Hasil Ringkasan
BAB 1 MOCHAMMAD FIRMANYSAH TRIPUTRA

Jumlah halaman: 7 · Jumlah kalimat ringkasan: 35

1 Bab I Pendahuluan I.1. Latar Belakang Ketahanan pangan merupakan salah satu isu utama yang dihadapi oleh banyak negara di dunia, termasuk Indonesia. Ketahanan pangan tidak hanya berhubungan dengan ketersediaan pangan, tetapi juga aksesibilitas, kualitas, dan stabilitas pasokan pangan. Seiring dengan pertumbuhan populasi yang cepat, permintaan akan pangan pun meningkat, menuntut adanya upaya berkelanjutan untuk meningkatkan produksi pangan. Padi, sebagai salah satu komoditas pangan utama di Indonesia, memainkan peran penting dalam ketahanan pangan nasional. Oleh karena itu, efisiensi produksi padi menjadi faktor krusial dalam memastikan ketahanan pangan yang berkelanjutan di Indonesia. Berdasarkan Susenas (2022), beras merupakan makanan pokok bagi sekitar 98,35% rumah tangga di Indonesia. Beras merupakan salah satu jenis pangan dengan total konsumsi tertinggi yang mampu mengalahkan ubi jalar, jagung, dan jenis pangan lainnya, berdasarkan rata-rata konsumsi per kapita rumah tangga per minggu yang mencapai 6,5 kilogram pada tahun 2024 (BPS, 2024). Beras juga merupakan salah satu komoditas andalan sektor pertanian yang menduduki peringkat ketiga setelah China dan India sebagai negara penghasil beras terbesar dengan produksi sebesar 70,8 juta ton per tahun (FAO, 2018). Hal ini menjadikan produksi padi untuk kecukupan beras sebagai hal yang sangat vital dalam perekonomian Indonesia. BPS mencatat bahwa terjadi penurunan Luas panen dan Produksi Padi dari tahun 2018 – 2023. Pada tahun 2018 luas panen padi adalah sebesar 11,38 juta ha lalu mengalami penurunan sebesar 10,23% menjadi 10,21 juta ha di tahun 2023. Selanjutnya Produksi Padi juga mengalami penurunan sebesar 8,82% dari yang sebelumnya sebesar 59.2 juta ton menjadi 53,98 juta ton (BPS, 2024). Ketidakstabilan ketersediaan beras dalam negeri memicu perubahan kuantitas impor beras dari berbagai negara. Impor beras Indonesia pada tahun 2017 adalah sekitar 0,30 juta ton, tetapi kemudian permintaan impor beras melonjak secara 2 signifikan menjadi sebesar 2,2 juta ton pada tahun 2018 dan kemudian mencapai 3,1 juta ton pada tahun 2023 (BPS, 2024). Melihat hal itu, peningkatan produksi padi secara berkelanjutan menjadi penting, tidak hanya diperlukan untuk memenuhi kebutuhan domestik tetapi juga untuk mengurangi ketergantungan pada impor beras. Namun, tantangan yang dihadapi dalam produksi padi sangat beragam, mulai dari keterbatasan lahan, perubahan iklim, hingga inefisiensi dalam metode produksi yang digunakan oleh petani. Salah satu cara untuk meningkatkan ketahanan pangan adalah dengan meningkatkan efisiensi produksi padi. Efisiensi produksi padi mengacu pada penggunaan sumber daya secara optimal untuk mencapai hasil produksi yang maksimal. Dalam konteks ini, efisiensi mencakup berbagai aspek, termasuk penggunaan lahan, tenaga kerja, air, dan input pertanian seperti pupuk dan pestisida. Meningkatkan efisiensi berarti meminimalkan pemborosan sumber daya dan mengoptimalkan hasil panen. Hal ini sejalan dengan konsep pertanian berkelanjutan yang mengedepankan produksi pangan yang cukup untuk generasi sekarang tanpa mengorbankan kemampuan generasi mendatang untuk memenuhi kebutuhannya sendiri (FAO, 2020). Selain itu penerapan teknologi dan praktik pertanian yang lebih baik dapat meningkatkan efisiensi produksi padi melalui penggunaan varietas unggul yang tahan terhadap hama dan penyakit, penerapan sistem irigasi yang efisien, serta penggunaan pupuk dan pestisida secara bijaksana (FAO, 2020). Sehingga, pelatihan dan edukasi bagi petani mengenai teknik budidaya yang lebih efisien dan ramah lingkungan menjadi sangat penting. Pengelolaan input yang efektif seperti pupuk, benih, dan tenaga kerja berdampak signifikan terhadap efisiensi produksi padi. Di Filipina, penelitian menunjukkan bahwa penggunaan input yang optimal berkorelasi dengan produktivitas yang lebih tinggi di kalangan petani padi (Koirala dkk., 2014). Sebaliknya, penggunaan pupuk yang berlebihan, seperti yang terjadi di Tiongkok, dapat menyebabkan degradasi tanah dan pencemaran lingkungan, yang pada akhirnya menurunkan efisiensi produksi (Sun & Zhang., 2019). 