Hasil Ringkasan
1 ABSTRAK PERANCANGAN FASILITAS PELABUHAN PENUMPANG DI BAWEAN DENGAN PENDEKATAN PLACEMAKING Oleh Martina Oktavia Azizah NIM: 25222009 (Program Studi Magister Arsitektur) Indonesia, sebagai negara kepulauan dengan lebih dari 17.000 pulau, sangat mengandalkan konektivitas antar-pulau untuk keberlangsungan ekonomi dan kehidupan masyarakat, terutama di pulau-pulau kecil. Transportasi antar-pulau menjadi elemen krusial, sebagaimana tercantum dalam GBHN tahun 1999-2004 yang menyebutkan bahwa transportasi adalah urat nadi ekonomi, sosial, budaya, politik, serta pertahanan dan keamanan, termasuk transportasi laut melalui pelabuhan. Secara hierarkis, pelabuhan berfungsi sebagai simpul dalam jaringan transportasi dan pintu gerbang kegiatan ekonomi (PP Nomor 69 Tahun 2021). Pelabuhan Penumpang Bawean berperan sebagai fasilitas transportasi utama bagi masyarakat yang keluar dan masuk Bawean. Selain fungsi utamanya sebagai sarana transportasi laut, pelabuhan ini juga berfungsi sebagai ruang sosial, tempat rekreasi, dan penyelenggaraan acara lokal. Permasalahan timbul ketika seiring berkembangnya waktu, keindahan wisata alam maupun budaya mulai meningkatkan kunjungan wisatawan sehingga Pelabuhan Penumpang Bawean tidak hanya menjadi fasilitas penyebrangan masyarakat saja, akan tetapi sebagai gerbang utama masuknya wisatawan ke Bawean. Hal ini dapat mempengaruhi peran Pelabuhan Penumpang Bawean sebagai tempat kegiatan rekreasi dan sosial bagi masyarakat sehari-hari. Tesis ini bertujuan untuk merancang Fasilitas Pelabuhan Penumpang Bawean agar dapat memenuhi kebutuhan masyarakat lokal dan wisatawan dengan menggunakan pendekatan placemaking. Pendekatan ini dipilih sebagai strategi untuk menciptakan pelabuhan yang berkualitas, yang mengintegrasikan kegiatan masyarakat setempat dengan aktivitas wisatawan. Dengan pendekatan placemaking, rancangan pelabuhan mampu mengakomodasi kegiatan ekonomi, budaya, dan sosial masyarakat tanpa mengganggu fungsi utamanya sebagai terminal penumpang kapal. Untuk mencapai tujuan rancangan, kriteria perancangan disusun berdasarkan kajian pelabuhan dan pendekatan placemaking. Analisis dilakukan terhadap kegiatan masyarakat yang sudah ada di pelabuhan serta potensi lokal, sehingga ruang-ruang yang dirancang dapat dioptimalkan dan terintegrasi dengan kawasan sekitarnya. Penerapan konsep placemaking memungkinkan adanya pelapisan aktivitas sehingga kebutuhan ruang dapat diminimalkan sesuai kebutuhan dan waktu kegiatan. Pembangunan Fasilitas Pelabuhan Penumpang Bawean dengan pendekatan placemaking juga memastikan bahwa rancangan dilakukan secara bottom-up, sehingga masyarakat berpartisipasi aktif dan merasa memiliki fasilitas di dalamnya. Kata kunci: Pelabuhan, Bawean, Placemaking. 2 ABSTRACT DESIGNING PASSENGER PORT FACILITIES IN BAWEAN ISLAND WITH PLACEMAKING APPROACH By Martina Oktavia Azizah NIM: 25222009 (Master’s Program in Architecture) Indonesia, as an archipelagic country with more than 17,000 islands, heavily relies on inter- island connectivity for its economic sustainability and the livelihood of its people, particularly on smaller islands. Inter-island transportation plays a crucial role, as outlined in the 1999- 2004 National Development Guidelines (GBHN), which states that transportation is the lifeblood of economic, social, cultural, political, and defense and security activities, including maritime transportation through ports. Hierarchically, ports serve as nodes in the transportation network and gateways for economic activities (Government Regulation No. 69 of 2021). Bawean Passenger Port functions as the primary transportation facility for people traveling to and from Bawean Island.