Hasil Ringkasan
BAB 3 Bella Fernanda

Jumlah halaman: 16 · Jumlah kalimat ringkasan: 50

25 Bab III Metodologi Penelitian Bab ini membahas metodologi penelitian yang diterapkan untuk mencapai tujuan penelitian, mencakup pendekatan penelitian, variabel penelitian, populasi dan sampel, metode pengumpulan data, teknik analisis data, serta kerangka pemikiran. Penelitian ini didasarkan pada berbagai teori, prinsip, dan asumsi ilmiah, dengan menggunakan penalaran logis dan prosedur yang terstruktur secara sistematis. III.1 Pendekatan Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif eksplanatori dengan metode campuran (kuantitatif dan kualitatif). Pendekatan deskriptif berfungsi untuk menggambarkan suatu fenomena secara sistematis, faktual, dan akurat berdasarkan fakta dan karakteristik populasi tertentu (Suryana, 2010). Sementara itu, pendekatan eksplanatori bertujuan untuk menguji hubungan antarvariabel (Purba & Simanjuntak, 2011). Proses penelitian melibatkan pengumpulan data, analisis data, serta interpretasi hasil analisis. Pendekatan kuantitatif digunakan untuk menyajikan data berbasis angka yang terukur secara akurat, sedangkan pendekatan kualitatif digunakan untuk memahami makna mendalam dari data tersebut serta menjelaskan interaksi sosial yang relevan (Sugiyono, 2018). Pendekatan kuantitatif dan kualitatif diterapkan secara bergantian, dimulai dengan metode kuantitatif yang digunakan untuk menganalisis laju pertumbuhan penduduk tahun 2000-2023, laju pertumbuhan penduduk perkotaan tahun 2000- 2020, laju pertumbuhan rumah tangga usaha pertanian tahun 2003-2023, laju pertumbuhan ekonomi melalui data PDRB tahun 2000-2023, menganalisis tipologi klassen melalui data laju pertumbuhan ekonomi dan kontribusi sektor PDRB tahun 2000-2023, menganalisis laju pertumbuhan luas panen tanaman padi dan produksi padi tahun 2000-2023, menganalisis perubahan luas kawasan pertanian tahun 2011 dan 2022, menganalisis perubahan penggunaan lahan tahun 2000-2020, menganalisis ketersediaan dan kebutuhan lahan pertanian tahun 2023 untuk mengetahui daya dukung lahan pertanian, serta melakukan analisis regresi dan analisis overlay. Selanjutnya, berdasarkan hasil laju pertumbuhan dilakukan 26 kategorisasi kelas dengan metode Equal Interval sebagai input untuk melakukan pemetaan secara spasial. Kemudian digunakan metode kualitatif berupa pemetaan hasil analisis dinamika perkembangan perkotaan dan perubahan penggunaan lahan, penjabaran implikasi dari dinamika perkembangan perkotaan terhadap aspek sosial, ekonomi, dan fisik, analisis kebijakan pemerintah yang berkaitan dengan perkembangan perkotaan, serta perumusan strategi pengendalian alih fungsi lahan di Kabupaten Subang. Melalui pendekatan kuantitatif, akan didapat hasil yang jelas, objektif, terukur, rasional, dan sistematis. Sedangkan pendekatan kualitatif cenderung bersifat fleksibel, bermakna, dan mendalam karena peneliti melakukan identifikasi melalui survei langsung dan dokumen (Sugiyono, 2018). III.2 Variabel Penelitian Variabel merupakan karakteristik yang dapat diukur atau dinilai berdasarkan suatu skala tertentu. Dalam penelitian ini, variabel yang digunakan adalah (1) pertumbuhan penduduk, (2) pertumbuhan ekonomi, (3) penggunaan lahan, (4) perubahan penggunaan lahan, (5) sektor pertanian, (6) daya dukung lahan pertanian, dan (7) kebijakan pemerintah. Variabel-variabel tersebut didefinisikan secara konseptual (DK) dan operasional (DO). Definisi konseptual adalah penjelasan makna dari variabel yang telah dipilih, sedangkan definisi operasional adalah penjabaran dari variabel sehingga dapat dilakukan pengukuran dan pengamatan secara empiris (Vionalita, 2018). Variabel, definisi konseptual, dan definisi operasional dari penelitian ini sebagaimana ditunjukkan pada Tabel III.1. Tabel III. 1 Variabel, Definisi Konseptual, dan Definisi Operasional Penelitian No. Variabel Definisi Konseptual Definisi Operasional 1 Pertumbuhan Penduduk Pertumbuhan jumlah penduduk pada suatu wilayah dan waktu tertentu. Dihitung melalui perbandingan antara jumlah penduduk pada tahun dasar dengan jumlah penduduk pada tahun ke-t, dengan persentase perubahan konstan menggunakan metode geometrik. 