Hasil Ringkasan
122 Bab VI Kesimpulan Pada bab ini akan menjelaskan kesimpulan penelitian yang terdiri atas temuan penelitian, kesimpulan, rekomendasi, keterbatasan penelitian dan saran bagi studi lanjutan di masa mendatang. VI.1 Temuan Penelitian Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan pada bab sebelumnya terdapat beberapa temuan dalam penelitian berdasarkan sasaran penelitian yakni sebagai berikut. 1. Aktor yang mempengaruhi pembangunan desa yang terjadi di Kampung Adat Yoboi, dapat diidentifikasi melalui agen, agensi, dan refleksivitas melalui analisis multi – actor perspective (MAP) yang terbagi ke dalam sektor formal – informal dan berdasarkan faktor endogen – eksogen. Dalam keterlibatan aktor terkait terdapat 3 (tiga) sektor utama yaitu pemerintah, non pemerintah, dan masyarakat. Pada sektor pemerintah dalam hal ini Pemerintah Kampung Adat Yoboi dianggap memiliki peran yang sangat minim, terbukti dengan tidak adanya program – program peningkatan pemberdayaan kampung yang mengarah kepada aktivitas inovasi sosial, padahal Pemerintah Kampung Yoboi ini merupakan bagian dari elemen endogen yang memiliki peranan penting dalam pencapaian pembangunan dan pemberdayaan masyarakat kampung. Berbeda dengan hal tersebut justru pemerintah pusat dan daerah yang memiliki peran dalam mendukung inovasi sosial. Pada sektor non pemerintah/swasta terdapat Lembaga Wahana Visi Indonesia (WVI), Sagu Foundation, Bank Pembangunan Daerah Papua (BPD), PT. Telkom Indonesia yang turut memberikan kontribusi melalui program CSR dan inisiatif lainnya, termasuk dukungan literasi dan infrastruktur. Selanjutnya peran yang dilakukan oleh masyarakat lokal cukup signifikan dengan pendekatan bottom – up yang melibatkan kelompok literasi, pokdarwis, dan komunitas lokal dalam pengembangan Kampung Adat Yoboi. Koleksi digital milik UPT Perpustakaan ITB untuk keperluan pendidikan dan penelitian 123 Inisiatif secara bottom – up ini memunculkan kolaborasi yang terjalin antar aktor dalam peranan sektornya masing – masing, rumah baca yang didirikan dari masyarakat kembali untuk masyarakat untuk bisa menikmati fasilitas sebagai Perpustakaan Kampung, tidak hanya masyarakat setempat, di luar daripada itu dengan jangkauan yang lebih luas turut memberikan feedback yang baik bagi masyarakat kampung. Pengembangan pariwisata berbasis alam dan budaya juga turut dikembangkan secara swadaya oleh masyarakat dan kemudian dapat menjangkau setiap wisatawan yang datang berkunjung. Tindakan yang dilakukan secara kolektif ini menghasilkan inovasi sosial dalam masyarakat dalam dunia pendidikan dan pariwisata. Refleksivitas aktor merupakan suatu kunci dalam meningkatkan hubungan kerja sama dan juga turut mendorong perubahan sosial yang terjadi. 2. Pada proses institusional dan legitimasi yang terjadi di Kampung Adat Yoboi, bisa dilihat dalam perkembangan Rumah Baca Onomi Niphi, yang mana dalam perkembangannya sejak tahun 20211 bermula hingga kini telah menginspirasi dan telah terbentuk kurang lebih 21 kelompok belajar lainnya di Kab. Jayapura merupakan suatu perkembangan yang terus mengalami perubahan secara bertahap. Tidak terlepas dari proses perkembangan yang terjadi, terdapat pula dukungan dalam bentuk kerja sama yang dilakukan antar sektor pemerintah dan non-pemerintah sehingga membentuk RB Onomi Niphi yang dapat dijangkau oleh semua kalangan. Dalam prosesnya juga ada tantangan yang dialami yaitu terkait dengan pengelolaan fasilitas rumah baca yang sempat mengalami kerusakan di tahun 2019 sehingga dalam melakukan aktivitas literasi menjadi terhambat dan terbatas. Lain daripada itu muncul juga konflik antara masyarakat dan aparat kampung yang menganggap bahwa kegiatan literasi ini tidak memberikan kontribusi langsung kepada Pemerintah Kampung Adat Yoboi.