150 BAB VI Rekomendasi dan Kesimpulan Bab ini menjelaskan berbagai temuan penelitian, kesimpulan dari hasil analisis, usulan rekomendasi, kelemahan dan saran penelitian lanjutan. VI.1 Temuan Penelitian Temuan penelitian fenomena reinvestasi dan gentrifikasi komersial di Kawasan Malioboro dan sekitarnya, yakni: 1. Pemicu reinvestasi atau kegiatan mengubah fungsi bangunan hunian menjadi bangunan komersial (hotel, toko dan restoran) di Kawasan Malioboro adalah adanya intervensi pemerintah dalam meningkatkan ekonomi kawasan melalui revitalisasi Kawasan Malioboro dan deregulasi terkait kemudahan perizinan dan investasi. Hal ini mendorong masuknya investor swasta dan masyarakat untuk menangkap potensi ekonomi yang lebih tinggi dengan melakukan reinvestasi. Transformasi fungsi bangunan di Kawasan Malioboro didominasi oleh pengembangan menjadi hotel. Hal ini sejalan dengan meningkatnya kebutuhan akomodasi akibat lonjakan wisatawan. Selain hotel, transformasi fungsi juga mencakup toko dan restoran yang memperkuat posisi kawasan ini sebagai pusat ekonomi berbasis pariwisata. Investasi dalam bentuk pembangunan hotel dianggap paling menguntungkan oleh investor, mengingat sektor pariwisata memberikan kontribusi ekonomi yang signifikan. Fenomena ini tidak hanya mendorong bertambahnya hotel skala besar dan menengah, tetapi juga penginapan kecil yang memanfaatkan ruang bangunan hunian. 2. Perubahan penggunaan lahan akibat intensitas konversi lahan hunian menjadi lahan komersial mempengaruhi perubahan kawasan baik secara fisik maupun sosial. Secara fisik, perubahan terlihat dari berkurangnya lahan permukiman khususnya di koridor jalan serta perubahan karakter kawasan menjadi lebih komersial. Sedangkan secara sosial, reinvestasi berdampak pada pergeseran demografis akibat penggusuran masyarakat lokal. 3. Pola harga lahan di Kawasan Malioboro dan sekitarnya terbentuk akibat perubahan penggunaan lahan, permintaan lahan dan peningkatan aktivitas 150 ekonomi kawasan. Kenaikan harga lahan tidak dipengaruhi secara signifikan oleh banyaknya reinvestasi, karena Kawasan Malioboro memang merupakan kawasan komersial. Selain itu, keberadaan Kawasan Cagar Budaya serta situs dan bangunan di dalamnya yang memiliki nilai sejarah dan menjadi daya tarik wisata di Kawasan Malioboro juga berkontribusi pada pola harga lahan. VI.2 Kesimpulan Fenomena reinvestasi di Kawasan Malioboro terjadi sebagai hasil dari intervensi pemerintah melalui revitalisasi kawasan dan deregulasi yang mempermudah perizinan serta arus masuk investasi. Reinvestasi ini ditandai dengan perubahan fungsi bangunan dari hunian menjadi bangunan komersial, yang mencerminkan upaya untuk meningkatkan potensi dan keuntungan yang lebih tinggi. Fenomena ini sejalan dengan teori rent gap yang diperkenalkan oleh Neil Smith pada tahun 1979, yang menyatakan bahwa reinvestasi terjadi akibat adanya perbedaan antara nilai sewa saat ini dan nilai sewa potensial yang lebih tinggi.