Hasil Ringkasan
74 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN V.1 Kesimpulan Dari hasil analisa dan pembahasan yang telah dilakukan pada penelitian ini, dapat disimpulkan beberapa hal sebagai berikut: 1. Pembangunan bendung gerak tipe karet (rubber weir) telah lama dikembangkan di dunia. Di Asia Tenggara, khususnya di Indonesia bendung karet banyak dimanfaatkan karena kondisi kepulauan dan pesisir. Masyarakat pesisir muara Sungai Juana provinsi Jawa Tengah mengalami kesulitan mendapatkan sumber air baku berkualitas, baik untuk air bersih, pertanian, dan tambak karena pengaruh intrusi air laut/asin, yang mana hasil analisis panjang pengaruh air laut mencapai ±27 km dari bibir pantai (persamaan Prof. Legowo, 2023). Sehingga, pembangunan bendung karet yang berjarak 12 km dari bibir pantai sangatlah tepat untuk memutus intrusi air laut sekaligus menyediakan tampungan fresh water sejumlah ±3 juta m 3 . 2. Analisis hidrologi di DAS Juana (±1.200 km2) dengan updating data hujan yang ada sampai tahun 2022 didapatkan debit desain Q25 = 419,3 m3/detik yang mana tidak jauh berbeda dari referensi data dokumen desain (PT. Indra Karya, 2022) yaitu Q25 = 410,5 m3/detik. Perbedaan yang kecil terhadap referensi dapat diterima. Selain itu tentunya update data yang lebih banyak menghasilkan nilai statistik yang cenderung lebih akurat. Adapun dari hasil analisis didapatkan debit andalan Q80% sebesar 90,4 m3/detik di lokasi studi. 3. Pengendalian banjir muara Sungai Juana kerap dilakukan dengan cara normalisasi penampang basah lebih ke arah lebar daripada kedalaman, dengan alasan terbatasnya kemiringan dasar sungai (kemirigan lahan dominan datar/low drainability) serta pembangunan/peninggian tanggul. Hasil analisis dari penampang desain didapatkan kapasitas penampang Q25 = 429,1 m 3 /detik, sedangkan perhitungan desain dari PT. Indra Karya sebesar 498,57 m 3 /detik di lokasi studi. Terdapat perbedaan dari hasil perhtiungan, namun digunakan hasil perhitungan dari dokumen desain untuk menjamin keamanan. 4. Desain normalisasi sungai merubah profil dasar saluran secara memanjang sehingga kemiringan dasar saluran menjadi lebih landai dari 0,00018 menjadi 75 0,00005. Hal ini mempengaruhi profil kecepatan aliran yang mengalir pada saluran menjadi lebih lambat pada debit yang sama.