40 BAB IV HASIL DAN ANALISIS IV.1 Identifikasi Tanah Asli Pada penelitian ini, digunakan sampel tanah yang berasal dari tol Jakarta-Cikampek II Selatan STA +28.000 dengan koordinat (-6.424531, 107.169377). Sampel tanah tersebut diambil dalam kondisis terganggu kemudian dibawa ke Laboratorium Mekanika Tanah Institut Teknologi Bandung untuk diuji bagaimana indeks properties jenis tanah tersebut. Berikut merupakan visual dari sampel tanah yang digunakan: Gambar 4. 1 Foto Sampel Penelitan 41 Gambar 4. 2 Sampel Yang Sudah Kering Udara Gambar 4. 3 Sampel yang Digunakan Untuk Kompaksi IV.1.1 Identifikasi mineralogi tanah Salah satu cara untuk mengidentifikasi tanah apakah ekspansif atau tidak adalah dengan melihat mineral-mineral apa saja yang menyusun tanah tersebut, pada penelitian ini digunakan pengujian XRD atau x-ray diffraction yang dilakukan di laboratorium hidrogeologi pertambangan institut teknologi bandung. 42 Berikut merupakan hasil dari pengujian XRD tanah: Tabel 4. 1 Kandungan Mineral Tanah Crystalline Phase/ Mineral Mass (%) Quartz 67.52 Montmorillonite 8.08 Albite, Calcian, Ordered 18.85 Hallosyte 2.85 Illite 2.37 Epistilbite 0.33 Gambar 4. 4 Quantitative Analysis Result XRD tanah Intensity (cps) 0e+000 1e+005 2e+005 3e+005 Quartz, Si O2, 01-078-2315 Montmorillonite-15A, Na0.3 ( Al , Mg )2 Si4 O10 ( O H )2 !4 H2 O, 00-029-1498 Albite, calcian, ordered, ( Na , Ca ) Al ( Si , Al )3 O8, 00-041-1480 Halloysite-7A, Al2 Si2 O5 ( O H )4, 00-029-1487 Illite-1M, K0.7 Al2 ( Si , Al )4 O10 ( O H )2, 00-029-1496 2-theta (deg) 10 20 30 40 50 60 70 Epistilbite, Na.95 Ca2.85 Al6 Si18 O48 ( H2 O )14, 01-075-0743 *Optimized pattern is displayed. 43 Gambar 4. 5 Perbandingan Pola Difraksi Dengan Mineral Lempung Pola difraksi sampel dibandingkan dengan data mineral lempung yang didapatkan dari https://rruff.info/. Terlihat dari gambar bahwa sampel tanah tersebut mengandung montmorillonite dan kuarsa karna puncak intensitas pola difraksi tersebut mirip dengan pola montmorillonite dan kuarsa. Tabel 4. 2 Mineral Yang Terkandung Pada Tanah Asli Crystalline Phase/ Mineral Mass (%) Quartz 67.52 Montmorillonite 8.08 Albite, Calcian, Ordered 18.85 Hallosyte 2.85 Illite 2.37 Epistilbite 0.33 Tanah asli Montmorillonite Kuarsa 44 Dari hasil yang didapatkan mineral yang paling banyak terkandung di dalam tanah tersebut adalah kuarsa, karena kuarsa merupakan salah satu mineral yang umum di kerak bumi, persebarannya yang luaspun menyebabkan mineral ini menjadi komponen utama dalam tanah di berbagai jenis lingkungan. Selanjutnya terdapat mineral montmorillonite yang merupakan salah satu mineral yang menyebabkan ekspansivitas pada tanah, walaupun hanya mengandung 8% montmorillonite tetapi berbagai faktor lainnya juga bisa mempengaruhi ekspansif tanah, untuk itu dilakukan beberapa pengujian lainnya. IV.1.2 pH Tanah pH merupakan ukuran konsentrasi dari ion hidrogen dalam suatu larutan. ni digunakan untuk menentukan seberapa asam atau basa suatu larutan. Skala pH berkisar dari 0 hingga 14, dan setiap angka pada skala tersebut menggambarkan tingkat keasaman atau kebasaan larutan. x pH 0 hingga 6.9: Asam Larutan dengan pH kurang dari 7 dianggap asam. Semakin rendah nilai pH, semakin asam larutannya. Contoh: cuka (pH sekitar 2-3), jus lemon (pH sekitar 2). x pH 7: Netral Larutan dengan pH 7 dianggap netral. Air murni pada suhu 25°C (77°F) memiliki pH ini. x pH 7.1 hingga 14: Basa (Alkalin) Larutan dengan pH lebih dari 7 dianggap basa atau alkali. Semakin tinggi nilai pH, semakin basa larutannya. Contoh: larutan sabun (pH sekitar 9-10), amonia (pH sekitar 11-12). Berikut ditampilkan hasilpengujian dari pH tanah dengan menggunakan keras pH meter. 45 Gambar 4. 6 Foto Hasil pH Tanah Hasil pH tanah yang didapatkan sebesar 6, ini menunjukkan bahwa tanah ekspansif yang digunakan pada penelitian ini bersifat asam. pH tanah yang bersifat asam biasanya memerlukan penyesuaian pH agar dapat meningkatkan kestabilannya. IV.1.3 Berat jenis Berat jenis tanah (GS) dihitung dengan rumus: Gs = � ��� L Ææ :����?:�����;; Dengan: /éSä P L / � LE:8 � LTéSä P; /O L /LOä P F /L Dimana: Mps.t = Berat piknometer dan tanah kering oven saat pengujian Ms = Berat tanah kering oven Mpw.t = Berat piknometer dan air pada saat pengujian ρw.t = Berat jenis air saat pengujian Gs = Berat jenis tanah Mpws.t = Berat piknometer, tanah dan air pada pengujian V’p = Volume piknometer rata-rata M’p = Berat piknometer rata-rata Hasil pengujian berat jenis yang didapatkan untuk sampel tanah yang digunakan dalam penelitian ini adalah 2.612, ini menunjukkan tanah tersebut masuk dalam kategori lempung/lanau. 46 Menurut Das dalam buku Principle of Geotechnical Engineering berat jenis tanah yang banyak mengandung kuarsa sekitar 2,65 kemudian berat jenis tanah lempung dan lanau berkisar 2,6 hingga 2,9. Tabel 4. 3 Berat Jenis Tanah Berdasarkan Mineral Tanah (Das & Sobhan,2008) IV.1.4 Distribusi Butiran Tanah Untuk mencari distribusi butiran tanah pada penelitian ini dilakukan pengujian analisa butiran berupa analisa saringan dan analisa hidrometer, analisa saringan dilakukan untuk mencari distribusi butiran yang tertahan saringan 200 atau berukuran >0,075, sedangkan untuk butiran yang lolos saringan 200 atau lebih