84 Bab V Analisis Pada bab ini akan menjelaskan hasil kajian penelitian yang memuat tentang identifikasi aktor dan refleksivitas; proses institusional dan legitimasi; serta perubahan sosial yang terjadi di Kampung Adat Yoboi sebagai lokasi studi penelitian. V.1 Identifikasi Aktor (Agen, Agensi, dan Refleksivitas) Pada bagian ini akan dilakukan analisis dengan menggunakan multi β actor perspective (MAP) dengan sedikit modifikasi bagan yang diperoleh dari (Rigg, 2007) dan dilihat berdasarkan tingkatannya yaitu pada tingkat meso karena pada tingkat ini merupakan awal mula seseorang menjadi motor penggerak inovasi sosial dan membentuk kerja sama antar aktor lainnya. Adapun aktor β aktor yang terlibat dalam proses pembangunan Kampung Adat Yoboi yang diklasifikasikan menjadi 3 (tiga) sektor yaitu pemerintah, non pemerintah/swasta dan masyarakat. Dalam karakteristik dan logika yang digunakan juga kemudian nantinya akan mempengaruhi refleksivitas aktor tersebut dalam proses pembangunan Kampung Adat Yoboi. Pemerintah yang terkait dalam proses pembangunan kampung, peneliti membagi menjadi Pemerintah Kampung Adat Yoboi, Pemerintah Daerah (provinsi dan kabupaten), dan Pemerintah Pusat (instansi terkait). Hal ini dilakukan agar mempermudah penyampaian ataupun hal β hal yang berkaitan dengan aktor yang saling terhubung. Jika dilihat berdasarkan kondisi di lapangan, bahwa peran pemerintah kampung terhadap pembangunan kampung dalam hal untuk mendukung proses inovasi sosial masih kurang, justru masyarakat yang lebih berperan dibanding pemerintah kampung, yang selanjutnya memberikan bentuk pembangunan kampung melalui kegiatan budaya literasi dan pariwisata budaya kampung. Awal mula kegiatan literasi di Kampung Adat Yoboi ini dikenal dengan kelompok belajar yang kemudian berkembang dan diberi nama Rumah Baca βOnomi Niphiβ yang artinya βjalan keselamatanβ dalam bahasa Suku Sentani. 85 Lalu untuk pariwisata alam dan budaya terdapat beberapa yang terkenal yaitu Festival Berburu (ella), Festival Ulat Sagu (FUS), Dermaga/Jembatan Warna β Warni, Tracking Hutan Sagu, dan Tur Kali Yoboi. Lahirnya RB Onomi Niphi dan kegiatan β kegiatan yang sudah disebutkan sebelumnya merupakan bagian dari inisiatif masyarakat kampung yang bersifat bottom β up. Pada sektor pemerintah termuat Pemerintah Kampung Adat Yoboi, Dinas Pariwisata di tingkat Kabupaten Jayapura dan Provinsi Papua, Dinas Kehutanan dan Lingkungan Hidup Provinsi Papua, Kementerian Pariwisata & Ekonomi Kreatif, Direktorat Jendral Kebudayaan Kementerian Pendidikan Kebudayaan Riset Teknologi, dan juga Perpustakaan Daerah & Nasional. Pada bagian Pemerintah Kampung Adat Yoboi tergolong ke dalam sektor informal dan merupakan bagian dari pendekatan endogen, karena merupakan bagian dari komponen internal masyarakat kampung yang mana pemerintah kampung ini bekerja berdasarkan UU No. 6 tahun 2014 dalam memenuhi kebutuhan hidup masyarakat dan secara langsung bertanggung jawab dalam pengelolaan sumber daya alam. Selain daripada itu, Pemerintah Kampung Adat Yoboi juga memiliki peran dalam proses pengambilan keputusan, pembangunan dan pemberdayaan masyarakat secara sosial, ekonomi, politik, pengelolaan Dana Desa dan pembangunan infrastruktur yang memadai. Lain halnya dengan pemerintah Kampung Adat Yoboi, instansi pemerintahan di tingkat daerah dan pusat digolongkan ke dalam sektor formal yang artinya memiliki struktur resmi dalam sistem pemerintahan yang di atur ke dalam peraturan perundang β undangan dan setiap dinas tersebut memiliki tugas pokok dan fungsi (tupoksi) yang jelas sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Adanya regulasi, peraturan dan hierarki yang ditetapkan oleh pemerintah pusat, provinsi dan