37 Bab III Metode Penelitian Pada Bab in, metode yang digunakan, teknik pengumpulan data, lokasi dan waktu penelitian, metode analisis data, dan prosedur operasional penelitian akan dibahas. III.1 Pendekatan Penelitian Tujuan studi ini adalah mengevaluasi tingkat kesiapan penduduk lokal dalam mengantisipasi pengembangan Kawasan Industri yang akan dibangun di Kabupaten Takalar. Penelitian dilakukan dengan mengkombinasikan dua pendekatan yaitu kuantitatif dan kualitatif. Pendekatan yang digunakan adalah studi kasus, yang menurut Creswell (2016) merupakan strategi penelitian yang memungkinkan peneliti melakukan pengkajian mendalam terhadap suatu program, kejadian, kegiatan, proses, atau sekelompok individu tertentu. Selain itu juga menggunakan pendekatan komparatif, penelitian komparatif adalah penelitian yang membandingkan dua gejala atau lebih (Ulber, 2009). Pendekatan kuantitatif didasarkan pada filsafat positivisme yang memandang realitas atau fenomena sebagai sesuatu yang dapat diidentifikasi, bersifat stabil, konkret, dapat diamati, terukur, dan memiliki hubungan sebab-akibat antara gejalanya (Sugiyono, 2013). Pendekatan kuantitatif dalam penelitian ini dilakukan melalui penilaian dari pertanyaan wawancara kepada informan kunci yaitu pemerintah desa, dan tokoh masyarakat, hasil penelitian disajikan dalam bentuk tabel, grafik maupun angka-angka. Pendekatan kualitatif adalah metode penelitian yang berfokus pada fenomena-fenomena alami, karena pendekatan ini bersifat mendasar dan naturalistik (Sugiyono, 2013). Pendekatan kualitatif dalam penelitian ini dilakukan melalui analisis isi terhadap hasil wawancara terhadap pemerintah desa mengenai tingkat kesiapan masyarakat desa di wilayah tersebut dalam menghadapi rencana pembangunan Kawasan Industri Kabupaten Takalar. III.2 Metode Pengumpulan Data Dalam penelitian ini pengumpulan data berupa data primer dan data sekunder dilakukan dengan metode sebagai berikut: 38 III.2.1 Survei Instansi Pengumpulan data sekunder dilakukan melalui survei ke berbagai instansi untuk mengetahui kondisi sosial masyarakat dan implementasi kebijakan SKPD dalam mengukur kesiapan warga desa menghadapi rencana pengembangan Kawasan Industri di Kabupaten Takalar. Lokasi survei mencakup wilayah Kecamatan Mangarabombang dan dua belas desa/kelurahan di bawahnya, yaitu Desa Banggae, Bontomanai, Bontoparang, Cikowang, Laikang, Lakatong, Lengkese, Panyangkalang, Pattoppakang, Punaga, Topejawa, serta Kelurahan Mangadu. III.2.2 Wawancara Wawancara dilakukan untuk memahami sejauh mana tingkat kesiapan masyarakat desa terhadap rencana pembangunan Kawasan Industri di Kabupaten Takalar. Pendekatan ini melibatkan informan kunci dengan tujuan menggali informasi berdasarkan pengalaman langsung mereka terkait pembangunan tersebut. Informan kunci yang dipilih adalah individu yang memiliki pengetahuan serta pemahaman mendalam yang dapat memberikan perspektif berharga mengenai isu-isu yang dihadapi. Dengan demikian, informan yang dipilih merupakan orang-orang yang mampu memberikan gambaran yang relatif akurat tentang sikap dan pengetahuan masyarakat, sehingga 6-12 informan saja sudah dinilai cukup (Stanley, 2014). Sebanyak 14 Informan kunci yang digunakan dalam penelitian ini mewakili tiap Desa/Kelurahan di Kecamatan Mangarabombang. Adapun informan kunci yang memiliki pemahaman tentang kondisi masyarakat dan rencana pembangunan kawasan industri, serta dapat mewakili populasi, yaitu masyarakat Kecamatan Mangarabombang, antara lain adalah pemerintah kecamatan, pemerintah desa, dan tokoh masyarakat. Metode pengumpulan data wawancara dilakukan secara mendalam dengan menggunakan teknik semi-terstruktur. Pendekatan ini memungkinkan fleksibilitas dalam menggali informasi yang lebih kaya dan mendalam dari setiap informan. Proses wawancara dimulai dengan penyusunan panduan wawancara yang mencakup pertanyaan-pertanyaan utama terkait tingkat kesiapan masyarakat, persepsi terhadap pembangunan kawasan industri, serta tantangan dan peluang yang dihadapi. 