2 Pertumbuhan Ekonomi Pertumbuhan aktivitas ekonomi yang menghasilkan peningkatan produksi barang dan jasa serta meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Dihitung melalui perbandingan antara PDRB ADHK pada tahun dasar dengan PDRB ADHK pada tahun ke-t. 27 No. Variabel Definisi Konseptual Definisi Operasional 3 Penggunaan Lahan Pengaturan dan aktivitas yang dilakukan oleh masyarakat pada suatu tutupan lahan tertentu untuk memproduksi, mengubah, atau memeliharanya guna memenuhi kebutuhan manusia. Penggunaan lahan terdiri dari kawasan terbangun dan non terbangun. 4 Sektor Pertanian Kegiatan ekonomi berbasis sumber daya hayati yang mendukung kebutuhan pangan, kesejahteraan masyarakat, serta pembangunan ekonomi berkelanjutan. Sektor pertanian mencakup aktivitas pengelolaan sumber daya alam terdiri dari luas panen padi sawah dan produksi padi sawah. 5 Perubahan Penggunaan Lahan Perubahan fungsi lahan ke fungsi lain yang bersifat sementara maupun permanen yang terjadi akibat adanya pertumbuhan sosial ekonomi masyarakat. Perubahan penggunaan lahan dapat dilihat berdasarkan perubahan lahan pertanian dan lahan terbangun. 6 Daya Dukung Lahan Pertanian Kapasitas suatu lingkungan untuk mendukung kehidupan manusia, makhluk hidup lainnya, serta menjaga keseimbangan antara keduanya dalam memanfaatkan ruang demi kelangsungan hidup. • Ketersediaan lahan pertanian adalah sumber daya lahan pertanian pangan yang berkelanjutan untuk mencapai ketahanan pangan nasional. • Kebutuhan lahan pertanian adalah luas lahan yang dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan pangan masyarakat pada suatu wilayah tertentu. Perbandingan antara ketersediaan lahan pertanian dengan kebutuhan lahan pertanian, dengan hasil mampu atau belum mampu swasembada beras. Ketersediaan lahan diperoleh dari faktor-faktor: a. Luas panen padi; dan b. Produktivitas beras. Kebutuhan lahan diperoleh dari faktor-faktor: a. Jumlah penduduk; dan b. Kebutuhan beras per kapita. 7 Kebijakan Pemerintah Kebijakan pemerintah merupakan bentuk kebijakan publik yang menjadi dasar pelaksanaan pembangunan guna tercapainya kesejahteraan masyarakat. Dilakukan dengan pemahaman mendalam terhadap peraturan perundang-undangan, rencana pembangunan, dan rencana tata ruang. Sumber: Asir et al., 2022; Fuad, 2020; Koomen et al., 2007; Menteri Negara Lingkungan Hidup, 2009; Nugroho & Sugiri, 2009; Presiden Republik Indonesia, 2023; Riyadi & Bratakusumah, 2005; Veldkamp & Lambin, 2001 III.3 Populasi dan Sampel Populasi pada penelitian ini mencakup seluruh wilayah Kabupaten Subang dengan unit analisis kecamatan, yang terdiri dari 30 kecamatan. Penelitian ini dilakukan secara keseluruhan pada 30 kecamatan di Kabupaten Subang, sehingga tidak ditentukan sampel. Daftar kecamatan di Kabupaten Subang dapat dilihat pada Tabel III.2. 