kabupaten menjadikan instansi atau dinas terkait tersebut diatur secara tertulis melalui aturan setempat misal untuk daerah ada peraturan daerah (Perda). Memiliki sumber anggaran yang resmi yang bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Nasional (APBN) atau Anggaran Pendapatan dan Belanja Nasional Daerah (APBD), yang mana setiap kegiatan yang dilakukan harus 86 dipertanggungjawabkan. Hal ini selaras dengan bantuan yang diberikan oleh Dinas Kehutanan dan Lingkungan Hidup Prov. Papua yang turut memberikan bantuan berupa pembangunan spot wisata jembatan tracking di hutan sagu sepanjang 420 meter yang bertujuan untuk memberdayakan ekonomi masyarakat di sekitar hutan sagu. Pembukaan objek wisata ini juga dilakukan bukan tanpa sebab, bersamaan dengan pelaksanaan kegiatan Pekan Olahraga Nasional (PON) XX di tahun 2021 lalu saat Prov. Papua menjadi tuan rumah dan secara simbolis dilakukan peresmian oleh Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif β Sandiaga Uno. Peresmian tersebut dilakukan sebagai bentuk wujud potensi yang dimiliki Kampung Adat Yoboi sebagai desa wisata, pada peresmian yang dilakukan Kampung Adat Yoboi tergolong ke dalam 50 desa terbaik wisata terbaik Indonesia dalam Anugerah Desa Wisata Indonesia (ADWI) tahun 2021. Peresmian yang ditandai dengan penandatanganan prasasti dan disaksikan oleh Bupati Kab. Jayapura β Mathius Awoitauw, serta masyarakat Kampung Adat Yoboi (Kilas Papua, 2021) Akhirnya ada lagi perhatian dari Provinsi Papua, melalui kepala dinas yakni Pak Yan Yap Ormuseray. Dia masuk dalam program kampung wisatanya, termasuk ada bangun tracking wisata itu sepanjang 400 meter lebih ke dalam itu semua perhatian dari Pemerintah Provinsi Papua (YW/37th). Sumber: (Kilas Papua, 2021) (a); dan Hasil Observasi, 2024 Gambar V. 1 Menteri Parekraf saat Menandatangani Prasasti Peresmian Kampung Adat Yoboi sebagai 50 Desa Terbaik di Indonesia (a); dan Kondisi Eksisting Prasasti di Tahun 2024 (b) a) b) 87 Sebagai sektor formal, digunakan juga pendekatan yang bersifat eksogen artinya bahwa peran pemerintah pusat dan daerah bertindak sebagai pihak eksternal yang memberikan arahan, kebijakan ataupun dukungan tetapi tanpa harus menjadi bagian dari Pemerintah Kampung Yoboi dalam hal ini pegiat literasi maupun wisata budaya. Selanjutnya juga dari segi alokasi sumber daya dari tingkat pusat dan daerah hingga ke pusat lokal dalam hal ini Kampung Adat Yoboi tanpa melalui keterlibatan langsung, artinya ada kebijakan β kebijakan tertentu yang digunakan dalam pengalokasian sumber daya tersebut. Pendekatan eksogen yang dilakukan pada kedua aktor tidak hanya di lingkup pemerintahan saja, tetapi justru yang lebih memainkan peran dalam dukungan seperti ini juga melalui sektor swasta dengan lingkup formal. Seperti yang dilihat pada Gambar V.2 bahwa terdapat Corporate Social Responsibility (CSR) yang mendukung aksi inovasi sosial di bidang pariwisata ini yakni Bank Pembangunan Daerah Papua (BPD Papua) atau Bank Papua, juga terdapat program CSR yang dijalankan oleh PT. Telkom Indonesia yang bergerak di bidang pemberdayaan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM). Pada dasarnya seluruh sektor swasta ini memiliki struktur organisasi, regulasi dan terdapat undang β undang yang di atur oleh masing-masing lembaga tersebut untuk mengurus dan mengatur sistem kelembagaannya. Pada sektor masyarakat terdapat aktor β aktor yang berperan di lingkup masyarakat sehingga memunculkan aksi yang berasal dari dalam kampung tersebut (endogen). Aksi semacam ini yang kemudian mendorong adanya proses secara bottom β up yang turut menghadirkan upaya pembangunan di kawasan perdesaan sebagai bagian dari pemberdayaan masyarakat kampung melalui yang