39 Pemilihan informan dilakukan melalui teknik purposive sampling, di mana informan dipilih berdasarkan kriteria tertentu yang relevan dengan tujuan penelitian. Kriteria tersebut mencakup posisi atau peran informan dalam masyarakat, pengetahuan mereka tentang rencana pembangunan, dan keterlibatan langsung mereka dalam isu-isu lokal. Sebelum wawancara dilakukan, setiap informan dihubungi terlebih dahulu untuk mendapatkan persetujuan dan memastikan kesiapan mereka. Proses pengumpulan data berlangsung secara tatap muka di lokasi yang disepakati bersama, seperti kantor desa, rumah informan, atau tempat lain yang nyaman bagi informan. Untuk memastikan validitas data yang diperoleh, dilakukan triangulasi data dengan membandingkan informasi yang diberikan oleh berbagai jenis informan, seperti pejabat pemerintah, tokoh masyarakat, dan warga biasa. Selain itu, data dari wawancara didukung oleh pengamatan lapangan dan analisis dokumen terkait, seperti laporan resmi pemerintah dan berita lokal. Proses triangulasi data melibatkan pengecekan konsistensi informasi antar sumber data, baik itu dari wawancara, observasi, maupun dokumen. Misalnya, informasi yang diperoleh dari tokoh masyarakat dibandingkan dengan data dari pejabat pemerintah atau laporan resmi untuk memastikan keakuratan dan kesesuaian informasi. Selain itu, jika ditemukan perbedaan data, dilakukan klarifikasi lebih lanjut dengan informan yang relevan untuk mendapatkan pemahaman yang lebih komprehensif. Proses dokumentasi wawancara dilakukan dengan mencatat secara rinci jawaban informan dan merekam wawancara dengan izin mereka. Setelah itu, data dianalisis secara tematik untuk mengidentifikasi pola-pola utama dan mengevaluasi tingkat kesiapan masyarakat terhadap pembangunan kawasan industri di Kecamatan Mangarabombang. III.2.3 Observasi Observasi dilakukan untuk melihat keadaan fisik dan lingkungan dari lokasi penelitian. Menurut Sugiyono (2013), pengamatan atau observasi merupakan metode yang tepat digunakan dalam penelitian ketika mengkaji aktivitas manusia, 40 tahapan suatu pekerjaan, kejadian alam, atau saat mengamati responden dalam jumlah yang terbatas. Dalam penelitian ini observasi dibutuhkan untuk mendokumentasikan kondisi sarana prasarana Kecamatan Mangarabombang serta tahapan rencana pembangunan kawasan industri. III.3 Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi penelitian yaitu pada rencana pembangunan Kawasan Industri Takalar tepatnya di Kecamatan Mangarabombang yang mencakupi 11 (sebelas) desa dan 1 (satu) kelurahan. Waktu penelitian yaitu di bulan juli-agustus tahun 2024. III.4 Metode Analisis III.4.1 Analisis Community Readiness Model Pengukuran seberapa siap suatu komunitas dilaksanakan dengan menerapkan metode Community Readiness Model, yang didasarkan pada masukan dari informan kunci. Penghitungan nilai mengacu pada panduan Community Readiness Model handbook (Plested dkk., 2006). Tahapannya adalah sebagai berikut: 1. Setelah mengumpulkan nilai dari tiap responden, tahap berikutnya adalah kalkulasi skor per variabel. Caranya dengan menjumlahkan seluruh nilai suatu variabel lalu membaginya dengan total responden. Contohnya untuk variabel kepemimpinan yang terdiri dari dua variabel operasional: pertama-tama dihitung rata-rata dari dua variabel operasional tersebut untuk setiap responden. Selanjutnya, rata-rata dari semua responden dijumlahkan dan dibagi jumlah responden untuk mendapatkan skor final variabel kepemimpinan. �1̅̅̅̅= �1+�2+�3+⋯+�� � (III.1) �2̅̅̅̅= �1+�2+�3+⋯+�� � (III.2) ∑V1= �1 ̅̅̅̅+�2̅̅̅̅ 2 (III.3) Sumber: Penulis, 2024 (diadaptasi dari Ramadhan, 2015) Keterangan: �1̅̅̅̅ = rata-rata skor dari variabel operasional 1 �2̅̅̅̅ = rata-rata skor dari variabel operasional 2 41 �1 + �2 + �3 + ⋯ +�� = skor tiap responden N = jumlah responden ∑V1 = total nilai variabel umum 1 2. Nilai total kesiapan diperoleh dengan menjumlahkan skor setiap variabel, kemudian penentuan level kesiapan masyarakat, dibuat terlebih dahulu rentang nilai yang akan digunakan. Skala pengukuran yang digunakan adalah 1-5 mengacu pada penelitian sebelumnya untuk menghindari timbulnya jawaban yang bias. Adapun, untuk mekanisme nilai yang digunakan pada tiap variabel menggunakan skala 1-5 dan lebih rincinya dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel III. 1 Mekanisme Penilaian Variabel Pengetahuan Masyarakat Variabel Operasional Penilaian Keterangan Ketersediaan Informasi 1 : sangat tidak tersedia - Aksesibilitas informasi: tidak ada. Informasi tidak disampaikan secara resmi maupun tidak resmi.