Hasil Ringkasan
90 BAB VI KESIMPULAN DAN REKOMENDASI Bab ini menjelaskan ringkasan temuan studi untuk kemudian menyusun kesimpulan dan rekomendasi studi. Pada bab ini juga disampaikan kelemahan dari penelitian ini yang perlu menjadi pertimbangan dalam penelitian selanjutnya. Saran diberikan sebagai penutup bagi penelitian ini, yang ditujukan kepada peneliti lain yang melakukan kajian serupa. VI.1 Temuan Penelitian Pada penelitian ini, diperoleh beberapa temuan penelitian yang menjawab sasaran penelitian ini sebagaimana telah dinyatakan pada Bab 1. Berikut uraian dari temuan penelitian tersebut: 1. Perubahan tata guna lahan di daerah penelitian hanya terjadi di selatan, barat daya, tengah, hingga timur laut daerah penelitian. Daerah pegunungan di barat laut – utara dan tenggara relatif masih terjaga, yaitu berupa hutan. Kondisi ini dipengaruhi oleh faktor morfologi yang terjal dan status lahan yang merupakan kawasan Taman Buru Masigit-Kareumbi. Penurunan luas pada lahan hutan terjadi pada hutan produksi dan hutan penduduk. Permukiman berkembang paling pesat dalam rentang 2013 – 2024 terutama di daerah Jatinangor, Cimanggung, Pamulihan, dan Sumedang Utara. Keberadaan perguruan tinggi di Jatinangor memberi pengaruh terhadap pertumbuhan hunian di daerah sekitarnya. Begitu juga dengan kawasan industri di Cimanggung yang memicu kebutuhan hunian terjangkau bagi pekerja. Sementara di Pamulihan dan Sumedang Utara lebih dipengaruhi oleh kemudahan akses dari dan menuju Bandung dengan adanya Tol Cisumdawu. Permukiman di kedua tempat ini berkembang di sekitar gerbang tol. 2. Perubahan tata guna lahan berpengaruh terhadap tingkat kerentanan gerakan tanah di daerah penelitian dengan nilai PR yang tinggi, hanya parameter geologi yang memiliki pengaruh lebih besar dibanding perubahan tata guna lahan. Alih fungsi dari lahan terbangun lain menjadi lahan terbuka memiliki nilai FR yang Koleksi digital milik UPT Perpustakaan ITB untuk keperluan pendidikan dan penelitian 91 paling besar. Tetapi yang paling berpengaruh terhadap kerentanan adalah lahan terbuka, pertanian musiman, serta alih fungsi hutan yang membuat kerentanan gerakan tanah meningkat. Sementara permukiman relatif lebih aman terhadap tingkat kerentanan, khususnya di daerah landai. Lahan terbangun lain tidak berdampak signifikan terhadap perubahan tingkat kerentanan karena tersebar secara setempat dengan luas lahan yang paling kecil.