Hasil Ringkasan
161 BAB VI KESIMPULAN Pada bab kesimpulan akan dibahas mengenai kesimpulan penelitian yang terdiri dari temuan penelitian, kesimpulan, rekomendasi, keterbatasan penelitian, dan saran bagi studi lanjutan dimasa mendatang. VI.1 Temuan Penelitian Ketiga elemen utama model bisnis BUM Desa Niagara mengintegrasikan aspek ekonomi, sosial, dan lingkungan dalam model bisnis yang dijalankan. Sebagaimana dijelaskan oleh Osterwalder dan Pigneur (2010) dalam kerangka Business Model Canvas, elemen-elemen ini memberikan fondasi strategis bagi pengembangan model bisnis yang terintegrasi dan relevan dengan kebutuhan lokal. Berdasarkan pembahasan terhadap hasil penelitian, maka diperoleh temuan-temuan studi menurut sasaran penelitian adalah sebagai berikut: 1) Proposisi nilai BUM Desa Niagara menciptakan manfaat ekonomi, sosial, dan lingkungan melalui pengelolaan sumber daya lokal secara strategis. Pasar desa menjadi pusat aktivitas ekonomi, menyediakan ruang usaha bagi pedagang lokal dan mendukung akses keuangan melalui unit simpan pinjam. Hal ini mendukung pandangan Korsgaard dkk., (2015) tentang pentingnya infrastruktur lokal dalam kewirausahaan berbasis komunitas. BUM Desa juga memberdayakan komunitas dengan membuka akses pasar bagi petani dan sektor informal, sejalan dengan teori North & Smallbone (2006) yang menekankan pemberdayaan berbasis komunitas untuk meningkatkan kapasitas ekonomi dan sosial. Layanan simpan pinjam berbunga rendah mendukung kebutuhan masyarakat, selaras dengan literatur OECD (2001) tentang inklusi keuangan di perdesaan. Selain itu, pendapatan BUM Desa digunakan untuk program sosial seperti renovasi rumah dan dukungan kepada guru ngaji, mencerminkan social value creation (Korsgaard dkk., 2015). Upaya keberlanjutan lingkungan juga dilakukan dengan pemanfaatan limbah organik menjadi kompos dan Koleksi digital milik UPT Perpustakaan ITB untuk keperluan pendidikan dan penelitian 162 promosi teknologi ramah lingkungan melalui dealer motor listrik, sesuai prinsip life cycle perspective dalam TLBMC (Joyce & Paquin, 2016). 2) Arsitektur nilai BUM Desa Niagara mengoptimalkan aset lokal seperti tanah kas desa untuk membangun pasar sebagai pusat ekonomi, mendukung pedagang lokal, dan menciptakan rantai nilai lokal. Temuan ini selaras dengan teori place-based entrepreneurship (Korsgaard dkk., 2023). Kolaborasi strategis dengan masyarakat lokal dan mitra eksternal, seperti PT Madinah Iman Wisata dan Adira Finance, mencerminkan teori embeddedness (Jack & Anderson, 2002; Oinas, 1997), yang menekankan pentingnya hubungan sosial dalam mendukung aktivitas ekonomi. Pengembangan layanan usaha dan infrastruktur pendukung menjadi katalisator inovasi, sesuai dengan konsep milieu inovatif (Camagni, 1991). Infrastruktur yang relevan dengan kebutuhan masyarakat menciptakan dampak ekonomi dan sosial yang signifikan. 3) Model pendapatan BUM Desa Niagara dengan mendiversifikasi model pendapatannya untuk keberlanjutan ekonomi. Sumber utama pendapatan berasal dari retribusi kios dan sewa lapak, mencerminkan pentingnya infrastruktur lokal dalam menciptakan pendapatan berkelanjutan (Laschewski dkk., 2002). Diversifikasi usaha, seperti perdagangan, mini soccer, travel umroh, dealer motor listrik, dan layanan internet, mencerminkan adaptasi terhadap peluang pasar baru, sesuai teori economic diversification (Markantoni & van Hoven, 2012). Sebagian keuntungan dialokasikan untuk program sosial, seperti renovasi rumah dan santunan masyarakat, yang mendukung konsep social embeddedness (Jack & Anderson, 2002). Model pendapatan ini menciptakan ekosistem yang tidak hanya menguntungkan secara ekonomi tetapi juga memperkuat kesejahteraan masyarakat.