Hasil Ringkasan
PERAN AGILE ORGANIZATION DAN KNOWLEDGE SHARING DALAM PENINGKATAN ORGANIZATIONAL INNOVATION MELALUI ABSORPTIVE CAPACITY DAN CREATIVITY DI PT PLN (PERSERO) Karya tulis sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Magister dari Institut Teknologi Bandung Oleh Nur Muhamad Hanif Aminullah NIM: 23422314 (Program Studi Magister Teknik dan Manajemen Industri) INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG JANUARI 2025 ABSTRAK PERAN AGILE ORGANIZATION DAN KNOWLEDGE SHARING DALAM PENINGKATAN ORGANIZATIONAL INNOVATION MELALUI ABSORPTIVE CAPACITY DAN CREATIVITY DI PT PLN (PERSERO) Oleh Nur Muhamad Hanif Aminullah 23422314 (Program Studi Magister Teknik dan Manajemen Industri) Pada tahun 2016, Indonesia menjadi salah satu negara yang menandatangani Paris Agreement untuk menurunkan emisi karbon. PT PLN (Persero) sebagai perusahaan BUMN yang bergerak di bidang energi menjadi ujung tombak dalam pencapaian target net zero emission di Indonesia pada tahun 2060. Untuk mencapai target net zero emission tersebut, dibutuhkan inovasi berkelanjutan yang perlu dilakukan oleh perusahaan. Dalam penelitian ini, organizational innovation menjadi variabel dependen yang dipengaruhi oleh agile organization dan knowledge sharing dengan konstruk knowledge sharing dan individual creativity sebagai konstruk mediatornya. Data penelitian ini dikumpulkan dari sampel sebanyak 125 responden yang merupakan pegawai PT PLN (Persero) dengan jenjang jabatan berasal dari fungsional generalis hingga manajemen dasar. Responden yang dipilih memiliki latar belakang pendidikan beragam, dari jenjang pendidikan SMA/SMK hingga S2. Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan metode Partial Least Square Structural Equation Modelling (PLS- SEM). Berdasarkan hasil pengolahan data menggunakan PLS-SEM, diperoleh beberapa temuan mengenai hubungan konstruk-konstruk pada model penelitian. Agile organization sebagai konstruk yang didefinisikan kemampuan organisasi untuk beradaptasi dan menangani perubahan yang tiba-tiba, memiliki hubungan positif dengan konstruk individual creativity dan absorptive capacity. Selain konstruk agile organization, konstruk knowledge sharing yang didefinisikan sebagai proses transfer ilmu di internal organisasi dan eksternal organisasi juga memiliki hubungan positif terhadap konstruk individual creativity dan absorptive capacity. Temuan lain yang diperoleh dari penelitian ini adalah hubungan positif dari konstruk individual creativity dan absorptive capacity terhadap variabel dependen yaitu organizational innovation. Hal ini menunjukkan bahwa untuk meningkatkan organizational innovation pada PT PLN (Persero), dapat dilakukan dengan cara meningkatkan individual creativity dan absorptive capacity yang ditempuh dengan cara meningkatkan agile organization serta knowledge sharing dari perusahaan. Implikasi manajerial yang dapat diterapkan oleh manajemen perusahaan berdasarkan temuan penelitian ini adalah optimalisasi kegiatan knowledge sharing di perusahaan, memperbanyak jumlah pegawai dengan latar belakang pendidikan S2, dan pemerataan kegiatan knowledge sharing untuk seluruh lapisan pegawai. Kata kunci: innovation, agile organization, knowledge sharing. ABSTRACT THE ROLE OF AGILE ORGANIZATION AND KNOWLEDGE SHARING IN INCREASING ORGANIZATIONAL INNOVATION THROUGH ABSORPTIVE CAPACITY AND CREATIVITY AT PT PLN (PERSERO) By Nur Muhamad Hanif Aminullah 23422314 (Master’s Program in Industrial & Engineering Management) In 2016, Indonesia became one of the countries that signed the Paris Agreement to reduce carbon emissions. PT PLN (Persero) as a state-owned company engaged in the energy sector spearheads the achievement of Indonesia's net zero emission target by 2060. To achieve the net zero emission target, the company needed sustainable innovation. In this study, organizational innovation is the dependent variable influenced by agile organization and knowledge sharing with the constructs of knowledge sharing and individual creativity as the mediator construct. This research data was collected from a sample of 125 respondents who are employees of PT PLN (Persero) with position levels ranging from functional generalists to basic management. The selected respondents have diverse educational backgrounds, from high school / vocational high school to master's degree.