ANALISIS RISIKO DAN PREVALENSI KELUHAN MUSCULOSKELETAL DISORDERS (MSDs) PADA PEKERJA KASIR MENGGUNAKAN CMDQ DAN REBA TESIS Karya tulis sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Magister dari Institut Teknologi Bandung Oleh SRI DEWI HANDAYANI NIM: 25322323 (Program Studi Magister Teknik Lingkungan) INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG DESEMBER 2024 1313/S2-TL/KKL/2025 ABSTRAK ANALISIS RISIKO DAN PREVALENSI KELUHAN MUSCULOSKELETAL DISORDERS (MSDs) PADA PEKERJA KASIR MENGGUNAKAN CMDQ DAN REBA Oleh Sri Dewi Handayani NIM: 25322323 (Program Studi Magister Teknik Lingkungan) Musculoskeletal disorders (MSDs) atau gangguan muskuloskeletal terkait pekerjaan adalah salah satu penyebab utama cuti sakit dan kecacatan di berbagai negara. MSDs menjadi salah satu dari tiga alasan paling umum cuti sakit di Austria. MSDs menyebabkan kehilangan hari kerja sebesar 21,4% yaitu 15,8 hari dari total cuti sakit pada tahun 2016 di Austria sedangkan rata-rata cuti sakit di Austria adalah 9,8 hari. Data dari Lembaga Asuransi Sosial di Finlandia (KELA) menunjukkan pengeluaran untuk rehabilitasi MSDs mencapai EUR 41,5 juta. Data ini menjadikan pengeluaran untuk MSDs menjadi terbesar ketiga setelah pengeluaran rehabilitasi untuk gangguan mental/perilaku dan penyakit sistem saraf. Selain data tersebut, kasus MSDs terjadi dengan rata-rata 35 kasus untuk setiap 10.000 pekerja tetap dan menyumbang 29% dari total kasus kecelakaan kerja di industri. Pekerjaan kasir memiliki risiko tinggi terhadap MSDs akibat postur kerja statis dan gerakan berulang. Beberapa penelitian telah mengidentifikasi faktor risiko ergonomi pada pekerja kasir namun kajian menggunakan CMDQ dan REBA dalam menganalisis risiko MSDs pada pekerja masih terbatas. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi prevalensi dan faktor risiko penyebab MSDs pada pekerja kasir, mengidentifikasi hubungan faktor individu dan pekerjaan terhadap keluhan MSDs, serta mengidentifikasi faktor dominan yang mempengaruhi MSDs pada kasir. Studi ini merupakan studi cross sectional yang melibatkan 114 pekerja kasir swalayan dengan usia 18-60 tahun., tidak hamil, tidak mengkonsumsi obat-obatan, dan tidak memiliki riwayat cedera MSDs. Data dikumpulkan melalui pengisian kuesioner demografis, formulir CMDQ dan analisis postur kerja menggunakan REBA. Data ini kemudian dianalisis menggunakan uji Kendall-Tau untuk menemukan korelasi antara variabel independen dan variabel dependen serta uji Mann Whitney U untuk melihat pengaruh variabel independen terhadap keluhan sakit di bagian tubuh tertentu. Uji regresi linear berganda digunakan untuk mengidentifikasi faktor dominan penyebab MSDs. Hasil REBA menunjukkan bahwa sebanyak 1,8% pekerja memiliki risiko rendah, 77,2% pekerja memiliki postur kerja dengan tingkat risiko sedang, 18,4% pekerja memiliki risiko tinggi, dan 2,6% memiliki risiko sangat tinggi sehingga perlu investigasi lanjutan dan perubahan terhadap postur tubuh. Hasil dari CMDQ menunjukkan bahwa prevalensi nyeri tertinggi yaitu pada kaki kanan (86,8%), kaki kiri (84,2%), dan punggung bawah (76,3%). Faktor risiko signifikan yang mempengaruhi keluhan MSDs meliputi usia (p = 2,781 x 10 -8 ), masa kerja (p = 6,66 x 10 -11 ), indeks massa tubuh (p = 1,47 x 10 -7 ), jenis kelamin (p = 0,005), dan postur kerja yang diukur menggunakan REBA (p = 2,2 x 10 -16 ). Uji Kendall-Tau juga menunjukkan arah hubungan positif antara variabel-variabel tersebut dengan keluhan MSDs. Penelitian ini menunjukkan bahwa pekerja kasir dengan risiko postur kerja tinggi memiliki prevalensi MSDs yang lebih besar. Uji regresi linear berganda menunjukkan bahwa faktor dominan yang menyebabkan keluhan MSDs pada pekerja kasir adalah postur tubuh tidak ergonomis. Nilai R 2 =0,6961 menunjukkan bahwa sebagian besar variasi dalam keluhan MSDs dapat dijelaskan oleh variabel independen seperti usia, masa kerja, kebiasaan olahraga, IMT, jenis kelamin, penggunaan hak tinggi, tinggi stasiun kerja, dan skor REBA. Penelitian ini menghasilkan beberapa rekomendasi untuk perbaikan risiko postur kerja kasir yaitu menerapkan postur berdiri dinamis dengan batas aman berdiri 40 menit, menyediakan tempat duduk untuk istirahat, melakukan peregangan ringan setiap 30 menit. Selain itu, perlu adanya penggunaan alas kaki yang nyaman serta matras anti-fatigue. Penggunaan konveyor dan pemindai gemggam direkomendasikan untuk mengurangi risiko cedera akibat membungkuk atau mengangkat beban. Panduan desain ergonomis dari OSHA, seperti ketinggian area kerja yang optimal dan orientasi meja kasir menghadap depan, juga disarankan untuk mendukung kenyamanan pekerja. Kata kunci: gangguan muskuloskeletal, kasir, ergonomi, CMDQ, REBA ABSTRACT RISK ANALYSIS AND PREVALENCE OF MUSCULOSKELETAL DISORDERS (MSDs) AMONG CASHIER WORKERS USING CMDQ AND REBA By Sri Dewi Handayani NIM: 25322323 (Master’s Program in Environmental Engineering) Work-related musculoskeletal disorder (MSD) is one of the leading causes of sick leave. Musculoskeletal disorders related to work are one of the leading causes of sick leave and disability in various countries. MSDs are among the top three most common reasons for sick leave in Austria. In 2016, MSDs accounted for 21.4% of lost workdays, equivalent to 15.8 days out of the total sick leave days in Austria, while the average sick leave in Austria was 9.8 days. Data from the Social Insurance Institution in Finland (KELA) shows that rehabilitation costs for MSDs reached EUR 41.5 million. This makes MSDs the third largest expenditure after rehabilitation costs for mental/behavioral disorders and nervous system diseases.