Hasil Ringkasan
ii ABSTRAK PENGINDERAAN JAUH UNTUK IDENTIFIKASI PENYEBARAN TUMBUHAN HIPERAKUMULATOR PEMBAWA TIMAH DI DAERAH PAKU, KABUPATEN BANGKA SELATAN Oleh William Stanley NIM: 22023016 (Program Studi Magister Teknik Geologi) Tutupan vegetasi yang lebat membuat penginderaan jauh untuk eksplorasi mineral menjadi kurang efektif. Penelitian ini menggunakan konsep penginderaan jauh geobotani untuk mengidentifikasi penyebaran tumbuhan hiperakumulator timah berdasarkan respon yang teramati oleh citra satelit serta menganalisis penyebarannya dengan menganalisis indeks mineral dan vegetasi serta data geologi untuk menentukan lokasi prospek timah. Lokasi penelitian berada di Paku, Bangka Selatan. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sampel batuan, tanah, dan daun tumbuhan hiperakumulator dikombinasikan dengan data penginderaan jauh berupa citra Sentinel 2A. Metode penelitian meliputi XRF sampel batuan dan tanah serta AAS dan pengukuran klorofil daun di tambah rasio saluran yang digunakan untuk menentukan dan membuat indeks mineral dan indeks vegetasi serta metode unsupervised classification. Rasio saluran mineral ferromagnesian dan oksida besi digunakan untuk indeks mineral. Sementara untuk mendeteksi hiperakumulator timah, digunakan rasio umum dan modifikasinya, yaitu: NDVI (Normalized Difference Vegetation Index), REVI (Red Edge Vegetation Index), SIPI (Structure Intensive Pigment Index), dan CGI (Chlorophyll Green Index). Untuk Modifikasi adalah Enhance NDVI yang merupakan modifikasi NDVI, REVI2 yang merupakan modifikasi dari REVI, dan SIPCI yang merupakan modifikasi dan kombinasi dari SIPI dan CGI. Dari total tujuh indeks, SIPCI menunjukkan korelasi tertinggi antara konsentrasi klorofil daun dengan nilai indeks. Bioindikator tersebut dapat terdeteksi di citra sentinel 2A dengan indeks vegetasi SIPCI. Nilai indeks SIPCI yang mendeteksi bioindikator tersebut memiliki rentang antara 0,013 – 4,261. SIPCI menunjukan nilai yang berkorelasi positif dan berkaitan dengan perubahan konsentrasi klorofil daun dibanding indeks lainnya. Distribusi spasial tumbuhan hiperakumulator timah sebagai bioindikator menunjukan ketersesuaian dengan distribusi mineralisasi timah di beberapa lokasi di daerah penelitian, sebagaimana dibuktikan dengan analisis penginderaan jauh dan validasi lapangan. Kata kunci: tumbuhan hiperakumulator, bioindikator, penginderaan jauh geobotani, indeks vegetasi, modifikasi indeks vegetasi. iii ABSTRACT REMOTE SENSING FOR IDENTIFICATION TIN-BEARING HYPERACCUMULATOR PLANTS DISTRIBUTION IN PAKU AREA, SOUTH BANGKA REGENCY By William Stanley NIM: 22023016 (Master’s Program in Geological Engineering) The dense vegetation cover makes remote sensing for mineral exploration less effective. This study uses the concept of geobotanical remote sensing to identify the distribution of tin hyperaccumulator plants based on the response observed by satellite images and analyze their distribution by analyzing mineral and vegetation indices as well as geological data to determine the location of tin prospects. The research location is in Paku, South Bangka. The data used in this study were samples of rock, soil, and leaves of hyperaccumulator plants combined with remote sensing data in the form of Sentinel 2A images. Research methods include XRF of rock and soil samples as well as AAS and leaf chlorophyll measurements plus channel ratios used to determine and create mineral indices and vegetation indices as well as unsupervised classification methods. The ratio of ferromagnesian mineral channels and iron oxide is used for the mineral index.