1 Bab I Pendahuluan I.1 Latar Belakang Desa Batukaras merupakan salah satu desa di Kabupaten Pangandaran yang memiliki keindahan alam berupa pantainya yang menjadi daya tarik wisata untuk wisatawan (Muftiadi, 2017). Desa ini menjadi tujuan wisata terutama bagi wisatawan lokal yang berasal dari Jawa Barat dan sekitarnya. Namun tidak hanya wisatawan lokal, desa ini juga menjadi salah satu tujuan wisata bagi wisatawan mancanegara. Desa ini setidaknya dikunjungi oleh 410.040 wisatawan setiap tahunnya (Pemerintah Desa Batukaras, 2023). Namun, di balik keindahannya, desa ini menghadapi ancaman bencana alam berupa tsunami. Tsunami adalah serangkaian gelombang yang menjalar dengan periode yang sangat panjang disebabkan oleh adanya gangguan yang terjadi di bawah atau dekat dasar laut, gangguan tersebut dapat berupa gempa bumi, erupsi vulkanik, atau longsor di bawah laut (Intergovernmental Oceanographic Commission, 2019). Tsunami di Indonesia sebagian besarnya disebabkan oleh gempa bumi, hal ini dibuktikan oleh penelitian sebelumnya dengan persentase mencapai 91% (Hamzah dkk., 2000; Triyono dkk., 2019). Salah satu bencana tsunami yang terjadi di Indonesia, yaitu Tsunami Aceh 2004, yang dipicu oleh gempa bumi dengan kekuatan mencapai magnitudo 9,1 yang berlangsung selama kurang lebih 10 menit (Levy & Gopalakrishnan, 2005). Bencana ini merupakan salah satu bencana alam paling merusak yang pernah terjadi, tinggi tsunami maksimum mencapai 35 km dan jangkauan inundasi mencapai 3 km dari garis pantai (Lavigne dkk., 2009). Hal ini menyebabkan dampak yang sangat besar, yaitu terdapat korban jiwa mencapai 283.000 orang atau lebih dan 1,7 juta orang kehilangan tempat tinggalnya (Levy & Gopalakrishnan, 2005). Adapun peristiwa bencana tsunami yang pernah terjadi di Pulau Jawa, tepatnya Pangandaran pada 17 Juli 2006, bencana ini disebabkan oleh gempa bumi berkekuatan magnitudo 7,7. Bencana tsunami ini berdampak pada sekitar 300 km sepanjang pantai di wilayah bagian selatan Pulau Jawa, meliputi beberapa daerah 2 di Jawa Barat dan Jawa Tengah. Salah satu desa yang terdampak adalah Desa Batukaras sebagai salah satu desa yang berada di Kecamatan Pangandaran (Lavigne dkk., 2007) Di samping bahaya tsunami yang pernah terjadi sebelumnya, terdapat potensi bahaya tsunami yang disebabkan oleh gempa bumi megathrust dengan kekuatan mencapai 8,7 Mw mengancam wilayah pesisir selatan Pulau Jawa (Hanifa dkk., 2014; Pusat Studi Gempa Nasional, 2017; Widiyantoro dkk., 2020). Hal ini dapat menyebabkan kerugian yang cukup besar, terutama pada aspek korban dan aspek ekonomi (Amri dkk., 2016). Selain itu, dengan adanya potensi bahaya tsunami ini dan berkembangnya sektor pariwisata di Desa Batukaras karena karakteristiknya yang menarik para wisatawan juga dapat meningkatkan risiko desa ini terhadap tsunami (Nijman, 2021). Oleh karena itu, kesiapan pemerintah setempat dan masyarakat terhadap ancaman bencana tsunami ini perlu ditingkatkan untuk meminimalisir kerugian material dan non-material. Salah satu upaya untuk mewujudkan hal tersebut adalah dengan menyediakan informasi mengenai wilayah yang rentan terhadap tsunami (Paton dkk., 2009). Informasi ini menjadi salah satu hal penting terutama dalam melakukan perencanaan mitigasi dan evakuasi (International Oceanographic Commission, 2022). Informasi mengenai wilayah yang rentan terhadap tsunami sebagai upaya dalam menghadapi ancaman tsunami dapat diperoleh melalui pemodelan numerik, dari hasil pemodelan numerik ini bisa memberikan informasi mengenai tinggi limpasan maksimum dan wilayah yang terendam tsunami (N. Shuto, 1991). Dengan adanya informasi ini, diharapkan dapat menjadi dasar dalam membangun dan merencanakan manajemen risiko bencana di Desa Batukaras. Perencanaan Manajemen risiko bencana dapat lebih ditingkatkan melalui model limpasan tsunami resolusi tinggi, karena dengan model tersebut pihak berwenang dapat melihat potensi bahaya tsunami lebih teliti, sehingga dapat mempersiapkan hal yang dibutuhkan dalam mitigasi tsunami lebih detail lagi. 3 I.2 Masalah Penelitian Masalah yang menjadi dasar dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Dibutuhkan pemodelan limpasan tsunami resolusi tinggi dengan mempertimbangkan kekasaran permukaan agar lebih akurat dan representatif. 2. Bagaimana integrasi data topografi dan batimetri dari sumber yang berbeda dapat dilakukan untuk menyediakan data yang sesuai untuk model limpasan tsunami di Desa Batukaras. 3. Bagaimana sensitivitas model terhadap parameter numerik dan parameter fisik yang digunakan. I.3 Tujuan Penelitian Adapun tujuan dalam penelitian ini terbagi menjadi tiga, di antaranya: 1. Melakukan pemodelan numerik limpasan tsunami resolusi tinggi yang mempertimbangkan kekasaran permukaan di Desa Batukaras.