satu orang yang bekerja dengan status PNS, menunjukkan stabilitas keuangan yang lebih baik sehingga mereka tidak perlu mencari penghasilan sendiri; 54 Koleksi digital milik UPT Perpustakaan ITB untuk keperluan pendidikan dan penelitian 4.Dari aspek agama dan suku, masyarakat kedua perumahan memiliki proporsi yang mirip, dengan persentase 75% Islam dan 25% Protestan; serta 40-50% suku Batak (didominasi oleh Karo, lalu secara merata Mandailing, Angkola, Toba, dan Simalungun), 30-40% suku Jawa, dan sisanya suku lain, seperti Nias dan Sunda. Semua peserta wawancara merupakan korban dari banjir bandang 2020. Dengan kata lain, semuanya memiliki pengalaman langsung menghadapi banjir. Namun, tidak ada sama sekali peserta yang pernah mengikuti pelatihan terkait penanggulangan banjir. Komunitas yang diteliti ini memang dapat dikategorikan sebagai komunitas marginal yang tidak didekati baik pemerintah, misalnya melalui program Desa Tangguh Bencana (Destana), maupun lembaga swadaya masyarakat apapun. Oleh karena itu, upaya-upaya menghadapi banjir yang dilakukan berasal dari kalangan masyarakat sendiri, baik dalam skala individu (yang lebih dominan) maupun dalam skala komunitas. Komunitas yang teridentifikasi adalah Serikat Tolong Menolong (STM) serta pengajian rutin mingguan, baik bapak-bapak maupun ibu-ibu.