28 Tabel III. 2 Daftar Kecamatan di Kabupaten Subang No. Kecamatan No. Kecamatan 1 Sagalaherang 16 Purwadadi 2 Serang Panjang 17 Cikaum 3 Jalancagak 18 Pagaden 4 Ciater 19 Pagaden Barat 5 Cisalak 20 Cipunagara 6 Kasomalang 21 Compreng 7 Tanjungsiang 22 Binong 8 Cijambe 23 Tambakdahan 9 Cibogo 24 Ciasem 10 Subang 25 Pamanukan 11 Kalijati 26 Sukasari 12 Dawuan 27 Pusakanagara 13 Cipeundeuy 28 Pusakajaya 14 Pabuaran 29 Legonkulon 15 Patokbeusi 30 Blanakan Sumber: Badan Pusat Statistik Kabupaten Subang, 2024b III.4 Teknik Pengumpulan Data Penelitian ini menggunakan metode pengumpulan data sekunder, yaitu data yang diperoleh melalui sumber tidak langsung atau dicatat oleh pihak lain. Data ini dapat berupa buku, dokumen, catatan, atau arsip, baik yang telah dipublikasikan untuk umum maupun yang bersifat internal dan tidak dipublikasikan. Pengumpulan data dilakukan dengan membaca buku atau dokumen yang berhubungan dengan penelitian melalui kunjungan ke perpustakaan, pusat kajian, pusat arsip, atau pada internet. Jenis kebutuhan data dalam penelitian ini disajikan pada Tabel III.3. Tabel III. 3 Jenis Kebutuhan Data No. Kebutuhan Data Tahun Sumber Data Kegunaan 1 Jumlah penduduk 2000-2023 Badan Pusat Statistik • Menghitung laju pertumbuhan penduduk • Menghitung kebutuhan lahan pertanian • Melakukan analisis regresi • Melakukan analisis overlay 2 Jumlah penduduk perkotaan 2000-2020 Badan Pusat Statistik • Menghitung laju pertumbuhan penduduk perkotaan • Melakukan analisis regresi 29 No. Kebutuhan Data Tahun Sumber Data Kegunaan 3 Jumlah rumah tangga usaha pertanian 2003-2023 Badan Pusat Statistik • Menghitung laju pertumbuhan rumah tangga usaha pertanian • Melakukan analisis regresi • Melakukan analisis overlay 4 PDRB 2000-2023 Badan Pusat Statistik • Menghitung laju pertumbuhan ekonomi • Melakukan analisis tipologi klassen 5 Luas panen padi 2000-2023 Badan Pusat Statistik • Menghitung laju pertumbuhan luas panen tanaman padi • Menghitung produktivitas beras • Menghitung ketersediaan lahan pertanian • Melakukan analisis regresi • Melakukan analisis overlay 6 Produksi padi 2000-2023 Badan Pusat Statistik • Menghitung laju pertumbuhan produksi padi • Menghitung produksi beras • Melakukan analisis regresi • Melakukan analisis overlay 7 Produksi beras 2023 Badan Pusat Statistik Menghitung ketersediaan lahan pertanian 8 Produktivitas beras 2023 Badan Pusat Statistik Menghitung ketersediaan lahan pertanian 9 Kebutuhan beras per kapita 2023 Badan Pusat Statistik Menghitung kebutuhan lahan pertanian 10 Luas kawasan pertanian 2011 & 2022 Pemerintah Daerah Mengetahui laju pertumbuhan kawasan pertanian 11 Luas lahan terbangun 2000-2020 Global Human Settlement Layer • Mengetahui perubahan penggunaan lahan • Melakukan analisis regresi • Melakukan analisis overlay Sumber: Hasil Perumusan, 2024 Selain kebutuhan data sebagaimana disajikan pada Tabel III.3, dibutuhkan dokumen pemerintah berupa rencana pembangunan, rencana tata ruang, dan peraturan perundang-undangan untuk dilakukan telaah kebijakan pemerintah yang berkaitan dengan perkembangan perkotaan. Dokumen tersebut dapat diperoleh dari Jaringan Dokumentasi dan Informasi Hukum (JDIH) Nasional, Badan Perencanaan Pembangunan, Penelitian dan Pengembangan Daerah Kabupaten Subang, dan/atau Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kabupaten Subang. Rincian dokumen pemerintah tersebut adalah sebagai berikut. 30 1. Rencana Pembangunan a) Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Kabupaten Subang Tahun 2005-2025; b) Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Subang Tahun 2018-2023; c) Rencana Pembangunan Daerah (RPD) Kabupaten Subang Tahun 2024-2026. 2. Rencana Tata Ruang a) Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Provinsi Jawa Barat Tahun 2022-2042; b) Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Subang Tahun 2022-2042; c) Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Bagian Wilayah Perencanaan Kota Baru Patimban Tahun 2020-2040. 