Hasil Ringkasan
106 VI BAB VI KESIMPULAN DAN REKOMENDASI VI.1 Temuan Studi Berdasarkan hasil analisis yang sudah dilakukan terhadap penilaian konektivitas jaringan jalan dan integrasi global dan integrasi lokal yang kemudian dilakukan pengklasifikasian menggunakan tools arcgis dengan klasifikasi natural break yang di klasifikasikan menjadi 5 kelas, dari sangat rendah, rendah , sedang, tinggi, sangat tinggi di dapatkan hasil temuan sebagai berikut : Sasaran 1 : • Konektivitas : Bahwa kondisi jaringan jalan pada Wilayah Bandung Timur menunjukkan hasil konektivitas jaringan jalan yang sudah terkoneksi secara keseluruhan dan cenderung merata dengan rata-rata secara keseluruhan sebesar 2,59 yang artinya setiap segmen rata-rata dapat terhubung secara langsung dengan 2-3 jalan, sehingga analisis konektivitas perlu di perkuat dengan analisis lainnya seperti nilai integrasi jaringan jalan, pada beberapa jalan yang memiliki nilai integrasi lokal maupun global yang tinggi cenderung menunjukkan nilai konektivitas 3-4 dengan dominasi nilai 4.=, hal ini menunjukkan bahwa nilai jaringan jalan yang memiliki nilai integrasi tinggi cenderung memiliki konektivitas di atas nilai rata-rata. • Integrasi Global : Berdasarkan hasil analisis yang dilakukan integrasi jaringan jalan global yang menggambarkan kedalaman integrasi jaringan dengan cakupan keseluruhan atau dengan radius = n menunjukkan hasil bahwa integrasi global yang tinggi cenderung terdapat pada jalan dengan fungsi jalan arteri di Wilayah Bandung Timur hal ini menunjukkan secara konfigurasi jaringan jalan-jalan utama di Wilayah Bandung Timur cenderung sudah sesuai dengan fungsi jalan yang ada pada ketentuan yang sudah di tentukan dengan peraturan. • Integrasi Lokal : Berdasarkan Hasil analisis yang dilakukan dengan penilaian integrasi lokal dengan radius = 2500 meter (2,5km) menunjukkan bahwa kondisi saat ini berdasarkan konfigurasi jaringan jalan pusat-pusat integrasi jalan lokal terdapat di 3 kecamatan yaitu pada Kecamatan Koleksi digital milik UPT Perpustakaan ITB untuk keperluan pendidikan dan penelitian 107 Arcamanik, Kecamatan Ciwastra dan Kecamatan Ujungberung. yang berlokasi di dekat fungsi jalan lokal dengan lokasi tarikan-tarikan besar seperti pusat perbelanjaan industri dan sarana olahraga. Sasaran 2 : • Topological Step Depth : Berdasarkan hasil analisis menunjukkan bahwa kondisi daerah jaringan jalan pada Area Summarecon menunjukkan kondisi akses yang baik pada terhadap Kawasan SWK Ujungberung, dan SWK Kordon namun belum memiliki akses yang cukup baik untuk menuju ke Kawasan SWK Arcamanik. • Angular Step Depth : Berdasarkan hasil analisis menunjukkan bahwa aksesibilitas secara langkah perubahan sudut cenderung menunjukkan hasil yang sangat baik pada daerah SWK Kordon dan hasil baik untuk SWK Ujungberung, namun untuk SWK Arcamanik masih menunjukkan hasil yang belum cukup baik. • Choice Secara keseluruhan jaringan jalan yang cenderung dipilih pada untuk dijadikan pilihan dalam melakukan pergerakan Global dengan Radius: n berada pada jalan arteri seperti Jalan Soekarno-hatta dan Jalan Raya Ujungberung, sedangkan untuk pilihan jalan untuk pergerakan lokal dengan radius 2,5 km jalan arteri utama yang menjadi Trunk seperti Jalan Soekarno- Hatta cenderung tidak menjadi pilihan. VI.2 Kesimpulan Penelitian ini mengidentifikasi tingkat konektivitas, integrasi, dan aksesibilitas jaringan jalan di Kawasan Summarecon dan merumuskan upaya peningkatan fungsi PLSB Summarecon Bandung sebagai pusat kegiatan Bandung Timur menggunakan metode Space Syntax. Berdasarkan hasil temuan studi, ditemukan bahwa konektivitas jaringan jalan di wilayah ini umumnya merata, dengan jalan-jalan utama menunjukkan integrasi global tinggi yang sesuai dengan fungsinya sebagai jalan arteri. Selain itu, pusat integrasi lokal terletak di Kecamatan Arcamanik, Ciwastra, dan Ujungberung, menunjukkan akses yang baik untuk kegiatan lokal. Koleksi digital milik UPT Perpustakaan ITB untuk keperluan pendidikan dan penelitian 108 Namun, meskipun aksesibilitas di beberapa kawasan seperti SWK Ujungberung dan SWK Kordon tergolong baik, masih diperlukan peningkatan akses ke SWK Arcamanik. Untuk meningkatkan fungsi PLSB Summarecon Bandung sebagai pusat kegiatan, diperlukan upaya peningkatan aksesibilitas dan konektivitas jalan menuju ke PLSB Summarecon pada kawasan tertentu khususnya Kawasan SWK Arcamanik serta peningkatan kapasitas jalan untuk memudahkan akses jalan menuju ke PLSB Summarecon Bandung. Dengan langkah-langkah ini, diharapkan peran dan fungsi PLSB Summarecon Bandung dapat lebih optimal sebagai pusat kegiatan di Bandung Timur. Secara Keseluruhan penelitian ini mengidentifikasikan bahwa menurut hasil analisis Space Syntax yang di lakukan pada Konfigurasi jalan kondisi saat ini Kawasan Summarecon Bandung atau bahkan SWK Gedebage belum memiliki integrasi dan aksesibilitas jaringan jalan yang baik untuk di jadikan pusat kedua Kota Bandung untuk mendistribusikan pemusatan yang ada di daerah Bandung Barat. Sehingga butuh beberapa upaya untuk meningkatkan integrasi dan aksesibilitas jaringan jalan yang ada di Summarecon Bandung. Yang dapat di lakukan oleh pemerintah Kota Bandung atau dari pihak pembangun seperti pihak Summarecon yang, guna mendukung fungsi Kawasan PLSB Summarecon Bandung menjadi pusat kegiatan, hunian yang terintegrasi, dan pusat pelayanan di wilayah Bandung Timur. VI.3 Rekomendasi Berdasarkan hasil analisis yang sudah dilakukan di dapatkan rekomendasi sebagai berikut : 1. Peningkatan konektivitas dengan jaringan jalan yang memiliki nilai integrasi global tinggi. 2. Peningkatan aksesibilitas jalan yang mengoneksikan SWK Arcamanik dengan membuat jalan baru atau memanfaatkan jaringan jalan yang terkoneksi dengan Kawasan Summarecon untuk meningkatkan nilai aksesibilitas baik secara nilai langkah topologis (Topological Step Depth) dan langkah perubahan sudut (Angular Step Depth) Koleksi digital milik UPT Perpustakaan ITB untuk keperluan pendidikan dan penelitian 109 3.