3 Integrasi teknologi modern, termasuk varietas padi unggul dan mekanisasi, memainkan peran penting dalam meningkatkan efisiensi produksi. Di Myanmar, adopsi teknologi produksi padi canggih berpengaruh terhadap peningkatan efisiensi, hal tersebut menunjukan pentingnya inovasi teknologi dalam praktik pertanian (Tun & Kang, 2015) Faktor lingkungan seperti kesuburan tanah, ketersediaan air, dan kondisi iklim merupakan beberapa faktor penting penentu efisiensi produksi padi. Di dataran rendah pasang surut Sumatera Selatan, Indonesia, variasi faktor-faktor ini terbukti memengaruhi hasil panen padi, sehingga perlunya strategi pengelolaan yang mempertimbangkan lokasi khusus (Purba dkk, 2020). Selain itu, perubahan iklim menimbulkan tantangan signifikan terhadap produksi padi, dengan peningkatan suhu dan perubahan pola curah hujan yang berpotensi mengurangi hasil panen (Lv dkk, 2018). Status sosial ekonomi petani, termasuk tingkat pendidikan, akses ke pinjaman, dan layanan penyuluhan, mempengaruhi kemampuan mereka untuk mengadopsi praktik pertanian yang efisien. Di Ghana, penelitian menunjukkan bahwa tingkat pendidikan yang lebih tinggi di kalangan petani padi memiliki korelasi positif terhadap tingkat efisiensi teknis yang lebih besar, yang menunjukkan bahwa investasi dalam pendidikan dapat meningkatkan produktivitas (Amankwa dkk, 2022). Akses ke sumber daya keuangan dan pasar juga memungkinkan petani untuk berinvestasi pada input dan teknologi yang lebih baik, yang selanjutnya meningkatkan efisiensi. Dalam menghadapi tantangan globalisasi dan perdagangan internasional, efisiensi produksi padi juga berkaitan dengan daya saing produk beras Indonesia di pasar global. Laporan World Bank (2020) menyatakan meskipun Indonesia merupakan salah satu produsen beras terbesar di dunia, produktivitas padi per hektar masih relatif rendah dibandingkan dengan negara-negara penghasil beras utama lainnya, seperti Vietnam dan Thailand. Hal ini menunjukkan bahwa upaya peningkatan efisiensi produksi padi tidak hanya penting untuk ketahanan pangan domestik tetapi juga untuk meningkatkan daya saing internasional (World Bank, 2020). Secara keseluruhan, peningkatan efisiensi produksi padi merupakan langkah strategis yang harus diambil untuk memastikan ketahanan pangan yang 4 berkelanjutan di Indonesia. Strategi pembangunan di sektor pertanian umumnya berfokus pada peningkatan kinerja di tingkat usaha tani. Kinerja ini dapat dicapai melalui dua pendekatan, yaitu memaksimalkan hasil produksi dengan memanfaatkan kombinasi teknologi yang tersedia atau meminimalkan biaya untuk menghasilkan tingkat output yang optimal. Pendekatan kedua dikenal sebagai efisiensi biaya, yang digunakan untuk menilai kemampuan petani dalam mencapai produksi maksimum dengan kombinasi input yang optimal. Selain itu, pengurangan biaya dianggap lebih penting dalam meningkatkan keuntungan usaha tani. Efisiensi biaya berorientasi pada input, yang berarti kemampuan untuk menghasilkan output tertentu dengan biaya minimum sesuai dengan harga input yang berlaku (Farrell 1957; Coelli dkk. 2002 & 2005; Battese 1992; Reinhard dkk. 1999 & 2000). Penelitian ini akan berfokus pada analisis efisiensi biaya (cost efficiency) dalam penggunaan input-input biaya produksi padi. Penggunaan teknologi yang sudah ada sebelumnya terbukti lebih efisien dibandingkan dengan teknologi baru dalam meningkatkan produktivitas (Belbase & Grabowski 1985; Khai dkk. 2008; Shapiro & Muller 1977). Oleh karena itu, kemampuan petani untuk menekan biaya produksi perlu lebih diperhatikan daripada sekadar meningkatkan produktivitas karena pengurangan biaya merupakan faktor penting dalam meningkatkan keuntungan petani (Tu & Trang, 2016). Selain itu, dengan pengelolaan yang biaya yang lebih efisien, sumber daya dapat dialokasikan secara lebih optimal yang pada akhirnya berpotensi meningkatkan hasil produksi tanpa harus menambah biaya secara signifikan. I.2. Rumusan Masalah Produksi padi memegang peranan penting dalam menjaga ketahanan pangan di Indonesia, yang merupakan salah satu produsen beras terbesar di dunia. Namun, tantangan