3. Peraturan Perundang-Undangan dan Dokumen Lain a) Peraturan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 2023 Tentang Perubahan Keempat Atas Peraturan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Nomor 7 Tahun 2021 Tentang Perubahan Daftar Proyek Strategis Nasional; b) Peraturan Presiden Nomor 87 Tahun 2021 tentang Percepatan Pembangunan Kawasan Rebana dan Kawasan Jawa Barat Bagian Selatan; c) Keputusan Bupati Subang Nomor PT.04.01/KEP.637.DISPERTA/ 2021 Tentang Perlindungan Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan; d) Rencana Induk Pembangunan Industri Nasional 2015–2035. III.5 Teknik Analisis Data Teknik analisis data pada penelitian ini terdiri dari analisis pertumbuhan penduduk, analisis pertumbuhan ekonomi, analisis pertumbuhan rumah tangga usaha pertanian dan sektor pertanian, analisis daya dukung lahan pertanian, analisis spasial, analisis regresi, analisis overlay, serta analisis kebijakan. 31 III.5.1 Analisis Pertumbuhan Penduduk Analisis pertumbuhan penduduk dapat diketahui melalui perhitungan laju pertumbuhan penduduk, yaitu persentase peningkatan jumlah penduduk selama periode waktu tertentu. Laju pertumbuhan penduduk diperoleh melalui perbandingan antara jumlah penduduk pada tahun ke-t dengan jumlah penduduk pada tahun dasar/tahun sebelumnya. Metode laju pertumbuhan penduduk yang digunakan adalah metode geometrik dengan asumsi laju pertumbuhan penduduk konstan setiap tahunnya. Rumus untuk melakukan perhitungan laju pertumbuhan penduduk menggunakan metode geometrik (Badan Pusat Statistik, 2010a) yaitu sebagai berikut. !"#$ &'()$*+$ℎ"- &'-.$.$/ (()=34 & . & " 5 # . −18×100 Keterangan: Pt : Jumlah penduduk tahun ke-t P0 : Jumlah penduduk tahun dasar/tahun sebelumnya t : Periode waktu antara tahun dasar dan tahun t (dalam tahun) Perhitungan ini juga digunakan untuk menghitung analisis laju pertumbuhan penduduk perkotaan. Kelebihan dari perhitungan laju pertumbuhan penduduk menggunakan metode geometrik (Wang & Hofe, 2007) yaitu mudah untuk digunakan dan dipahami, tidak memerlukan data yang terlalu banyak (sederhana), serta dapat memberikan estimasi jangka pendek dengan laju pertumbuhan yang stabil. Namun, metode ini terdapat kekurangan yaitu kurang akurat karena menggunakan asumsi pertumbuhan konstan yang dapat menyebabkan estimasi yang tidak realistis karena kecenderungan perubahan tingkat pertumbuhan seiring waktu. III.5.2 Analisis Pertumbuhan Ekonomi Analisis pertumbuhan ekonomi dapat diketahui melalui pengurangan antara PDRB pada tahun ke-t dengan PDRB pada tahun ke t-1 (tahun dasar/tahun sebelumnya) dibagi dengan nilai PDRB pada tahun ke t-1. Laju pertumbuhan ekonomi menunjukkan perkembangan pendapatan dari satu waktu tertentu. 32 Rumus untuk melakukan perhitungan laju pertumbuhan ekonomi (Badan Pusat Statistik Kabupaten Subang, 2024b) adalah sebagai berikut. !"#$ &'()$*+$ℎ"- ;/<-<*==4 &>?@ !−&>?@ !$# &>?@ !$# 5×100 Keterangan: PDRBt : PDRB tahun ke-t PDRBt-1 : PDRB tahun dasar/tahun sebelumnya Selain itu, dilakukan perhitungan kontribusi masing-masing sektor PDRB terhadap total PDRB untuk mengidentifikasi sektor unggulan yang memberikan kontribusi terbesar terhadap perekonomian daerah. Perhitungan kontribusi sektor PDRB dilakukan dengan menggunakan rumus berikut: A<-)(=+$B= C'/)<( =4 D=E"= &>?@ C'/)<( % F<)"E &>?