Hasil Ringkasan
11 Bab II Tinjauan Pustaka Pada bagian ini dijelaskan tentang teori-teori dan literatur terkait penelitian yang dilakukan. Literatur yang dibahas mencakup konsep-konsep yang digunakan dalam analisis dan dokumen yang menjadi pertimbangan dalam penelitian. Dasar penentuan studi ini yaitu melihat dinamika perkembangan perkotaan di Kabupaten Indramayu karena adanya rencana pembangunan Kawasan Pengembangan Industri yang berpotensi menyebabkan alih fungsi lahan pertanian dan berdampak pada daya dukung pangan. Lebih lanjut, teori yang ada dalam bab ini meliputi teori kota dan perkotaan, dinamika perkembangan perkotaan, konsep penutup lahan, cellular automata, alih fungsi lahan pertanian, dan daya dukung pangan. Selain itu dibahas pula terkait penelitian sebelumnya tentang dinamika perkembangan perkotaan. II.1 Kota dan Perkotaan Kota merupakan suatu wilayah dengan konsentrasi penduduk yang tinggi, di mana berlangsung berbagai aktivitas ekonomi, sosial, budaya, serta administrasi pemerintahan (Adisasmita, 2006). Dalam konteks geografi, sebuah kota dapat dipandang sebagai hasil dari pengaruh unsur-unsur alami dan buatan yang menghasilkan fenomena pemusatan penduduk yang signifikan. Kota tersebut memiliki keberagaman corak kehidupan dan cenderung bersifat materialistis jika dibandingkan dengan daerah sekitarnya (Bintarto, 1989). Menurut John B. Jackson (1984), kota didefinisikan sebagai suatu bentang lahan yang berfungsi sebagai tempat tinggal manusia yang merupakan hasil dari proses perencanaan dan perancangan. Kota terdiri atas bangunan-bangunan dan sejumlah ruang terbuka yang disediakan untuk kepentingan umum. Lebih lanjut, Branch (1996) menjelaskan bahwa kota adalah tempat tinggal bagi beberapa ribu atau lebih penduduk dengan sebagian besar lahannya merupakan lahan terbangun dan ekonominya bersifat non-pertanian. Kota memiliki batas-batas politik yang merupakan bagian dari wilayah perkotaan, dan sebuah kota bisa lebih besar dari wilayah perkotaan sehingga dalam suatu kota dapat juga terdapat wilayah non- perkotaan. Koleksi digital milik UPT Perpustakaan ITB untuk keperluan pendidikan dan penelitian 12 Kota ditinjau dari perspektif fisik atau morfologi menitikberatkan pada bentuk dan tampilan fisik lingkungan kota. Secara fisik, kota terus mengalami perkembangan yang ditandai dengan pemekaran wilayah. Menurut Yunus (1994) morfologi kota terdiri dari beberapa unsur utama yaitu penggunaan lahan yang mencakup distribusi ruang untuk berbagai fungsi seperti permukiman, perdagangan, dan industri; pola jaringan jalan yang menggambarkan struktur dan keterhubungan antarwilayah dalam kota; serta tipe atau karakteristik bangunan yang mencerminkan bentuk fisik dan fungsi dari struktur bangunan yang ada. Unsur-unsur ini secara bersama-sama membentuk pola fisik dan fungsi suatu kota. Kota mempunyai karakteristik berpenduduk relatif besar dengan luas areal terbatas sehingga memiliki kepadatan penduduk tinggi, dan pada umumnya bersifat non-agraris. Kota memiliki batas wilayah administratif yang ditetapkan berdasarkan peraturan perundang-undangan. Kota berperan sebagai pusat pemerintahan, kegiatan ekonomi seperti perdagangan dan jasa, serta berbagai layanan lainnya.