Hasil Ringkasan
5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA II.1 Studi Terdahulu Beberapa studi atau kajian terkait Sungai Juana yang relevan dan telah dilakukan sebelumnya sebagai referensi pada penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Laporan DED JU-11 Juana River Barrage, PT. Indra Karya, 2022 Merupakan laporan bagian dari hasil perencanaan (master-plan) penanganan permasalahan banjir di wilayah sungai Seluna (Serang-Lusi-Juana). Keluaran dari laporan DED JU-11 antara lain berupa desain normalisasi sungai Juana sepanjang ±13km dan desain bangunan bendung karet. Normalisasi sungai didesain untuk banjir kala ulang 25 tahun dengan tinggi jagaan (freeboard) 0,8- 1,0 m. 2. Analisis Penyebab Banjir Kali Juana, Teguh Marhendi, dkk, 2017 Pada penelitian ini disimpulkan bahwa kondisi kali / sungai Juana mengalami pendangkalan akibat kemiringan dasar atau topografi yang landai dan mengakibatkan mudah terjadi sedimentasi sehingga mengurangi kapasitas pengaliran daripada Sungai Juana itu sendiri. 3. Kajian Kerapatan Sungai dan Indeks Penutupan Lahan Sungai Menggunakan Penginderaan Jauh (Studi Kasus: DAS Juana), Alfian Galih, dkk, 2016 Dari penelitian yang dilakukan Alfian Galih, dkk pada tahun 2016 di DAS Juana disimpulkan bahwa sejak tahun 2000 nilai IPL (Indeks Penutupan Lahan) DAS Juana secara keseluruhan menurun. Sedangkan nilai kerapatan sungai DAS Juana didapatkan sebesar 0.5 km/km2 dalam kelas sedang dimana erosi berpotensi cenderung besar dengan arus yang kuat. II.2 Analisa Data Topografi Tujuan dari analisis data topografi adalah untuk mendapatkan informasi mengenai karakteristik sungai dan daerah aliran sungai (DAS), seperti tingkatan sungai, luas DAS, panjang sungai, dan kemiringan sungai. Proses analisis topografi juga mencakup identifikasi jenis dan luas tutupan lahan, serta perhitungan area pengaruh suatu pos hujan, yang sangat penting untuk menghitung curah hujan wilayah di 6 dalam suatu DAS. Semua informasi ini akan menjadi dasar untuk analisis hidrologi, terutama dalam pembentukan model hujan-limpasan di DAS Juana. Data topografi yang diperoleh termasuk data Digital Elevation Model (DEM) dari DEMNAS milik Badan Informasi dan Geospasial dan data tutupan lahan. Data tersebut perlu diolah untuk mendukung proses analisis hidrologi, terutama dalam hal luas DAS, panjang sungai, nilai Curve Number (CN) DAS, dan koefisien pemberat untuk hujan wilayah (metode poligon Thiessen). Dengan menggunakan perangkat lunak berbasis GIS dan HEC-HMS, data topografi dapat dianalisis untuk menghasilkan peta DAS, nilai CN komposit, dan luas poligon Thiessen dari setiap pos hujan. II.2.1 Delineasi DAS Daerah Aliran Sungai (DAS) dapat didefinisikan sebagai suatu area lahan yang terbentang dari puncak-puncak pegunungan, lereng-lereng gunung, hingga dataran rendah di mana air dari curah hujan mengalir melalui sistem sungai ke titik koleksi tersebut. DAS mencakup segala bentuk lahan dan memiliki batasan alamiah yang dapat diidentifikasi seperti puncak pegunungan, sungai utama, atau punggungan tanah yang tinggi. Keberadaan DAS sangat signifikan dalam siklus hidrologi, pengelolaan sumber daya air, dan pemahaman pola aliran air di suatu wilayah geografis. Delineasi Daerah Aliran Sungai (DAS) adalah proses identifikasi dan pemetaan wilayah daratan yang alirannya berakhir di suatu titik tertentu dalam bentuk sungai atau saluran air.