diamanatkan melalui UU Desa No. 6 Tahun 2014, yang mana dalam menghadirkan upaya β upaya pembangunan kampung seperti ini dapat menciptakan inovasi sosial sebagai terobosan atau solusi kebaharuan yang dapat memecahkan masalah sosial secara efektif, efisien, dan berkelanjutan dengan 88 sasaran utama di tingkat masyarakat secara menyeluruh. Hal ini kemudian dipahami sebagai bagian yang terbarukan di bidang pembangunan kampung oleh beberapa aktor yang berkompeten dalam menjemput bola yang diberikan oleh pemerintah melalui potensi sumber daya yang dimiliki oleh masing β masing kawasan perdesaan di Indonesia salah satunya di Kampung Adat Yoboi. HF dan BT adalah bagian dari masyarakat yang sadar akan pentingnya pembangunan kampung. Cita β cita yang diimpikan setiap desa/kampung di Indonesia adalah menjadi desa mandiri, namun dalam proses menuju ke sana dibutuhkan inovasi β inovasi yang mendorong masyarakat untuk bisa selangkah lebih maju. Inovasi yang dikembangkan oleh HF dan BT adalah RB Onomi Niphi dan Aktivitas Wisata Budaya yang sudah disebutkan pada Bab Gambaran Umum atau dalam hal ini sebagai penggerak yakni Pokdarwis. Oleh karena itu, dengan adanya bentuk inovasi sosial yang bergerak di bidang pendidikan dan pariwisata ini mendorong Pemerintah Kampung Adat Yoboi untuk lebih aktif dalam menjalankan peranannya, yaitu dengan memberikan dokumen administratif berupa Surat Keputusan (SK) dalam menjalankan kegiatan terkait. Maka, sebagai lembaga yang diakui secara resmi oleh pemerintah, memiliki struktur organisasi, memiliki kegiatan yang terencana, dan berdasarkan regulasi menjadikan RB Onomi Niphi dan Pokdarwis tergolong ke dalam sektor formal. Tetapi tak jarang bisa juga secara informal apabila dalam beberapa kasus, pengambilan keputusan dilakukan secara musyawarah tanpa adanya aturan birokrasi dan kerap kali dilakukan berdasarkan inisiatif sukarela. Pada Gambar V.2 merupakan bagan yang digambarkan, yang di dalamnya terdapat Komunitas Sanggar Tari SKY yang tergolong ke dalam kelompok masyarakat. Pada penempatan tersebut memiliki hubungan langsung dengan pemerintah Kampung Adat Yoboi karena merupakan bagian dari program pembinaan masyarakat β sub program kebudayaan dan keagamaan yang termuat ke dalam RPJMKa sehingga memiliki anggaran khusus ketika ada kegiatan festival yang dilakukan oleh Pemerintah Kab. Jayapura. Berikut ini merupakan Tabel V.1 yang memuat peran stakeholder pada aktor literasi. 89 Tabel V. 1 Peran Stakeholder pada Aktor (agen/agensi) Budaya Literasi Agen, Agency Peran yang Dilakukan Keterangan Pemerintah Pemerintah Kampung Adat Yoboi Aparat Kampung dalam hal ini Kepala Kampung memberikan bentuk tanggung jawab kepada Sekretaris Kampung untuk mengeluarkan dokumen Surat Keputusan kepada RB Onomi Niphi. Dukungan Dokumen Administratif Perpustakaan Daerah (Kab. Jayapura dan Prov. Papua) Memberikan bantuan secara fisik berupa buku β buku bacaan. Buku bacaan, alat tulis, dsb. Balai Bahasa Pov. Papua Menjadikan Ibu HF sebagai anggota pegiat komunitas literasi. Memiliki akses kartu khusus Ditjen Kebudayaan Kemendikbud Ristek Meresmikan RB Onomi Niphi. Non Pemerintah/Swasta Wahana Visi Indonesia (WVI) Menjadi mitra dalam proses pengembangan program literasi dan penggagas kurikulum bagi kelompok rumah baca. Berperan sebagai mitra tetap Sagu Foundation Sebagai mitra teknologi dalam melakukan kerja sama penyedia jasa program pelatihan khusus di bidang teknologi komputer. Berperan sebagai mitra Masyarakat Ibu HF Penggerak atau inisiator RB Onomi Niphi. Aktor Utama Ibu-Ibu dan Pemudi di Kamp. Yoboi Membantu Ibu HF untuk membagikan buku β buku bacaan dan mengajar di awal rumah baca berdiri. Dukungan partisipatif masyarakat Sumber: Hasil