37 Bab V Kesimpulan 1. Transpor panas di Selat Makassar memiliki arah selatan di kedua jalur. 2. Transpor panas di kedua jalur dipengaruhi oleh Arlindo ditunjukkan dengan nilai maksimum berada pada kedalaman 0 – 100 m. 3. Transpor panas di Selat Makassar mendapat pengaruh musiman di kedua jalur. Transpor panas mencapai maksimum saat musim timur berlangsung, sedangkan transpor panas minimum saat musim peralihan II di jalur masuk dan saat musim barat di jalur keluar. 4. Terdapat selisih transpor panas rata-rata sebesar 0,03 PW dimana transpor panas rata-rata di jalur masuk lebih besar, selisih dipengaruhi oleh variasi temperatur di jalur keluar yang lebih besar perubahannya terhadap waktu serta pengaruh dinamika perairan lain di selatan Selat Makassar 5. Transpor panas Selat Makassar mendapat pengaruh antar tahunan El Nino dan sedikit pengaruh La Nina. Saat terjadi El Nino transpor panas ke selatan melemah sedangkan saat terjadi La Nina tidak tampak dengan jelas penguatan transpor panas arah selatan, diduga karena puncak La Nina pada penelitian ini berada di antara musim peralihan II dan musim barat, dimana pada musim ini transpor arah selatan melemah. 6. Transpor panas di jalur masuk dipengaruhi oleh Arlindo, musim, dan fenomena antaratahunan, sedangkan transpor panas di jalur keluar selain dipengaruhi oleh Arlindo, musim, dan fenomena antartahunan juga dipengaruhi oleh dinamika perairan di selatan Selat Makassar..