Hasil Ringkasan
Bab II Tinjauan Pustaka Pada bab ini dijelaskan tinjauan pustaka terkait yang digunakan dalam penelitian. II.1Banjir dan Manajemen Bencana II.1.1Konsep Bencana Banjir Per Februari 2024, banjir masih mendominasi bencana alam di Indonesia berdasarkan laporan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) (Muhamad, 2024). Situasi ini memerlukan perhatian lebih lanjut karena, sebagaimana disampaikan Kuzma dan Luo (2020), Indonesia bersama Bangladesh dan India memiliki populasi terdampak banjir sungai dan pantai terbesar setiap tahun. Enam tahun dari sekarang, diprediksi ketiga negara ini akan menyumbang 44 persen populasi terdampak banjir sungai dan 58 persen populasi terdampak banjir pesisir dari populasi dunia. Peningkatan drastis risiko banjir ini diakibatkan hujan lebat dan badai, yang dipicu oleh perubahan iklim, faktor sosial ekonomi seperti pertumbuhan populasi, peningkatan pembangunan di sekitar pantai dan sungai, serta penurunan permukaan tanah yang disebabkan oleh luapan air tanah. Banjir adalah salah satu contoh bencana. Bencana sendiri didefinisikan oleh Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana sebagai peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat yang disebabkan, baik oleh faktor alam dan/atau faktor nonalam maupun faktor manusia sehingga mengakibatkan timbulnya korban jiwa manusia, kerusakan lingkungan, kerugian harta benda, dan dampak psikologis. Definisi tersebut menyebutkan bahwa bencana dapat disebabkan setidaknya oleh tiga faktor: alam, nonalam, dan manusia. Bencana alam adalah bencana yang diakibatkan oleh peristiwa atau serangkaian peristiwa yang disebabkan oleh alam antara lain berupa gempa bumi, tsunami, gunung meletus, banjir, kekeringan, angin topan, dan tanah longsor. Bencana nonalam adalah bencana yang diakibatkan oleh peristiwa atau rangkaian peristiwa nonalam yang antara lain berupa gagal teknologi, gagal modernisasi, epidemi, dan wabah penyakit. Sementara itu, bencana sosial adalah bencana yang diakibatkan oleh 11 Koleksi digital milik UPT Perpustakaan ITB untuk keperluan pendidikan dan penelitian peristiwa atau serangkaian peristiwa yang diakibatkan oleh manusia yang meliputi konflik sosial antarkelompok atau antarkomunitas masyarakat, dan teror. Banjir sendiri adalah peristiwa bencana alam yang terjadi ketika aliran air yang berlebihan merendam daratan. Menurut Badan Nasional Penanggulangan Bencana (t.t.), banjir adalah bencana yang paling sering dan rutin melanda Indonesia. Banjir dapat terjadi dengan intensitas yang beragam dengan salah satu pengklasifikasian sebagai berikut: Tabel II.1 Klasifikasi Intensitas Banjir Level Banjir Intensitas Banjir Kedalaman (h) (meter) Hubungan Kecepatan Air (q) (meter persegi per sekon) 1 Rendah 0 < h < 1 dan 0 < q < 2 2 Sedang 1 ≤ h < 2,5 atau 2 ≤ q < 10 3 Tinggi h ≥ 2,5 atau q ≥ 10 Sumber: Chen dkk. (2020) Berdasarkan jenisnya, banjir dapat dibagi tiga: banjir genangan, banjir bandang, dan banjir rob. Banjir genangan adalah jenis banjir yang biasanya terjadi akibat intensitas hujan yang tinggi dalam waktu yang lama sehingga air tidak dapat menyerap ke dalam tanah dengan cepat dan mengakibatkan air menggenang di atas permukaan tanah. Banjir genangan biasanya terjadi pada daerah dataran rendah atau permukaan tanah yang datar dan tidak memiliki sistem drainase yang memadai. Sementara itu, banjir bandang adalah jenis banjir yang terjadi secara tiba-tiba dan biasanya disebabkan oleh curah hujan yang sangat tinggi dalam waktu singkat di wilayah pegunungan atau perbukitan. Karena intensitas hujan yang tinggi dalam waktu singkat, aliran air di sungai dan aliran air dapat meningkat secara drastis dan menyebabkan air meluap dan menyebabkan kerusakan dan bahaya bagi kehidupan manusia dan hewan. Terakhir, banjir rob atau banjir laut adalah jenis banjir yang terjadi di daerah pesisir dan disebabkan oleh naiknya permukaan laut akibat efek dari perubahan iklim dan pemanasan global.