26 Bab IV Hasil dan Pembahasan IV.1 Pemisahan Partikel Karet dengan Partikel Non Karet Getah karet merupakan suspensi koloidal yang terdiri dari air dan bahan-bahan kimia yang terkandung di dalamnya. Bahan-bahan kimia ini tidak larut sempurna dalam air, melainkan terpancar secara homegen di dalam air, partikel-partikel ini berukuran sangat kecil sehingga dapat menembus saringan. Bahan kimia yang terkandung di dalam getah karet terbagi atas dua bagian. Bagian pertama merupakan bagian yang terdispersi yang terdiri dari partikel- partikel karet dan bagian kedua merupakan bagian yang mendispersikan yang sering disebut dengan serum, yang di dalam terdapat partikel non karet yang larut dalam air seperti asam amino, protein, garam-garam mineral enzim dan lain- lainya. Untuk memisahkan partikel karet dengan serum dapat dilakukan dengan berbagai cara salah satunya adalah dengan cara koagulasi lateks dengan menggunakan asam asetat. Partikel-partikel karet dilapisi oleh lapisan tipis sejenis protein yang mempunyai kestabilan sendiri sehingga partikel karet akan terdispersi di dalam larutan. Penambahan asam asetat ke dalam getah karet akan menyebabkan turunnya pH lateks (pH lateks = 6,9), sehingga kestabilan dari protein yang mengelilingi partikel karet akan terganggu, dan akibat berkurangnya kestabilan protein ini maka lateks akan mengalami koagulasi/penggumpalan (Zahra, 2006). IV.1.1 Penentuan Konsentrasi Asam Asetat Asam asetat digunakan pada uji pendahuluan proses koagulasi lateks terdiri dari 3 konsentrasi, yaitu 0,5 %, 1% dan 2% (v/v). Asam asetat dengan konsentrasi 0,5% hanya mengkoagulasi sebagian lateks, sedangkan asam asetat dengan konsentrasi 27 1 dan 2 % mengkoagulasi lateks dengan sempurna seperti yang terlihat pada grafik berikut. Gambar IV.1 Grafik pengaruh konsentrasi asam asetat terhadap koagulasi lateks Hasil yang diperoleh ini menunjukan bahwa pH memegang peranan penting dalam koagulasi lateks. Semakin rendah pH larutan maka semakin mudah lateks terkoagulasi. Pada konsentrasi asam asetat 1 % (v/v) pH larutan yang dihasilkan adalah 5, nilai ini lebih rendah dari nilai pH lateks (6,9), sehingga lateks akan terkoagulasi/menggumpal. Oleh karena itu pada tahap selanjutnya asam asetat yang digunakan adalah asam asetat dengan konsentrasi 1 %. IV.1.2 Penentuan Volume Asam Asetat yang Digunakan Hasil uji penentuan konsentrasi asam asetat yang dibutuhkan untuk mengkoagulasi (menggumpalkan) lateks diperoleh konsentrasi minimum yang diperlukan adalah 1 %. Oleh karena itu pada uji penentuan volume asam asetat yang diperlukan menggunakan asam asetat 1 %. Pada uji ini volume getah karet yang digunakan adalah 50 mL. Ke dalam getah karet ini ditambahkan sedikit- demi sedikt asam asetat 1 % hingga semua lateks terkoagulasi, dan hasilnya ditunjukkan pada grafik berikut. 28 Gambar IV.2 Grafik penentuan volume asam asetat yang dibutuhkan untuk koagulasi 50 mL getah karet Hasil yang diperlukan pada uji pendahuluan ini jumLah asam asetat 1 % v/v yang diperlukan untuk mengkoagulasi getah karet 50 mL adalah 80 mL. Dari data ini dapat diperoleh perbandingan setiap 50 mL lateks diperlukan 80 mL asam asetat 1 % v/v. IV.2 Isolasi Protein dari Getah Karet Berdasarkan data yang diperoleh pada uji pendahuluan, isolasi protein dilakukan dengan menggunakan 300 mL getah karet dan 500 mL asam asetat 1 %. Proses pemisahan lateks ini menghasilkan lateks dan larutan serum sebanyak 540 mL. Hasil uji protein terhadap larutan serum dengan menggunakan reagen biuret memberikan perubahan warna larutan menjadi ungu muda. Hasil reaksi ini menunjukan di dalam larutan serum terdapat protein. Uji biuret merupakan salah satu cara dalam mengidentifikasi protein. Larutan biuret yang terdiri dari larutan CuSO 4 dalam suasana basa (NaOH). Warna ungu dihasilkan merupakan senyawa kompleks yang terjadi akibat terbentuknya ikatan kovalen koordinasi antara ion tembaga (Cu 2+ ) dengan atom nitrogen yang terdapat dalam protein. 29 H 2NCH C O NH CH C R O NH CH C R O NH CH C R OH O R + Cu +2 Cu N NN N violet Protein Biru IV (IV.1) Gambar IV.3 Larutan ekstrak protein hasil koagulasi lateks dengan asam asetat 1 % IV.3 Fraksinasi Protein Protein yang terdapat di dalam larutan serum dipisahkan dengan cara fraksinasi dengan menggunakan padatan garam ammonium sulfat. Peningkatan konsentrasi garam yang tinggi akan menyebabkan protein akan mengendap melalui proses dehidrasi molekul protein. 30 Jika terdapat protein di dalam larutan, maka molekul air akan membentuk lapisan di sekitar gugus hidrofobik protein. Pembentukan lapisan ini bertujuan untuk memaksimalkan ikatan hidrogen, keadaan ini kurang disukai karena membutuhkan energi. Adanya konsentrasi garam yang tinggi akan menyebabkan air memutuskan hidrogen yang mengelilingi protein dan berinteraksi dengan ion garam. Karena tidak terdapat molekul air di seklilingi molekul protein maka molekul protein akan saling berintreraksi sehingga terjadi pengendapan protein. Pada proses fraksinasi ini molekul-molekul protein yang mempunyai berat molekul yang lebih besar akan lebih dahulu mengalami pengendapan atau makin tinggi konsentrasi garam makin kecil berat molekul protein yang mengendap (Rosenberg, 1996). Berikut ini data hasil fraksinasi protein dengan menggunakan padatan ammonium sulfat terhadap 500 mL larutan protein. Tabel IV.1 Data fraksinasi protein dengan menggunakan ammonium sulfat No. Konsentrasi (NH 4)2SO4 (%) Endapan yang diperoleh (mg) Uji Protein Supernatan Endapan 1. 0 - + - 2. 10 - + - 3. 20 - + - 4. 30 - + - 5. 40 - + - 6. 50 - + - 7. 60 395,9 + + 8. 70 - + - 9 80 120,7 + + 10. 90 34,2 + + 11. 100 - + - Endapan yang diperoleh dari fraksinasi ini dipisahkan dengan cara sentrifugasi. Pada penelitian ini diperoleh 3 fraksi protein yaitu fraksi 60%, 80% dan 90%. Dari ketiga fraksi ini hanya fraksi 80-90 % yang larut sempurna dalam air, sedangkan dua fraksi lainnya, terdapat bagian yang tidak larut. Uji protein menggunakan reagen biuret terhadap larutan dari ketiga fraksi menunjukan reaksi positif. 31 IV.4 Karakterisasi Protein Fraksi-fraksi protein yang memberikan efisiensi inhibisi korosi dikarakterisasi dengan menggunakan elektroforesis native PAGE.