@ 5×100 Pola dan struktur pertumbuhan ekonomi dianalisis menggunakan pendekatan tipologi klassen, sebuah metode yang digunakan untuk mengidentifikasi pertumbuhan dan kontribusi sektor ekonomi terhadap PDRB suatu wilayah (Rahayu, 2010). Melalui metode ini, sektor-sektor ekonomi dikelompokkan ke dalam empat kategori, yaitu sektor prima, berkembang, potensial, dan terbelakang. Pengelompokan ini didasarkan pada tingkat pertumbuhan kontribusi sektoral serta rata-rata kontribusinya terhadap PDRB, yang dapat dijelaskan lebih lanjut melalui Gambar III.1. Rata-Rata Kontribusi Sektoral Terhadap PDRB Rata-Rata Laju Pertumbuhan Sektoral Nilai Kontribusi Sektor < Rata-Rata PDRB Nilai Kontribusi Sektor > Rata-Rata PDRB Laju Pertumbuhan Sektor > Laju Pertumbuhan PDRB Sektor Berkembang Sektor Prima Laju Pertumbuhan Sektor < Laju Pertumbuhan PDRB Sektor Terbelakang Sektor Potensial Gambar III. 1 Kategori Tipologi Klassen Sumber: Rahayu, 2010 33 Analisis dengan menggunakan tipologi klassen dilakukan dengan aplikasi IBM SPSS melalui menu Graphs. Pada bagian Legacy Dialogs, pilih opsi Scatter/Dot, kemudian klik Simple Scatter. Setelah itu, masukkan data laju pertumbuhan sektor PDRB ke dalam Y Axis, data nilai kontribusi sektor ke dalam X Axis, dan data sektor ekonomi ke dalam Label Cases By. Hasilnya akan ditampilkan dalam bentuk grafik scatter atau dot. Untuk menampilkan label sektor, klik opsi Show Data Labels, dan untuk menampilkan garis referensi sumbu X dan Y, klik X Axis Reference Line dan Y Axis Reference Line. Pada pengaturan skala sumbu (scale axis), pilih opsi Set to Mean agar garis referensi diposisikan pada nilai rata-rata. III.5.3 Analisis Pertumbuhan Rumah Tangga Usaha Pertanian dan Sektor Pertanian Analisis pertumbuhan rumah tangga usaha pertanian (RTUP) dilakukan untuk mengetahui perubahan usaha pertanian dalam menggunakan lahan pertanian. Selain itu, dilakukan analisis pertumbuhan sektor pertanian yang terdiri dari perhitungan laju pertumbuhan luas panen padi, produksi padi, serta kawasan pertanian. Analisis pertumbuhan ini dapat diketahui melalui pengurangan antara RTUP atau luas panen padi atau produksi padi atau kawasan pertanian pada tahun ke-t dengan RTUP atau luas panen padi atau produksi padi atau kawasan pertanian pada tahun ke t-1 (tahun dasar/tahun sebelumnya) dibagi dengan RTUP atau nilai luas panen padi atau produksi padi atau kawasan pertanian pada tahun ke t-1. Rumus untuk melakukan perhitungan laju pertumbuhan RTUP, luas panen padi, atau produksi padi, atau kawasan pertanian adalah sebagai berikut. !"#$ &'()$*+$ℎ"-=4 G !−G !$# G !$# 5×100 Keterangan: A : Rumah tangga usaha pertanian atau luas panen padi atau produksi padi atau kawasan pertanian t : Data tahun ke-t t-1 : Data tahun dasar/tahun sebelumnya III.5.4 Analisis Daya Dukung Lahan Pertanian Daya dukung lahan pertanian dilakukan dengan membandingkan ketersediaan dan kebutuhan lahan pertanian untuk mengetahui status swasembada pangan pada 34 suatu wilayah. Ketersediaan lahan pertanian bergantung pada luas panen padi dan produktivitas beras (Fuad, 2020; Moniaga, 2011). Produktivitas beras dihitung dengan cara mengalikan jumlah produksi padi dengan angka konversi padi menjadi beras, dibagi dengan luas panen padi (rumus/persamaan III.1). !"#$%&'()('*+ -."*+= !"#$%&+( !*$(×123&* 4#2)."+( !*$( &. -."*+ 5%*+ !*2.2 !*$( (III.1) Sedangkan kebutuhan lahan pertanian bergantung pada jumlah penduduk dan nilai Kebutuhan Fisik Minimum (KFM) atau kebutuhan beras per kapita (Fuad, 2020; Moniaga, 2011). Penelitian ini menggunakan perhitungan daya dukung lahan pertanian dengan rumus (Fuad, 2020; Moniaga, 2011) berikut. ;*<* ;%&%23 5*ℎ*2 !."'*2(*2= 5%*+ >*2.2 '*2*?*2 >*23*2 >." &*>('* 5%*+ @*ℎ*2 >." &*>('* %2'%& +A*+.?B*$* >*23*2 (III.2) ;*<* ;%&%23 5*ℎ*2 !."'*2(*2= 5%*+ !*2.2 D%?@*ℎ !.2$%$%& 4.B%'%ℎ*2 E(+(& F(2(?%. (4EF) !"#$%&'()('*+ -."*+ (III.3) ;*<* ;%&%23 5*ℎ*2 !."'*2(*2= 5%*+ !*2.2×!"#$%&'()('*+ -."*+ D%?@*ℎ !.2$%$%&×4EF (III.4) Wilayah yang mencapai swasembada pangan adalah wilayah yang mampu memenuhi kebutuhan fisik minimum penduduknya sebesar 1.600 kalori/orang/hari, yang setara dengan 265 kilogram beras/orang/tahun.