Analisis, 2024 Tidak hanya sebagai rumah baca bagi anak β anak muda kampung dan masyarakat umum, kini Rumah Baca Onomi Niphi telah diverifikasi menjadi Perpustakaan Umum Kampung. Penggagas Rumah Baca Onomi Niphi merupakan seorang ibu rumah tangga yang memiliki aktivitas harian yang sama seperti ibu β ibu pada umumnya. Tetapi yang berbeda adalah ibu ini memiliki kerinduan terhadap anak β anak kampung yang tidak memiliki aktivitas lain setelah pulang sekolah. Latar belakang inilah yang kemudian berkembang menjadi sebuah inovasi sosial dalam bentuk pembangunan dan pemberdayaan masyarakat kampung. Terlahir sebagai Perempuan Papua yang hanya mengenyam pendidikan di tingkat SMA, namun kompetensi (competencies of key players) yang dimiliki sangat membanggakan masyarakat Kampung Adat Yoboi lebih luas bagi kaum Perempuan Papua. Setiap 90 prestasi yang diraih oleh Rumah Baca Onomi ataupun bantuan β bantuan yang diberikan oleh para donatur merupakan hasil dari berpikir, bertindak, dan keterampilan yang dimiliki oleh sang aktor. Secara tidak langsung melalui RB Onomi Niphi ini masyarakat umum bahkan pejabat pemerintahan di lingkup daerah dan nasional bisa mengenal Kampung Adat Yoboi lebih dekat. Pada tahun 2012, melalui Yayasan Wahana Visi Indonesia (WVI), Kampung Adat Yoboi menjadi salah satu kampung yang didampingi untuk pengembangan program literasi, lebih lanjut menjadi pelopor Kelompok Belajar Anak (KBA) dengan sasaran semua usia. Pada tahun 2018 di bulan April Rumah Baca Onomi Niphi telah terintegrasi dengan Wahana Literasi WVI dan menggunakan kurikulum yang sudah disediakan oleh yayasan terkait (Bukorpioper, 2020). Mama kerjasama dengan Perpustakaan Kab. Jayapura, Perpustakaan Prov. Papua, bahkan Perpusnas dan mitra β mitra lain yang mama punya. Saya punya salah satu mitra yang dampingi kami sampai hari ini itu Wahana Visi Indonesia, ada kegiatan β kegiatan banyak di sini yang kitong buat. Kalau yang mama fokus disini itu memberdayakan anak β anak, pemuda dan perempuan (HF/52th). Rumah Baca Onomi Niphi juga mendapat bantuan buku β buku bacaan dari Perpustakaan Kabupaten Jayapura dan Provinsi Papua, serta Perpustakaan Nasional karena sudah mendapat akreditasi juga. Namun, dalam hal ini Pemerintah Kampung Adat Yoboi menurut wawancara yang dilakukan tidak ada bantuan yang diberikan ataupun kerja sama lainnya. Hal ini kemudian dibenarkan oleh aparat kampung saat ditemui, disampaikan bahwa pemerintah kampung hanya memberikan Surat Keputusan (SK) kepada pemilik Rumah Baca Onomi Niphi sebagai bentuk ketetapan tertulis yang dibuat oleh pemerintah kampung dengan dasar aturan perundang β undangan yang tengah berlaku. Ya jadi itu kami kasih SK saja, sementara inisiatif untuk membangun rumah baca itu Ibu Hanny sendiri, kemudian ada dukungan dari WVI, Dinas Pendidikan (YW/37th). Penggagas rumah baca ini juga kerap kali menjadi pembicara atau narasumber di beberapa komunitas, salah satunya Yayasan SAGU atau yang lebih dikenal 91 dengan nama SAGU Foundation dimana LSM ini berfokus pada pengembangan sumber daya manusia dan penelitian di Papua. Dalam kerjasama yang dilakukan rumah baca bergerak sebagai penyedia layanan dalam hal ini sebagai tempat pelatihan komputer bagi siapa saja yang ingin mengembangkan potensi di bidang teknologi. Kemudian SAGU Foundation sebagai lembaga yang mengeluarkan sertifikat resmi ketika memenuhi capaian pembelajaran komputer. Salah satu anak didik saya itu mendapat sertifikat dari Sagu Foundation dari belajar komputer di sini. Biasa orang datang minta pelatihan itu datang ke rumah baca (HF/52th). Perkembangan teknologi saat ini turut mendukung program β program literasi yang ada di RB Onomi Niphi, dalam akun media sosial seperti facebook