Hasil Ringkasan
PENYESUAIAN MODEL BISNIS BUM DESA DALAM MENGHADAPI TANTANGAN TRANSFORMASI PERDESAAN (STUDI KASUS: BUM DESA NIAGARA, DESA WANGISAGARA, KABUPATEN BANDUNG ) TESIS Karya tulis sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Magister dari Institut Teknologi Bandung Oleh CHICHA MELIANA NIM: 25423030 (Program Studi Magister Perencanaan Wilayah dan Kota) INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG JANUARI 2025 Koleksi digital milik UPT Perpustakaan ITB untuk keperluan pendidikan dan penelitian i ABSTRAK PENYESUAIAN MODEL BISNIS BUM DESA DALAM MENGHADAPI TANTANGAN TRANSFORMASI PERDESAAN (STUDI KASUS: BUM DESA NIAGARA, DESA WANGISAGARA, KABUPATEN BANDUNG ) Oleh Chicha Meliana NIM: 25423030 (Program Studi Magister Perencanaan Wilayah dan Kota) Penelitian ini berfokus pada penyesuaian model bisnis BUM Desa dalam menghadapi tantangan transformasi perdesaan, dengan studi kasus di BUM Desa Niagara, Desa Wangisagara, Kabupaten Bandung. Desa Wangisagara telah mengalami transformasi perdesaan dalam 26 tahun terakhir dan menimbulkan berbagai tantangan dari beragam aspek. Berdasarkan hal tersebut, tujuan utama penelitian ini yaitu untuk mengidentifikasi tantangan transformasi perdesaan dan penyesuaian model bisnis BUM Desa dalam menghadapi tantangan transformasi perdesaan tersebut. Penelitian ini menggunakan strategi penelitian melalui studi kasus dengan pengumpulan data primer melalui wawancara semi terstruktur dan pengumpulan data sekunder. Adapun analisis dilakukan secara kualitatif untuk memperoleh gambaran terkait tantangan transformasi perdesaan yang dihadapi dan penyesuaian model bisnis BUM Desa. Hasil penelitian menunjukan bahwa BUM Desa telah melakukan penyesuaian model bisnisnya dalam menghadapi tantangan transformasi perdesaan melalui pemenuhan permintaan barang dan jasa, penyediaan layanan internet untuk meningkatkan literasi digital, dan akses terhadap pemodalan untuk diversifikasi ekonomi dan peningkatan produktivitas pertanian. Adapun, BUM Desa tidak menyesuaikan model bisnisnya dalam menghadapi tantangan transformasi perdesaan yang makro, hal ini dikarenakan BUM Desa merupakan instrumen yang dimiliki pemerintah desa dan memiliki keterbatasan kapasitas untuk mengatasi tantangan transformasi perdesaan yang bersifat makro. Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa penyesuaian model bisnis BUM Desa penting untuk dilakukan dalam menghadapi transformasi perdesaan dengan tujuan meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Adapun terkait tantangan yang tidak dapat disesuaikan dalam model bisnis BUM Desa, diperlukan kolaborasi antara BUM Desa dan pihak yang berwenang untuk menciptakan proposisi nilai sesuai dengan tantangan transformasi perdesaan yang bersifat makro. Hasil dari penelitian diharapkan dapat memberikan wawasan baru terkait peran BUM Desa dalam menghadapi tantangan transformasi perdesaan. Kata kunci: Model Bisnis, BUM Desa , Tantangan Transformasi Perdesaan Koleksi digital milik UPT Perpustakaan ITB untuk keperluan pendidikan dan penelitian ii ABSTRACT ADJUSTMENT OF THE VILLAGE-OWNED ENTERPRISE BUSINESS MODEL IN FACING THE CHALLENGES OF RURAL TRANSFORMATION (CASE STUDY: NIAGARA VILLAGE-OWNED ENTERPRISE, WANGISAGARA VILLAGE, BANDUNG REGENCY) By Chicha Meliana NIM: 25423030 (Master’s Program in Urban and Regional Planning) This study focuses on adjusting the Village-Owned Enterprises business model to face the challenges of rural transformation, with a case study in Niagara Village-Owned Enterprises, Wangisagara Village, Bandung Regency. Wangisagara Village has experienced rural transformation in the last 26 years and has raised various challenges. Based on this, the main objective of this study is to identify the challenges of rural transformation and the adjustment of the Village-Owned Enterprises business model in facing the challenges of rural transformation. This study uses a research strategy through case studies with primary data collection through semi-structured interviews and secondary data collection. The analysis was carried out qualitatively to obtain an overview of the challenges of rural transformation and the adjustment of the Village-Owned Enterprises business model. The study results show that Village-Owned Enterprises have adjusted their business models in facing the challenges of rural transformation by fulfilling the demand for goods and services, providing internet services to improve digital literacy, and access to capital for economic diversification and increasing agricultural productivity. Meanwhile, Village-Owned Enterprises did not adjust their business models in facing macro-level challenges of rural transformation, this is because Village-Owned Enterprises are instruments owned by the village government and have limited capacity to overcome the challenges of macro-level challenges of rural transformation. From this study, it can be concluded that adjusting the BUM Desa business model is important in facing rural transformation to improve community welfare. Regarding challenges that cannot be adjusted in the BUM Desa business model, collaboration is needed between BUM Desa and the authorities to create value propositions through the challenges of macro-level challenges of rural transformation. The results of the study are expected to provide new insights regarding the role of BUM Desa in facing the challenges of rural transformation.