STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA TAMBAK POLIKULTUR DI KECAMATAN CANTIGI, KABUPATEN INDRAMAYU, JAWA BARAT TESIS Karya tulis sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Magister dari Institut Teknologi Bandung Oleh: Gabriel Toen Toen Sahat Tua S. NIM: 21323015 (Program Studi Magister Biomanajemen) INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG Oktober 2024 ABSTRAK STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA TAMBAK POLIKULTUR DI KECAMATAN CANTIGI, KABUPATEN INDRAMAYU, JAWA BARAT Oleh Gabriel Toen Toen Sahat Tua S. NIM: 21323015 (Program Studi Magister Biomanajemen) Komoditas perikanan merupakan salah satu komoditas yang tersedia secara melimpah dan memiliki prospek untuk dikembangkan. Pengembangan komoditas perikanan (khususnya ikan bandeng, udang vaname, dan udang windu) dapat dilakukan melalui budidaya polikultur tambak di Kabupaten Indramayu dengan didukung kondisi ekologis dan geografis. Pengembangan budidaya tambak polikultur tersebut sejalan dengan RPJMN (Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional) tahun 2020–2024 dan RPJMD (Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah) Kabupaten Indramayu tahun 2021–2026. Namun demikian, pengembangan komoditas perikanan melalui budidaya polikultur tambak belum sepenuhnya berjalan secara optimal. Hal ini terindikasi dari penurunan produktivitas ikan bandeng dan udang vaname sebagai komoditas polikultur yang dibudidayakan. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh profil budidaya tambak, aspek teknik budidaya, pemasaran, keuntungan, dan sumber daya manusia serta menyusun tujuan/sasaran, strategi, arah kebijakan, arahan program, indikator program (outcome), dan rekomendasi pengembangan usaha tambak bagi pembudidaya tambak, pemerintah daerah setempat, serta instansi terkait. Penelitian ini dilakukan menggunakan metode deskriptif kuantitatif dengan melakukan pendekatan menggunakan teknik observasi langsung, penyebaran kuisioner kepada responden, serta studi literatur. Uji two-way MANOVA (Multivariate Analysis of Variance) dilakukan untuk menentukan perbedaan pengaruh antara produktivitas ikan bandeng, produktivitas udang vaname, dan keuntungan sebagai variabel dependen terhadap faktor teknis budidaya dan faktor sumber daya manusia sebagai variabel independen. Jenis budidaya pada teknis budidaya yang dilakukan serta tingkat keterampilan sumber manusia yang ada menjadi salah satu kekuatan ataupun kelemahan pada faktor internal usaha budidaya polikultur tambak. Dalam menentukan tujuan/sasaran, strategi, arah kebijakan, arahan program, indikator program (outcome), dan rekomendasi, dilakukan analisis SWOT (Strength-Weakness-Opportunities- Threat) AHP (Analytical Hierarchy Process) menggunakan software Super Decision untuk menganalisis faktor kekuatan serta kelemahan yang merupakan faktor internal serta faktor peluang dan tantangan yang menjadi faktor eksternal pada usaha budidaya polikultur tambak di Kecamatan Cantigi, Kabupaten Indramayu Jawa Barat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa produktivitas ikan bandeng, produktivitas udang vaname, dan keuntungan secara bersama-sama menunjukkan perbedaan terhadap faktor teknis budidaya dan sumber daya manusia. Namun secara individual, produktivitas ikan bandeng, produktivitas udang vaname, dan keuntungan secara bersama-sama tidak menunjukkan perbedaan pada perbedaan faktor teknis budidaya (budidaya tradisional, semi intensif, dan intensif) maupun perbedaan faktor sumber daya manusia (terampil dan kurang terampil). Terdapat 11 strategi pengembangan usaha budidaya polikultur tambak yang dirumuskan berdasarkan metode SWOT dan prioritas strategi diurutkan menggunakan metode AHP. Tiga strategi dengan prioritas tertinggi yang dapat diterapkan antara lain melakukan promosi untuk perluasan jangkauan pemasaran, melakukan penyesuaian grade produk terhadap permintaan pasar, serta pembentukan dan penguatan lembaga pokdakan/kelompok pembudidaya ikan yang terorganisir. Kata kunci: budidaya polikultur tambak, two-way MANOVA, strategi pengembangan, SWOT, AHP ABSTRACT POLYCULTURE POND BUSINESS DEVELOPMENT STRATEGY IN CANTIGI SUB-DISTRICT, INDRAMAYU REGENCY, WEST JAVA By Gabriel Toen Toen Sahat Tua S. NIM: 21323015 (Master’s Program in Biomanagement) Fishery commodities are one of the commodities that are abundantly available and have prospects for development. The development of fishery commodities (especially milkfish, vaname shrimp, and tiger shrimp) can be done through polyculture ponds in Indramayu Regency supported by ecological and geographical conditions. The development of polyculture ponds is in line with the National Medium-Term Development Plan (RPJMN) 2020-2024 and the Regional Medium-Term Development Plan (RPJMD) of Indramayu Regency 2021-2026. However, the development of fishery commodities through polyculture ponds has not fully run optimally. This is indicated by the decline in productivity of milkfish and vaname shrimp as polyculture commodities cultivated. This study was conducted to determine the influence of the profile of aquaculture, aspects of cultivation techniques, marketing, profits, and human resources as well as develop goals / objectives, strategies, policy direction, program direction, program indicators (outcomes), and recommendations for the development of aquaculture ponds for farmers, local governments, and related agencies. This research was conducted using descriptive quantitative method by using direct observation techniques, distributing questionnaires to respondents, and literature studies. A two-way MANOVA (Multivariate Analysis of Variance) test was conducted to determine the difference in influence between milkfish productivity, vaname shrimp productivity, and profit as dependent variables on technical farming factors and human resource factors as independent variables. The type of cultivation in the technical cultivation carried out and the level of human resource skills available to be one of the strengths or weaknesses in the internal factors of polyculture ponds. In determining the goals/objectives, strategies, policy direction, program direction, program indicators (outcomes), and recommendations, SWOT (Strength-Weakness- Opportunities-Threat) AHP (Analytical Hierarchy Process) analysis was conducted using Super Decision software to analyze the strengths and weaknesses that are internal factors as well as opportunities and challenges that are external factors in polyculture ponds in Cantigi District, Indramayu Regency, West Java. The results showed that milkfish productivity, vaname shrimp productivity, and profits together showed differences in the technical factors of cultivation and human resources. But individually, milkfish productivity, vaname shrimp productivity, and profit together did not show differences in differences in cultivation technical factors (traditional, semi- intensive, and intensive cultivation) or differences in human resource factors (skilled and less skilled). There were 11 strategies for the development of polyculture ponds that were formulated based on the SWOT method and prioritized using the AHP method.