Hasil Ringkasan
75 Bab V. Analisis & Pembahasan Bab ini akan membahas mengenai analisis terkait dengan dampak city branding terhadap minat kunjungan wisatawan di Kabupaten Tubaba. Selanjutnya akan diuraikan proses identifikasi dan strukturisasi atribut city brand hexagon, serta bagaimana atribut-atribut ini berperan dalam memperkuat city branding di Kabupaten Tubaba sebagai destinasi wisata. Selain itu, analisis juga akan mencakup faktor-faktor yang mempengaruhi minat wisatawan untuk mengunjungi Kabupaten Tubaba, dan alasan-alasan utama kunjungan mereka. Sasaran terakhir akan lebih lanjut membahas peran antara atribut city brand hexagon dengan minat kunjungan wisatawan, melalui analisis naratif deskriptif yang menjelaskan hubungan masing- masing atribut terhadap minat kunjungan wisatwan di Kabupaten Tubaba. V.1 Mengidentifikasi dan menstrukturkan atribut city brand hexagon pada kebijakan city branding di Kabupaten Tubaba City brand hexagon merupakan teori pengukuran city branding yang dikembangkan oleh Simon Anholt (2004). Teori ini memiliki kerangka kerja yang dikembangkan untuk menganalisis elemen-elemen penting dalam membangun citra dan identitas suatu kota. City brand hexagon mencakup enam atribut utama yaitu: Presence, Place, Potential, People, Pulse dan Prerequisites, atribut ini tidak hanya merepresentasikan citra kota secara keseluruhan, tetapi juga menjadi landasan strategis untuk pengembangan kebijakan city branding yang efektif. City brand hexagon memiliki keunggulan dalam menentukan batasan terhadap element yang terukur dan jelas, sehingga metode ini cenderung lebih mudah diterapkan dalam waktu yang relatif lebih singkat meski dengan keterbatasan data. Identifikasi atribut pada city brand hexagon penting dilakukan untuk memahami kekuatan dan kelemahan city branding di Kabupaten Tubaba. Dengan analisis ini, pemerintah daerah dapat menentukan aspek-aspek yang sudah berhasil menarik perhatian wisatawan, sekaligus mengidentifikasi atribut yang memerlukan peningkatan untuk memperkuat daya tarik wisata. Proses ini berperan penting 76 dalam menciptakan city branding yang kompetitif di tengah persaingan antar destinasi wisata di tingkat regional, nasional, maupun internasional. Kebijakan city branding di Kabupaten Tubaba membutuhkan analisis lebih lanjut untuk memastikan bahwa semua atribut dalam city brand hexagon telah diakomodasi dengan baik. Oleh karena itu, sasaran pertama dalam penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi atribut-atribut dalam city branding Tubaba yang dapat menjadi dasar pengembangan kebijakan ke depan. V.1.1 Identifikasi atribut city brand hexagon Presence (Kehadiran) Atribut Presence menjelaskan terkait visibilitas atau status dan kedudukan kota di mata dunia internasional dan seberapa jauh kota tersebut diketahui oleh warga dunia. Presence di Kabupaten Tubaba mencakup prestasi yang telah didapatkan terkait kebijakan city branding yaitu penghargaan dalam ajang Good Design Indonesia (GDI), dan Good Design Awards di Tokyo pada tahun 2022 kategori Best Design, hal ini merupakan indikator yang memperjelas kehadiran Kabupaten Tubaba pada skala nasional maupun internasional. Atribut Presence di Kabupaten Tubaba juga dapat diterjemahkan sebagai posisi pariwisata Kabupaten Tubaba dimata wisatawan lokal. Terbukti dengan city branding yang sudah dilakukan Kabupaten Tubaba menjadi salah satu tujuan wisata favorit bagi masyarakat Lampung dan sekitarnya. Partisipasi seniman dan penggiat seni nasional dalam berbagai festival tahunan yang digelar di Kabupaten Tubaba, misalnya Tubaba Art Festival makin membuat daerah ini dikenal luas di skala nasional. Tidak hanya itu presence yang ditejemahkan sebagai kedudukan Kabupaten Tubaba di mata nasional maupun internasional, juga telah berhasil menambah rasa kebanggaan masyarakat lokal akan daerahnya.