yang dapat diakses pada @Rb Onomi Niphi Yoboi, terlihat berbagai kegiatan yang diikuti oleh aktor tersebut sudah sampai di tingkat nasional, bukan hanya sebagai direktur pada rumah baca yang didirikan, melainkan sebagai pegiat literasi di Papua, sebagai narasumber di tingkat nasional, sebagai fasilitator literasi, dan juga menjadi koordinator sekolah lapangan (sekolah alam di dalam hutan sagu). Berbagai kerja sama yang dilakukan oleh aktor rumah baca adalah bagian dari social relations of key players artinya juga bahwa semakin banyak aktor/agen itu berinteraksi satu dengan yang lainnya maka akan semakin banyak juga refleksivitasnya yang dimiliki. Dengan interaksi dan komunikasi yang semakin intens antar agen maka masing β masing aktor/agen ini akan saling melihat tindakan β tindakan yang dilakukan apakah sudah sesuai dengan tujuan awal penetapan, hingga pada akhirnya akan berdampak pada tatanan sosial (Cajaiba-Santana, 2014). Secara makro dalam konteks regional dan sosial dengan cepat berkembang seiring dengan peluang kerja sama yang terjalin, bagaimana aktor tersebut memainkan peranannya, dengan aktivitas kerja sama yang terbentuk membuat pengalaman yang tidak hanya berasal dari dalam Pulau Papua saja dikembangkan tetapi bagaimana potensi dan pengalaman di setiap wilayah di Indonesia bisa dikembangkan dan diperluas lagi dalam konteks sosial yang dimaksudkan. Tetapi perlu diingat bahwa, inovasi sosial ini secara dinamis dapat berubah secara bersamaan dengan 92 waktu dan perkembangan dalam konteks serta kompetensi dari aktor terkait. Pada Tabel V.2 merupakan peran stakeholder pada aktor (agen/agency) dalam aktivitas kegiatan pariwisata alam dan budaya di Kampung Adat Yoboi. Aktivitas wisata alam maupun budaya yang ada di Kampung Adat Yoboi adalah bagian dari potensi kampung yang harus terus dikembangkan nilai kearifan lokal, budaya bahkan potensi buatan yang tersedia di alam. Potensi tersendiri yang dimiliki oleh Kampung Adat Yoboi sangat banyak menarik pengunjung untuk datang berwisata sejak tahun 2018 silam. Laki β laki berumur 39 tahun ditemui di Balai Adat Kampung (Obhe), mengatakan bahwa beliau adalah seorang Ketua Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Kampung Adat Yoboi yang sudah ada sejak 2019 dengan anggota yang berasal dari kampung setempat. Menjadi seorang yang memiliki peranan penting tentang objek β objek wisata kampung, beliau ini juga seorang pegawai pemerintahan di bidang kehutanan dan sekaligus sebagai konten creator yang tergabung dalam satu komunitas wisata di Pulau Papua. Oleh karenanya, pengalaman terkait pengelolaan wisata sudah sangat dikuasai oleh aktor yang satu ini. Aktivitas wisata Kampung Adat Yoboi, peneliti menilai bahwa sudah terdokumentasi dengan sangat baik di media sosial pada platform Instagram yang diberi nama akun @kampungwisatayoboi. Di dalam platform IG tersebut memuat banyak sekali kegiatan yang berhubungan dengan aktivitas wisata Kampung Adat Yoboi, seperti yang sudah berlangsung yakni Festival Ulat Sagu III pada tanggal 21-23 November 2024. Adapun tujuan dibuatnya media sosial ini adalah untuk mengenalkan potensi wisata Kampung Adat Yoboi dengan berbagai tawaran paket wisata yang diberikan guna mendukung pendapatan ekonomi kampung dan tentunya dengan begitu tawaran peluang dan kerja sama akan lebih besar diraih oleh agen di dalamnya. 93 Gambar V. 2 Peran Stakeholder pada Agen/Agency di Kampung Adat Yoboi Sumber: Distrukturkan dengan Kerangka yang Digunakan (Rigg, 2007) 94 Tabel V. 2 Peran Stakeholder pada Aktor (agen/agensi) pada Pariwisata Alam dan Budaya Agen, Agency Peran yang Dilakukan Keterangan Pemerintah Pemerintah Kampung Adat Yoboi Mendanai kegiatan festival berburu (ella).