efisiensi biaya produksi tetap menjadi isu sentral yang mengancam keberlanjutan sektor pertanian, terutama di tengah tekanan biaya, rendahnya produktivitas, dan variabilitas hasil panen. Untuk menjawab tantangan ini, diperlukan pendekatan yang komprehensif dalam mengukur dan menganalisis efisiensi khususnya efisiensi ekonomi ata biaya. Selain itu tingkat efisiensi juga dipengaruhi oleh berbagai macam faktor antara lain: 1) Karakteristik petani, seperti 5 tingkat pendidikan, pengalaman, dan status kepemilikan lahan; 2) Teknologi budidaya, seperti penggunaan varietas, obat hama, dan metode penanaman; 3) Iklim atau musim, seperti musim hujan dan kemarau. Dengan demikian berangkat dari penjelasan tersebut pertanyaan penelitian yang muncul dan akan diteliti dalam peneltian ini dapat dijelaskan sebagai berikut: a. Bagaimana Tingkat efisiensi biaya produksi padi di Indonesia. b. Bagaimana pengaruh faktor-faktor sosial, ekonomi, metode dan teknologi budidaya, serta iklim dan musim terhadap efisiensi biaya produksi padi. I.3. Tujuan Penelitian Berdasarkan masalah penelitian yang telah dijelaskan di atas maka tujuan utama dari penelitian ini adalah sebagai berikut: a. Melihat hubungan total biaya produksi dengan biaya input menggunakan metode frontier b. Mengestimasi nilai efisiensi produksi padi c. Mengestimasi faktor-faktor sosial, ekonomi, metode dan teknologi budidaya, serta iklim dan musim yang mempengaruhi efisiensi I.4. Manfaat Penelitian Penelitian ini dapat memberikan manfaat bagi akademisi maupun praktisi. Manfaat untuk akademisi berkaitan dengan konsep dan teori, sedangkan manfaat untuk praktisi berkaitan dengan implementasi di lapangan. a. Bagi Akademisi Penelitian ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan baru mengenai tingkat efisiensi dan faktor-faktor yang mempengaruhinya khusunya efisiensi biaya produksi padi serta dapat melengkapi penelitian sebelumnya sehingga dapat membantu dalam pengembangan studi di masa yang akan datang. b. Bagi Praktisi Diharapkan peneltian ini dapat menjadi bahan pertimbangan bagi para pelaku industri pertanian khusunya usaha tani untuk meningkatkan dan menjaga efisiensi dalam menjalankan kegiatan produksi. 6 I.5. Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan data yang bersumber dari Survei Panel Petani Nasioal (Patanas) Estimasi hubungan antara biaya input produksi dengan total biaya produksi menggunakan metode stochastic frontier. Setelah diperoleh hubungan antara kedua variabel frontier model dapat menghitung tingkat cost efficiency. Nilai tersebut kemudian dijadikan sebagai variabel dependen untuk diregresi dengan variabel independen dari faktor sosial-ekonomi di kalangan petani dan teknologi budidaya dan iklim untuk melihat apa yang mendeterminasi inefisiensi biaya produksi tani I.6. Sistematika Penulisan Sistematika penulisan dalam penelitian ini terdiri dari enam bab, yaitu: Bab 1 Pendahuluan Pada bab ini akan dijelaskan mengenai hal-hal yang berkaitan dengan topik penelitian secara umum, meliputi latar belakang penelitian, rumusan persoalan yang diajukan, tujuan dan sasaran penelitian yang ingin dicapai, manfaat penelitian, dan sistematika penulisan dalam penelitian. Bab 2 Tinjauan Pustaka Bab ini akan membahas teori-teori yang dijadikan acuan dalam penelitian ini. Teori dan konsep tersebut mencakup Teori Efisiensi, pengertian padi dan usaha tani di Indonesia serta pembahasan penelitian terkait sebelumnya. Bab 3 Metodologi Penelitian Pada bab ini akan dijelaskan mengenai langkah-langkah serta data-data yang nantinya akan digunakan dalam proses pengolahan data untuk mencapai tujuan penelitian Bab 4 Gambaran Umum Wilayah Studi Pada bab ini akan dijelaskan mengenai gambaran umum kondisi pertanian di indonesia Bab 5 Hasil dan Pembahasan 7 Pada bab ini berisi hasil dari penelitian yang dilakukan berdasarkan tahapan- tahapan pengujian yang dijelakan dalam metodologi penelitian yang nantinya akan dilakukan pembahasan terhadap hasilnya. Bab 6 Penutup Bab ini berisi tentang kesimpulan yang didapatkan dari hasil analisis serta saran yang mungkin diberikan kepada pihak-pihak yang terkait dengan penelitian ini atau untuk penelitian selanjutnya..