Hasil Ringkasan
Jurnal Mesil (Mesin Elektro Sipil) E-ISSN: 2723-7052 Vol. 5, No.2, Desember 2024, Hal 1-11 https://doi.org/10.53695/jm.v5i2.1101 Perencanaan Jalur Pedestrian yang Aman, Terkoneksi, dan Inklusif di Kabupaten Pangandaran Kharaz Aljauzi Adam 1* , Anggun Dwi Ermawati 2 , Ervan Aji Jaya Azis 3 & M. Ikhwan Wajdi 4 1,2,3,4 Program Studi Magister Transportasi, Fakultas SAPPK, Institut Teknologi Bandung Email: kharazaljz@gmail.com ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji perencanaan pengembangan jalur pejalan kaki yang aman, terkoneksi, dan inklusif untuk mendukung aktivitas wisata di Kabupaten Pangandaran. Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif kualitatif dengan pendekatan studi literatur. Teknik pengumpulan data meliputi observasi lapangan, dokumentasi, dan studi pustaka. Analisis data dilakukan dengan membandingkan berbagai standar, pedoman teknis, dan praktik terbaik untuk mengidentifikasi kesamaan, perbedaan, dan tren dalam perencanaan jalur pejalan kaki. Hasil utama penelitian menunjukkan bahwa perencanaan jalur pedestrian yang aman dapat dicapai melalui penerapan lebar jalur 2 m, ketinggian 0,4 m dari jalan, dan penambahan fasilitas keamanan seperti bolar dan lampu penerangan. Konektivitas jalur ditingkatkan dengan integrasi zebra cross dan akses ke simpul transportasi. Aspek inklusivitas diwujudkan melalui penyediaan guiding block, ramp dengan kemiringan 8% pada zebra cross, dan desain yang mempertimbangkan kebutuhan penyandang disabilitas. Implementasi desain ini dilakukan pada dua lokasi pilot project: pantai barat dan timur Pangandaran serta pantai Karang Nini, dengan penyesuaian berdasarkan karakteristik topografi masing-masing lokasi. Implikasi dari penelitian ini adalah peningkatan aksesibilitas dan kenyamanan bagi wisatawan, termasuk penyandang disabilitas, serta potensi peningkatan daya tarik wisata Kabupaten Pangandaran. Hasil penelitian ini dapat menjadi acuan bagi perencana kota dan pembuat kebijakan dalam mengembangkan infrastruktur pedestrian yang lebih baik di kawasan wisata. Kata kunci: Jalur pejalan kaki, walkability, kawasan wisata, fasilitas pejalan kaki, infrastruktur inklusif. 1. PENDAHULUAN Transportasi merupakan komponen krusial dalam perkembangan suatu kota, mencakup pergerakan manusia dan barang dari satu titik ke titik lainnya [1]. Dalam konteks pariwisata, transportasi memegang peran vital sebagai penunjang kegiatan ekonomi, khususnya di daerah yang mengandalkan sektor ini sebagai tulang punggung perekonomian, seperti Kabupaten Pangandaran di Jawa Barat. Kabupaten Pangandaran, dengan luas wilayah 1.010,92 km² dan populasi sekitar 436.748 jiwa pada tahun 2022, merupakan destinasi wisata pantai yang populer. Berdasarkan data Dinas Pariwisata Kabupaten Pangandaran Tahun 2023, jumlah kunjungan wisatawan ke Pangandaran mencapai 2,5 juta orang pada tahun 2022, meningkat 15% dari tahun sebelumnya. Namun, hasil survei oleh Dinas Perhubungan Kabupaten Pangandaran tahun 2023 menyatakan bahwa transportasi wisatawan ke Kabupaten Pangandaran menunjukkan 75% wisatawan masih mengandalkan kendaraan pribadi, sementara hanya 5% yang menggunakan transportasi umum dan berjalan kaki. Pengembangan infrastruktur transportasi di kawasan wisata tidak hanya terbatas pada moda bermotor (motorized transport), tetapi juga mencakup moda non-motorized, terutama fasilitas pejalan kaki.